Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Sepertinya memang ada acara penting karena di adakan di hotel mewah ,tapi sejauh kaki melangkah Emily tidak menemukan kemeriahan di sana .Bahkan terkesan sepi .
"Apapun yg kamu dengar nanti anggap saja angin lalu ,kamu hanya perlu berdiri di samping saya. "
Emily menoleh ,saat ini tangannya di gandeng
erat oleh pria itu layaknya seperti pasangan saja .
Baru saja memasuki ballroom terdengar suara ceria anak-anak serta suara musik yg keras .Semakin dekat ia bisa melihat sosok yg sedang menggendong anak kecil itu , seperti pernah melihatnya.
"Ayah.."
Emily sontak menoleh menatap Satria , ternyata benar pria paruh baya itu adalah ayah Bos nya .
"Satria.."
Seorang wanita paruh baya maju selangkah menyambut putranya ,tapi matanya itu terlihat heran wanita yg berada di samping sang putra .
"Kamu gak dateng sama Catrine ?"
Suasana yg tadinya ceria berubah menjadi canggung ,bahkan pria kecil yg sedari gendong tadi merengek minta di turunkan .
"Keputusan Satria sudah bulat ,wanita ini lah yg nanti akan menjadi istri dari Satria."
"Jangan macem-macem di acara ulang tahun Reno ,Ayah mengundangmu sendirian bukan malah mengajak jalang ini."
"Dia bukan jalang ,justru wanita yg selalu di bela Ayah ialah yg sebeyjalang itu ".
"Mas .."
Semua mata memandang ke arah sumber suara ,terlihat seorang wanita hamil melangkah ke arah mereka dengan tatapan sendu .
Satria membuang wajahnya malas seperti dugaannya hal seperti ini tidak akan bisa dengan mudah melawan wanita itu .
"Apa maksud kamu mau menikahi wanita itu ,Mas ..?".
Suasana ruangan semakin menjadi memanas
Yg menjadi raja di acara ini segera di singkirkan oleh sang ibu , sepertinya acara ulang tahun yg telah di gelar keluarga Wiratama berakhir kacau karena kedatangan putra semata wayangnya bersama wanita asing .
"Kamu sengaja beberapa kali tidak datang ke pengadilan karena ingin membatalkan gugatan cerai ini ,kan..?"
"Kamu ngomong apa sih Mas..?Aku ini sedang hamil , pengadilan juga pasti tau tidak bisa mengabulkan permohonan ceraimu ."
"Tapi itu bukan anak saya ..!"
"Cukup semua ini ada apa .? Apa cuman ibu yg tidak tau permasalahan ini ? Satria ibu tidak suka kamu menjadi pria pengecut seperti ini. Catrine adalah istri mu ."
"Sepertinya Ayah belum buka mulut akan hal ini ,Satria sudah beri waktu delapan bulan
sesuai janji Ayah akan membicarakan semua ini pada ibu ."
"Tapi semua ini tidak beralasan , Catrine tidak pernah berselingkuh Satria .Ayah sudah menyelidiki nya."
Wanita mengenakan dress berwarna hitam itu maju selangkah menatap sendu wajah suaminya .
"Kamu keterlaluan Mas ..sudah menuduh aku selingkuh sekarang pula tidak ingin mengakui ini anakmu ."
Satria tersenyum miring ,bisa di pastikan jika tidak ada keluarga nya saat ini pasti ekspresi istrinya tidak akan seperti ini . Catrine bagaikan ular berkepala dua.
"Semua bukti sudah saya kirimkan ke kantor mu , Catrine.".
Satria berucap sangat pelan memberi peringatan kepadanya. Wanita itu tidak akan lupa paket berisi foto dan beberapa bukti permainan bejad bersama mantan sahabat nya.
Catrine langsung pucat pasi berusaha bersikap baik-baik saja ini semua keluarga
Wiratama sedang menatap nya .
"Ah ...aaawww..."
Catrine memegangi perutnya yg sudah terlihat membuncit .
"Nak ...Ya Tuhan ..".
Bu Andin segera meraih tubuh menantunya itu walau tak bisa menyanggahnya sempurna.
"Perut Catrine sakit ,Bu..!"
"Iya Nakk. Iya .."
Bu Andin terlihat sangat khawatir berusaha meminta tolong kapada sang anak .
"Satria.. tolong bawa Catrine ke rumah sakit,Nak.."
Satria terlihat acuh karena ia tau ,ini pasti cuma akal-akalan saja toh tadi keadaan wanita itu baik-baik saja.
"Satria ,kamu jangan jadi suami yg tidak bertanggung jawab ,cepat bawa Catrine.!"
Suara sang ibu terdengar semakin meninggi menandakan ini perintah yg tak bisa di tolak .
"Iya ,,Bu..!"
Satria meraih tubuh sang istri dan menggendongnya , diikuti sang ibu yg tidak mau berjauhan dengan menantunya itu karena sedang mengandung cucu pertamanya .
"Mas tidak akan lama diam saja di sini nanti akan ada sopir yg menjemput , hubungi jika sudah sampai rumah, mengerti??"
Satria memberi kesan pada Emily sebelum pria itu berlalu . Sebenarnya ada rasa sedikit berat meninggalkan wanitanya sendirian di antara keluarga nya itu yg sudah pasti belum menerima.
"Satria ayo ,jangan urusin wanita itu dulu ."
Satria terlihat geram oleh putranya melihat Catrine yg kembali meringis membuatnya semakin panik .
"Iya ,,Bu ..Sabar .."
Di dalam mobil hanya ada tiga orang ,Satria , istrinya dan sang Ibu yg masih terlihat gelisah padahal sudah Satria bujuk karena takut sewaktu-waktu penyakit jantung ibunya kambuh.
Tak butuh lama karena posisi hotel tak jauh dari rumah sakit swasta ternama . Catrine segera di tangani ketika mengetahui siapa orang yg datang malam ini .
"Tolong menantu dan calon cucu saya dok ..
Saya tidak mau kehilangan keduanya."
Ujar Bu Andin tangannya menggenggam erat tangan sang dokter sebelum pintu itu tertutup rapat.
"Kalo ada apa-apa dengan cucu ibu ,enggak akan ibu maafkan kamu Satria .Kamu dan Catrine tidak boleh berpisah, Titik..!"
****
Satria memandangi ponselnya menunggu jawaban dari Emily di sana . Seharusnya wanita itu sudah sampai setelah tiga puluh menit yg lalu sang sopir mengabari sedang dalam perjalanan menuju ke rumah.
"Mas ..Maaf baru ngabarin..ini baru sampai rumah."
Terdengar hembusan napas lega ,tadinya Satria malah ingin menghubungi pihak hotel untuk mengecek cctv apakah wanitanya masih ada disana atau tidak.
"Makan duluan ,saya sepertinya tidak pulang dulu ke rumah ."
Satria menoleh ke samping ibunya tidak bisa diam ,masih bergerak gelisah selagi sang dokter masih memeriksa menantunya.
Menunggu balasan selama beberapa detik
Akhirnya suara pesan masuk terdengar.
"Iya ..Mas ..Jangan lupa makan malam juga ya .."
Satria tersenyum tipis ,ada rasa menghangat yg tiba .Dalam beberapa tahun terakhir ia merasa di perhatikan kembali.
"Oke.."
Hanya itu yg Satria ketik ,karena bingung ingin membalas apa lagi . Sejujurnya dari pada bertukar pesan seperti ini , dirinya lebih ingin bisa langsung memeluk tubuh Emily .
"Dok gimana keadaan menantu saya..?"
Sang ibu segera berdiri ketika pintu pemeriksaan di buka .
"Syukur semuanya baik-baik saja ,hanya rasa terkejut yg di alami oleh sang ibu .Jadi saya pastikan jangan membuat ibunya tertekan ,banyak fikiran ya ." Ujar sang dokter tak lepas senyuman itu di berikan.
"Ya Tuhan kasihan sekali menantu saya .."
Satria mengembuskan napas berat ,ibunya ini memang perasa sekali ia selalu berlebihan
jika ada yg sakit di keluarga nya .Apalagi saat ini yg sakit menantu kesayangan nya yg terbaring disana.
"Ingat kata dokter ,kamu jangan terlalu keras sama Catrine .Apapun masalah kalian selesaikan secara baik-baik dan kalian harus tinggal bersama lagi."
"Satria tersenyum miring .
"Tinggal bersama..? Memang ibu yakin menantu kesayangannya itu ...