Pernikahan paksa seorang gadis muda yang harus membayar hutang keluarganya dengan seorang pria dewasa yang tak pernah dikenalnya sebelumnya.
memiliki suami yang kaya raya namun tak menjadikan bahagia karena tak selayaknya rumah tangga pada umumnya.
Zeva Ramona di nikahi oleh Dewangga sudiro pria matang yang berusia hampir kepala empat dan belum menikah, membuat keluarganya khawatir dan mencarikannya jodoh
memaksa dewangga untuk setuju dengan pilihan orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi
sekitar pukul satu siang,
"buruan ganti bajumu, sebentar lagi acara akan dimulai" ucap dewa yang juga bersiap pada istrinya
"iya om, sebentar bisa tolong bantu bukakan ini?" zeva meminta dewa membantunya membuka resleting bajunya karena akan berganti dengan gaun untuk resepsi
"ribet!" ucap dewa namun tangannya bergerak membantu zeva
deg
Tiba-tiba jantung dewa berdetak cepat saat kebaya yang zeva kenakan mulai terlepas dan terlihat punggung mulus zeva
"sudah!" dewa menangkalnya
"ini pasti karena sudah lama tak berpacaran" batin dewa dan memalingkan wajahnya
Zeva berlari ke kamar mandi untuk melepas baju dan keluar setelah mengenakan gaun dan sama, zeva tak bisa lagi mengancingkan gaunnya
"bisa tolong sekali lagi om, tangan saya tak sampai" zeva kesulitan namun sangat berani karena tau jika suaminya tak akan tergoda olehnya.
"sudah!" dewa membantu zeva kedua kalinya dan setelahnya keduanya keluar menemui tamu
"itu pengantinnya, ayo foto dulu" ucap bu anggun yang sangat senang anaknya akhirnya menganggalkan status lajangnya dan menikahi wanita yang juga disukai oleh bu anggun
"kita foto keluarga dulu sebelum.tamu ramai berdatangan" ajak bu anggun lagi yang paling bersemangat dalam acara ini
"kenapa berjauhan pengantinnya!" ucap photografernya yang mengarahkan
"yang wanita pegang pundak, yang laki-laki ke pinggang istri"
"ayo dewa, itu sudah ditunggu tamu" bu anggun kesal sendiri dengan anaknya yang sangat sulit dikasih tau
Bu indri dan bu anggun yang maju untuk mengarahkan anak-anaknya
"nah gitu kan bagus!"
"soo sweet sekali kalian" melisa ikut berkomentar
"sa, kamu kapan?" tanya bu anggun
"em, belum pingin tante. Takut punya mertua lebih galak dari pada mama" ucap melisa
"anak ngga bersyukur!" bu rita mengomeli melisa
"bu anggun, padahal saya menunggu loh kita besanan. Selamat ya" ucap tamu yang baru tiba
"iya bu anggun saya pikir juga mau besanan sama jeng ika!"
"kalian ini bisa saja, ini besan saya sudah sah dan kalian jangan berharap lagi" ucap bu anggun
"hahaha"
Bu indri cukup minder dengan keadaannya takut akan membuat besannya malu, nyatanya bu anggun tak mempermasalahkannya dan justru mengenalkan pada teman-temannya juga
"ma, nakula capek, kita pulang ya ma!" nakula merasa lelah dengan acara yang masih belum selesai juga
"bu, kami pamit dulu ya. Saya titip zeva jika ada salah atau pun nakal tolong diberitahu saja. Maaf tak bisa menunggu lebih lama lagi" pamit bu indri pada besannya
"yah sayang sekali, tapi tidak apa-apa bu, kalian hati-hati ya dijalan" bu anggun tak bisa menahan karena adik zeva kasihan masih kecil dan sepertinya lelah
"baiklah kalau begitu saya pamit dengan zeva dan dewa dulu" ucap bu indri
Bu anggun mengiyakan dan tak bisa mengantar karena banyak tamu yang masih belum ditemuinya
"ze, dewa ibu pamit ya. Nakula kecapean ingin pulang" ucap bu indri
"ya sudah ma, nanti zeva menyusul setelah acara selesai" ucap zeva
Dewa yang usianya hanya terpaut delapan tahun dari mertuanya namun tak nampak sama sekali dari wajah dan tubuhnya
"hati-hati dijalan ma" ucap dewa sedikit canggung melihat mertuanya yang masih muda
"terima kasih sudah menolong kami, saya mohon tolong jaga anak saya dengan baik" pesan bu indri pada dewa
"ma, sudah! Nakula sepertinya mengantuk" ucap zeva tak mau rahasianya antara bu anggun dan zeva terbongkar pada mamanya
"iya ma!" jawab dewa
Bu indri lega dan meninggalkan gedung pernikahan anaknya dan mengajak nakula pulang ke rumah yang diberikan oleh bu anggun
bu indri teringat suaminya dan berencana ingin memasak makanan kesukaan sang suami saat mengunjunginya nanti.
Bu indri tak tega melihat pak sigit harus jauh tapi semua demi kebaikan bersama
"pak dewangga, luar biasa selain pintar urusan bisnis juga sangat mahir mencari calon istri"puji salah satu rekan rekan kerja yang datang ke acara pernikahannya
"sudah sah jadi istri" jawab dewa ketus
"nyonya dewa, selamat ya dan semoga kesabarannya ditambah karena anda sepertinya salah memilih calon suami" ucapnya lagi
"sudah sana makan, tuh banyak makanan jangan cerewet" dewa mengusir rekan kerjanya
"jangan didengarkan yang tak penting, dan lagi setelah acara palsu ini kita akan hidup masing-masing seperti semula. Jadi jangan berharap apapun dari saya" ucap dewangga
mengingatkan pada zeva agar tak menaruh perasaan atau harapan. Dewa tahu semua ini hanya untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pandangan orang
"baik om!" jawab zeva
Diapun tak pernah berharap apapun pada pernikahan ini, zeva akan sangat senang masih tetap menjalani kehidupannya dan tak berubah meski sudah menikah
semoga sukaaa ya sama karya baru author
selamat membaca!