Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Pikiran Aaron terbebani dengan kalimat yang Miss Gio ucapkan, dia melajukan mobilnya kencang sedang pikirannya terus terbayang akan pernyataan yang Miss Gio gaungkan tentang Yuna
"Dia tidak memiliki harapan, dan karena itulah dia tidak tertarik siapa gigolonya... Itu jugalah yang menjadi alasan kenapa dia sampai tidak mengenaliku..." pikiran Aaron penuh dengan berbagai prasangka yang jelas benar. Tidak mungkin Yuna sampai tidak sedikitpun menyadari kalau gigolo yang menghabiskan malam dengannya adalah suaminya sendiri, kecuali memang istrinya itu tidak memiliki harapan apapun didalam hidupnya
"Tidak mungkin! Yuna pasti sudah jatuh cinta pada gigolonya... Bercinta malam demi malam__" Aaron mendadak menghentikan pemikirannya lalu menekan kepalanya dengan tangan kiri
"Apa jangan-jangan aku yang telah jatuh cinta padanya?" batinnya bertanya hal paling rasional yang terpikir olehnya
Aaron yang merasa hampir gila membanting setir menepikan mobilnya kesamping trotoar. Dengan pikiran kacau seperti sekarang akan lebih baik bagi Aaron untuk tidak menyetir, pikirannya benar-benar tidak dapat fokus
"Aarrghh..." teriaknya didalam mobil merasa kesal dengan apa yang dirasanya. Aaron sungguh tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan dirinya
"Tidak... Tidak mungkin itu terjadi. Aku memutuskan menyamar menjadi gigolonya bukan karena punya perasaan padanya! Aku hanya ingin menghindari aib menjadi seorang pria yang membiarkan istrinya berzina. Ya! Itulah jawabannya. Aku tidak mungkin memiliki perasaan padanya." Aaron menggelengkan kepalanya mencoba membenarkan asumsi pemikirannya. Dia tidak bisa mengakui punya perasaan pada Yuna yang jelas-jelas sangat dibencinya
"Tidak...tidak mungkin aku mencintai putri dari wanita ja lang itu... Tidak..." teriak Aaron lagi mencoba tetap membantah kata hatinya
"Ini tidak masuk akal! Aku tidak mungkin sepayah ini. Sebentar lagi setelah si tua bangka mati, aku harus segera menceraikannya," kata Aaron meyakinkan dirinya sendiri lalu menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya
"Aku butuh menenangkan diri sekarang!" gumamnya yang kembali melajukan mobilnya menuju cafe terdekat untuk sekedar menikmati segelas kopi agar pikirannya bisa lebih rileks dengan semua masalah yang terjadi
Ckiittt... Aaron memarkirkan mobil mewahnya diparkiran sebuah cafe, dan memandang kearah cafe berdinding kaca tersebut yang terlihat jelas kegiatan para pengunjung didalamnya. Awalnya biasa saja hingga mata Aaron menangkap seorang wanita yang begitu mirip dengan Yuna
"Yuna? Bukankah seharusnya dia di mansion sekarang? Apa yang dilakukannya disini?" pertanyaan beruntun bermain didalam benak Aaron saat menemukan istrinya kini sedang duduk tertawa dengan seorang pria yang tidak terlihat begitu jelas karena posisi duduk si pria yang membelakanginya
Aaron bersegera turun dari mobilnya dan berjalan mendekat kearah pasangan yang sedang tertawa ceria tersebut, tentu saja secara diam-diam agar dirinya tidak ketahuan oleh Yuna
"Ivan Bonnie!!" gumam Aaron saat kini matanya dengan jelas melihat rupa si pria yang sedang tertawa dengan istrinya. Dia langsung mengenali pria itu sebagai pria yang begitu gencar mendekati istrinya waktu di pesta keluarga Argantara
Tangan Aaron terkepal dengan sendirinya, merasa begitu marah dengan apa yang dilihatnya sekarang apalagi dengan kalimat candaan dua manusia beda gender dihadapannya
"Terus bagaimana? Apa kau berhasil melakukannya?" tanya Yuna pada Ivan didepannya yang dengan begitu semangat menceritakan pengalaman hidupnya setelah ditolong oleh Yuna pasca rencana mengakhiri hidupnya
"Tentu saja aku berhasil! Kau tahu! Aku bahkan berhasil memukul telak si kepala botak itu dalam tender setelahnya," jelas Ivan begitu semangatnya. Yuna tertawa lepas
"Ternyata kau mengerikan juga ya?" ujar Yuna sembari menutup mulutnya yang masih saja mengeluarkan tawa
"Tidak! Itu bukan mengerikan, tapi kusebut itu jantan!" seru Ivan dengan bangga
"Tidak! Pria jantan tidak mempermalukan orang, sedang kamu membuatnya malu karena kalah saat itu," tutur Yuna membantah dengan unsur candaan. Ivan ikut tertawa
"Salah sendiri, siapa suruh si botak malu-maluin!" jawab Ivan menanggapi, lalu keduanya tertawa riang bersama
Aaron yang melihatnya semakin dibuat berang oleh perasaan tidak jelasnya
"Ekspresinya sangat berbeda dari saat dia bersamaku! Apa yang Miss Gio katakan ternyata memang benar. Tidak masalah bagi Yuna berhubungan dengan siapapun selama itu bukan Aaron Nelson." batin Aaron mengusap wajahnya kasar saat ingatannya kembali pada saat Yuna menolaknya ketika dirinya ingin menyentuh istrinya itu sebagai Aaron Nelson
"Jangan menyentuhku!!" kata penolakan ini seakan bergema di telinganya. Ternyata sebegitu tidak berartinya dirinya bagi sang istri
"Sialan! Ingin sekali rasanya aku kesana dan memisahkan mereka berdua sekarang juga." gumam Aaron yang merasa begitu kesal, tapi dirinya memilih berbalik kembali menuju mobilnya yang akan membawanya kembali ke kantornya. Akan ada saatnya bagi dirinya untuk memberi hukuman pada sang istri yang dengan beraninya berduaan dengan pria lain. Tapi bisakah dia melakukan itu saat dirinya sendiri yang memberi izin pada sang istri untuk berselingkuh dengan pria lain?
Selepas kepergian Aaron, Yuna menatap ketempat diamana Aaron berdiri tadi
"Huh..."
'Aku pikir tadi aku melihat Aaron!' batin Yuna kebingungan karena jelas dia merasa kehadiran Aaron disana
"Ada apa?" tanya Ivan saat melihat kebingungan diwajah Yuna
"Oh, bukan apa-apa! Aku pikir tadi aku melihat seseorang disana!" tunjuk Yuna kearah belakang Ivan yang langsung membuat pria itu berbalik melihat kearah yang ditunjuk Yuna
"Aku tidak melihat siapa-siapa!" kata Ivan jugajadi bingung
"Mungkin aku salah lihat." jawab Yuna yang kembali menyeruput minumannya lalu bergerak hendak pergi kembali ke mansionnya
"Ivan, sepertinya aku harus segera pulang. Aku sudah pergi terlalu lama, hari bahkan sudah menjelang sore. Pasti Minnie akan khawatir jika aku tidak kembali sekarang,"
"Ah, kamu harus pulang ya? Padahal aku berharap kita bisa menghabiskan waktu lebih lama," ujar Ivan dengan wajah lesu. Yuna menatap pria itu bingung. Entah kenapa Yuna merasa Ivan seakan berkata agar dia tidak meninggalkan pria itu
"Kita sudah menghabiskan waktu selama hampir 4 jam, kurasa itu cukup." jawab Yuna yang menghitungnya sejak dari mereka berkeliling pasar membeli keperluan
"Baiklah, aku tidak bisa memaksamu! Kita masih bisa bertemu lain kali, dan biarkan aku yang mengantarmu pulang." tawar Ivan yang mulai membayar bil mereka lalu mengangkat belanjaan milik Yuna
"Ah tidak perlu! Aku pulang dengan taksi saja. Kamu juga perlu balik segera ke kantormu, bukan?"
"Tidak masalah, aku bisa__"
"Ivan..." panggil Yuna dengan intonasi dalam serta tatapan tajam pada pria yang sudah kelewat baik didepannya. Sayang, Yuna tidak memiliki rasa apapun pada Ivan
"Baiklah! Setidaknya biarkan aku mengantarmu sampai taksi." Ivan langsung menghentikan sebuah taksi lalu memasukkan seluruh belanjaan Yuna kedalamnya, dan juga membayarkan ongkosnya
"Ivan, terima kasih ya! Kamu sangat baik," kata Yuna tersenyum tulus yang mendapat anggukan dari Ivan, lalu Yuna masuk kedalam taksinya
"Yuna, tolong berhati-hatilah dijalan, ya!" peringat Ivan yang merasa berat melihat Yuna akan segera menjauh dari pandangannya. Yuna membalasnya dengan senyuman manis dan kalimat oke-nya
"Bye..." seru Yuna untuk terakhir kalinya lalu taksi itu sudah melaju membawa Yuna kembali ke mansion suami wanita itu
Ivan terus menatap taksi tersebut sampai hilang dari pandangannya, lalu menghembuskan nafasnya. Perasaannya sudah begitu dalam pada Yuna hingga rasanya hampa saat Yuna menjauh darinya, tapi Ivan masih bisa tersenyum senang sekarang. Setidaknya Yuna mau memakai cincin pemberian darinya yang nyatanya adalah cincin yang khusus disiapkannya untuk melamar wanita itu
.
.
.
Selagi menunggu up, jangan lupa mampir di karya temanku ya👇🏼