Aluna yang tidak mau membuat ayah nya malu dan kecewa karena sang kakak menolak menikah dengan pria yang sudah di pilihkan nya, harus rela menjadikan dirinya jodoh pengganti. Sang kakak menolak perjodohan karena lelaki pilihan ayah nya ternyata hanya lelaki biasa yang hanya bekerja sebagai karyawan paprik.
Dengan berbesar hati aluna menerima dirinya untuk menggantikan kakak nya dalam perjodohan yang sudah di atur oleh ayah nya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ucapan pak andi
💞💞💞💞💞💞💞💞💞
.
.
.
⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
" Sayang aku minta uang dong ?" Ucap mala dengan suara manja nya.
Mala sedang merengek minta uang kepada adit padahal baru dua hari yang lalu adit memberi uang 5 juta. Adit memang terlalu royal kepada mala, sampai dia lupa berapa saja uang yang sudah dia hamburkan untuk mala dan mama nya.
" Buat apa lagi sayang ?" Tanya adit sambil mencium pipi mala.
" Aku mau beli baju sayang, lihat nih perut ku sudah mulai buncit. Jadi aku perlu baju baru. " Ucap mala.
" Besok aku transfer ya, 5 juta cukup kan ? Oh iya kapan kita pindah ke rumah orang tua ku ? Mama sudah menanyakan terus menerus, karena aku kan anak satu - satu nya. " Seru adit menyampaikan permintaan mama nya.
" Aku tidak mau tinggal di rumah mu, aku mau tinggal disini saja. Atau kita beli rumah baru saja, lebih baik kita ini belajar mandiri sayang" Ucap mala memilih tinggal di rumah lain daripada dengan mertua nya.
Bagaimana mala mau tinggal dengan mertua nya sedangkan untuk mengurus rumah saja dia tidak bisa. Urusan dapur dia pun tidak tahu apa - apa. Dia juga tidak mau jika mertua nya akrn ikut campur dalam rumah tangga nya, apalagi jika mertua nya tahu mala suka foya - foya dan menghambur - hamburkan uang suami nya.
" Nanti aku coba bicara sama mama dan papa dulu, tapi untuk beberapa hari saja kita menginap di rumah orang tua ku ya. Nanti kalau mereka marah bisa - bisa aku tidak di beri uang, lantas kamu akan shopping pakai uang mana lagi?" Seru adit membuat mala langsung membulat kan mata nya.
Apa yang di katakan adit memang benar, selama ini adit dapat uang memang dari pemberian orang tua nya. Jika orang tua nya marah sudah pasti mereka juga tidak akan memberi uang, dan mala tidak mau semua itu terjadi.
,
" Baiklah nanti sore kita ke rumah mama dan papa mu. Tapi aku hanya mau 2 hari saja, kamu tahu sendirikan kalau aku ini tidak bisa masak nanti di rumah orang tua mu pasti meminta ku untuk memasak " Seru mala sambil cemberut.
" Kamu jangan takut sayang, di rumah orang tua ku ada pembantu yang biasa mengerjakan pekerjaan rumah. Cuma kalau memasak memang mama mengerjakan sendiri karena papa tidak mau makan masakan orang lain." Ucap adit .
Pak andi dan Istri nya pun ikut bergabung dengan anak dan menantu nya yang sedang bersantai di ruang keluarga.
" Lagi bahas apa sih serius banget ?" Tanya pak andi yang sudah duduk di sofa seberang adit dan mala.
" Ini pa kami lagi merencanakan menginap di rumah orang tua ku " Jawab adit dengan sopan.
Mama meri langsung menatap penuh tanya ke arah mala , karena sebelum nya mala tidak membicarakan apapun kepada mama nya. Mala tahu maksud tatapan mata sang mama pun hanya bisa menganganggukan kepalanya saja.
" Kapan kalian berangkat nya ?" Tanya pak andi.
" Nanti sore pa " Jawab adit singkat.
" Kamu yakin sayang mau tinggal sama mertua kamu ?" Tanya mama meri tidak suka.
" Mama kok tanya nya seperti itu sih ? Mereka itu orang tua nya adit berarti juga orang tuanya mala juga. Mala sama adit ini sudah menikah dan sudah sewajar nya mala ikut dengan suami nya. " Seru pak andi menegur istri nya.
Huufffffttt...
Mama meri mendengus kesal, dia tidak setuju dengan pendapat suami nya. Dia juga tidak mau mala tinggal dengan mertua nya , meri takut jika anak nya akan di perlakukan tidak baik oleh mertua nya.
" Kami cuma mau sementara saja kok pa, karena adit akan membelikan rumah baru untuk mala. Iya kan sayang?" Seru mala sambil memeluk lengan adit dengan manja.
" Iya sayang " Jawab adit singkat.
" Wahh.. bagus itu. Mama setuju jika adit beli rumah dengan begitu kalian bisa mandiri " Seru meri berbohong.
Padahal meri sangat senang karena mala tidak jadi tinggal dengan mertua nya, dengan mala punya rumah sendiri dia akan lebih leluasa menguasai adit dan harta adit. Padahal harta yang dimiliki adit semua dari orang tua nya karena adit juga tidak bekerja.
" Iya papa juga setuju. Tapi rumah tidak perlu membeli yang besar - besar dit, yang penting bisa untuk kalian berlindung. Sesuaikan sama keuangan mu, jika ada uang lebih nya bisa untuk kamu buka usaha " Ucap pak andi menasehati. Karena yang pak andi tahu jika adit itu tidak bekerja dan semua uang yang dia punya dari ayah nya.
Adit memang tidak punya pekerjaan tetap, tetapi uang berapa pun yang dia minta akan di tururi oleh ayah nya. Adit juga sering membantu ayah nya melakukan kecurangan di paprik.
" Ihhh papa ini apa - apaan sih ? Kan adit yang mau membeli rumah tapi kenapa papa yang mengatur ?" Seru mala tidak suka.
" Iya nih papa, jangan ikut campur dong. Kan adit yang punya uang dan mau membeli rumah. Sebagai orang tua seharusnya kita bangga karena menantu kita bisa membeli rumah yang besar dan mewah. Tidak seperti menantu miskin mu itu yang hanya bisa tinggal di rumah kontrakan. Sudah mengontrak sempit dan pengap di tambah pekerjaan nya cuma buruh paprik yang gaji nya tidak seberapa itu " Seru meri terus mencibir dan menghina candra.
Pak andi tidak menyangka jika sang istri sangat membenci candra seperti itu, rasa benci begitu besar bahkan menjelekan candra langsung di depan adit yang sama - sama seorang menantu.
" Tidak perlu membanding - bandingkan antara adit dan candra ma. Memang mereka dari segi ekonomi berbeda, tapi insya Allah dalam segi tanggung jawab dan membahagiakan istri mereka sama " Seru pak andi serius.
" Beda dong pa ! Adit orang kaya dan candra orang miskin " Seru mala menanggapi perkataan sang papa.
" Mala kok kamu bisa bicara seperti itu ?. Kaya dan miskin itu sama saja , dan perlu di ingat roda kehidupan itu berputar. Saat ini adit memang mempunyai segala nya tapi siapa yang tahu suatu saat nanti adit tidak mempunyai apa - apa " Ucap pak andi membuat mala dan meri lengsung marah.
" Papa ini apa - apaan sih ? Jadi papa mendoakan adit itu menjadi miskin? " Seru meri tidak suka.
" Iya ini papa ! Seharus nya papa itu mendoakan adit supaya tambah kaya dan bisa membahagiakan mala. Bukan berarti mendoakan adit menjadi miskin. " Seru mala tidak suka dengan perkataan papa nya.
Adit merasa tidak enak dengan papa mertua nya karena mala sudah berani bicara keras kepada pak andi. Biarpun orang yang urakan adit masih bisa bersikap sopan kepada orang yang lebih tua apalagi itu orang tua atau mertua nya sendiri.
" Sayang jangan bicara seperti itu. Bagaimana pun yang di katakan papa memang ada benar nya. Karena hidup kita tidak ada yang tahu." Ucap adit menasehati istri nya.
" Tapi papa sudah kelewatan , masak mendoakan kamu menjadi miskin " Seru mala lagi.
" Maksud papa tidak begitu mala , papa hanya bicara seandainya saja. Karena roda kehidupan itu berputar, apalagi adit ini tidak punya pekerjaan tetap. Alangkah baik nya semua di sesuaikan dengan keuangan kalian. Tapi kalau menurut kalian ucapan papa tidak baik papa minta maaf " Ucap pak andi lebih memilih mengalah daripada harus berdebat dengan anak istri nya.
Selesai bicara seperti itu pak andi langsung bangkit dan pergi ke halaman teras belakang. Dia lebih senang berkutat dengan tanaman hias nya daripada harus berdebat dengan anak dan istri nya, yang pasti tidak akan ada habis nya.
* Kenapa anak dan istri ku menjadi gila harta seperti itu. Aluna kamu kenapa tidal pernah datang menemui papa, papa kangen sama kamu nak. * Gumam pak andi dalam hati nya.
Semenjak acara makan siang waktu itu aluna memang tidak pernah lagi datang ke rumah untuk menemui nya. Bahkan pak andi tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan Aluna , sampai dia tidak mau datang kerumah lagi. Sampai sekarang pak andi belum tahu keributan yang terjadi antara istrinya dan sang anak, Aluna.
********
Maaf ya kak baru bisa up 🙏❤️❤️
KAK JANGAN LUPA KLIK RATE BINTANG 5 YA KAK 🙏🙏
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️