Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Mereka telah sampai di lobi restoran tempat Radit membuat janji. Radit berjalan menuju ke tempat klien, Amara mengikutinya di belakang sambil celingak celinguk menatap sekeliling. Sesekali Radit berbalik dan menyuruhnya untuk mempercepat langkahnya.
Tampak dari kejauhan dua orang asing tengah duduk menunggu kedatangan Radit. Radit mendekat dan menyapa mereka dengan menggunakan bahasa asing. Sedang Amara hanya diam dan memperhatikan mereka Berbicara.
Amara menarik ujung baju Radit "Aku mau es cream,"Pinta Amara.
Radit mengusap wajahnya. "Kamu jangan bawel bisa gak, aku lagi bicara sama klien penting ini proyek besar aku harus mendapatkannya," Ungkap Radit.
"Aku bosen, janji habis itu aku diem. "
Radit tak tahan dengan rengekan Amara,dia meminta pelayan untuk memberinya semangkuk Es Cream. Sementara Radit sibuk membahas kesepakatan Amara hanya sibuk menyantap Es Cream miliknya.
Ternyata Radit dan kien nya itu tak medapati kesepakatan. Klien itu tak setuju dengan persyaratan yang di berikan oleh perusahaan Radit. Radit panik Karena dia mendapati jalan buntu. Tak di sangka Amara membantunya membereskan masalahnya, dia berbicara dengan klien asing itu menggunakan bahasa mereka dan mereka setuju dengan ide yang di berikan Amara.
Radit tak menyangka Amara ternyata Pintar berbahasa inggris. Dia juga bisa membantunya menyelesaikan masalah yang bahkan dia sendiri tak bisa atasi. Radit merasa takjub dengan kepintaran Amara. Dia mengira Amara hanya anak kecil yang tak tau apapun.Radit merasa beruntung Amara ikut bersamanya.
"Karena kita mendapatkan klien ini , kamu bebas mau pesan apa saja,"Ucap Radit.
"Benarkah aku boleh pesan apa saja?"
Amara kemudian memesan semua menu set yang ada di fine dining .Dari Appetizer ,Sup bahkan desert kecuali salad Amara sangat membenci salad. Semua di makannya kecuali Salad.
"Kamu yakin akan memakan semua ini? "
Amara mengangguk " Tentu saja, aku dari dulu ingin banget makan makanan seperti ini. Dulu aku hanya bisa makan nasi bungkus karena aku harus berhemat untuk berobat Ayah dan kuliahku,"Ungkap Amara.
Radit mendengarkan dengan seksama semua yang di ocehkan Amara.Amara terus saja menceritakan kisah masa lalunya bersama sang ayah.
Radit berdiri dan membungkuk ke arah Amara. Amara seketika tersentak dan berhenti mengoceh. Radit mengusap noda di bibir Amara menggunakakan ibu jarinya. Seketika membuat pipi Amara merona, dia tak pernah di perlakukan semanis ini dengan seorang pria. Selama ini Amara tak pernah menjalin Asmara dengan siapa pun karena waktunya habis untuk mengurus sang Ayah.Radit satu satunya orang yang membuat Amara merona.
Hal itu juga membuat Amara berfikir dengan sikap Radit, terkadang dia baik tapi tiba tiba dia bisa menjadi cuek dan sangat menyebalkan .
"Kalo sudah selesai aku antar kamu pulang ke rumah. Bersiap besok kamu sudah mulai masuk kuliah,"Ucap Radit.
"Benarkah? Kenapa baru memberitahuku sekarang, " Sahut Amara.
"Akupun baru di beri tahu sama Kevin.Setelah ini kamu kan bisa bersiap apa saja yang kamu butuhkan untuk kuliah besok. "
"Ada beberapa barang yang harus aku beli. "
"Nanti aku akan minta pak Amir untuk mengantar kemanapun kamu mau pergi."
"Tidak perlu aku bisa pergi sendiri, aku bukan anak kecil yang harus di antar kemanapun,"Ucap Amara.
"Tapi kamu kan belum mengenal daerah sini. Atau aku suruh Kevin untuk mengantar mu ."
"Tidak usah, sudah percaya saja padaku," Kekeh Amara.
Radit menghela nafas "Terserah kalo itu mau mu. Ini ada kartu kamu bisa menggunakannya beli apa yang kamu mau,"Ucap Radit.
Radit memberikan Amara kartu black card. "Untuk apa kartu ini, aku tak tau cara menggunakannya.Berikan saja aku uang tunai. "Amara tersenyum.
Radit sekali lagi mengusap mukanya. "Baiklah nanti aku berikan uang cash,tapi ingat jangan pulang terlalu malam kalo terjadi apa apa padamu bagaimana aku menjelaskan kepada mama. "
Amara mengangguk "Iya aku tau."
Radit memutuskan untuk meninggalkan Amara di dalam restoran sebab Amara masih asik menikmati makanannya.Setelah membayar bil Radit berlalu meninggalkan Amara seorang diri.
Setelah puas dengan makanannya Amara meninggalkan Restoran. Dia berjalan menuju lobi. Amara memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan terdekat. Dia memanggil taxi dan berlalu pergi.
Dukung Author dengan Like, Koment Dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa