Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.
Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.
Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.
Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.
Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.
***
Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.
Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kami Menyayangimu, Nya.
"Anya!! Ngapain kamu di sini? Dari tadi kamu dicariin sama yang lainnya, apalagi mas Rama. Kayak orang gila mas Rama dari tadi nyariin kamu." kata Zahra saat melihat Anya yang sekarang berada di balkon paling atas gedung ini.
Tadinya Anya ijin ke toilet pada mbaknya. Karena Zahra sudah menghampiri meja prasmanan yang menyajikan aneka hidangan membuat Anya urung mengajak sahabatnya ke toilet.
Dia pun pergi sendirian, namun saat akan keluar dari toilet Anya melihat dan mendengar dua karyawannya Rama yang mengatakan ingin 'makan hidangan pembuka' dengan suara yang membuat Anya merinding.
Dan yang membuat Anya heran adalah dia orang itu malah melewati tangga darurat di sebelah toilet dan bukan lift.
Anya yang penasaran pun membuntuti dua karyawan berbeda jenis itu ke tangga darurat. Anya mendengar suara lirih dan aneh, dia pun mengikuti arah suara tersebut.
Ternyata yang Anya lihat adalah sesuatu yang membuat dirinya malu sendiri.
Dua karyawan itu berbuat mesum di tangga darurat, bahkan dengan tak tau malunya si wanita mengeluarkan suara aneh dan meminta pasangannya untuk melakukan hal yang lebih dari berciuman.
Akhirnya Anya pun pergi dari sana saat melihat dua sejoli itu mulai membuka celana mereka. Sepertinya area itu memang tak terpantau kamera CCTV.
Dan Anya pun berpikir dia harus memberi tahu mas Rama tentang tangga darurat yang jadi tempat mesum itu agar diberi kamera CCTV.
Anya menggelengkan kepalanya dan merasa bodoh.
"Kau menolak mas Rama, tapi bertingkah seolah-olah kau nyonya pemilik perusahaan ini. Dasar plin plan." gerutu Anya yang mengomeli dirinya sendiri.
Anya pun berjalan menaiki tangga, tetapi Anya yang lupa pintu masuknya tadi pun terus menaiki tangga hingga menuju lantai terakhir.
Dia membuka pintu lantai terakhir itu dan Anya terpesona dengan balkon yang ditata seperti taman dengan beberapa pohon yang berbuah juga tanaman-tanaman hias yang tertata rapi.
Akhirnya Anya pun duduk di salah satu gazebo yang berada di balkon itu. Hingga akhirnya Zahra menemukan dirinya di sini.
"Kamu tau dari mana aku ada di sini?" tanya Anya dengan heran.
"Aku tadi ngecek parkiran, motor kamu masih ada. Kata mas Rama tas kamu juga masih ada di ruangannya. Jadi, sudah pasti kamu masih ada di gedung ini. Dan kamu orang yang senang menyendiri, pasti nyari tempat sepi." kata Zahra padahal tadinya dia hanya menebak saja saat mencari Anya dari lantai yang paling atas.
Anya hanya tersenyum mendengar ucapan Zahra. Gadis itu memang selalu saja bisa menghidupkan suasana. Sifatnya hampir mirip dengan mas Zaki yang selalu bisa menghibur orang-orang di sekitarnya.
"Kamu kenapa lagi sih, Nya?" tanya Zahra dengan heran
"Apa ada hubungannya dengan mas Rama?" tanya Zahra pada Anya.
"Hmm..." jawab Anya sambil mengangguk.
"Kalau kamu gak suka tinggal nolak aja. Gitu aja kok susah sih, Nya." ucap Zahra lalu duduk di sebelah Anya.
"Gak semudah itu, Ra. Posisiku membuat aku tak bisa memilih. Aku berbeda dengan kamu, Ra." kata Anya yang lagi-lagi mengucapkan kalau dia berbeda dengan Zahra dan membuat adik bungsu Raina itu marah dan memukul paha Anya.
"Apa maksudnya kamu beda dengan aku. Ibu, Mas Zaki, mbak Iin bahkan mas Iyan gak pernah membedakan kamu dengan aku, Nya." ucap Zahra dengan kesal.
"Bukan itu, Ra. Aku berbeda karena aku hanya adik mbak April, menantu di keluargamu. Kalau aku menolak mas Rama aku takut nanti akan berpengaruh buruk pada rumah tangga mbak ku." kata Anya yang mengungkapkan kekhawatirannya pada sahabatnya itu.
"Kamu itu kebanyakan belajar, Nya. Makanya gak pinter-pinter." kata Zahra dengan kata-kata absurd nya.
"Darimana kamu kepikiran seperti itu, asal kamu tau aja. Ibu dan mas Zaki bahkan udah nyiapin biaya buat kamu kuliah di Jogja nanti." kata Zahra dan membuat mata Anya melotot saking kagetnya.
"Tapi Oma sama Mas Rama pasti gak akan setuju." kata Anya setelah tadi dia sempat terkejut saat mendengar Bu Vivi dan mas Zaki yang sudah mempersiapkan biaya untuknya kuliah.
"Kata ibu, walinya kamu itu sekarang adalah mbak April dan juga mas Zaki. Dan mbak April itu adalah menantu perempuan ibu satu-satunya juga kesayangan ibu. Mana mau ibu membiarkan Mbak April dan kamu tertekan. Ibu bilang nanti pelan-pelan dia bakalan ngasih tau Oma. Taulah Oma itu kan memang begitu, menggebu-gebu tapi sebenarnya dia baik hati." jelas Zahra panjang lebar.
Anya pun memeluk Zahra, dia begitu terharu mendengar ucapan sahabat sekaligus saudaranya ini.
"Kamu jangan merasa hidup sendirian, kalau kamu begitu sama saja kamu gak menganggap kami sebagai keluargamu. Padahal kami tulus menyayangi kamu, Nya." kata Zahra sambil mengelus punggung saudarinya.
Anya pun tak sanggup menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Aku malu, Ra. Aku malu sama kalian, malu sama mbak April. Aku anak pelakor tapi malah menghancurkan masa depan mbak ku yang merupakan anak dari istri sah." kata Anya disela Isak tangisnya.
"Kalau kamu bilang masa depan mbak April hancur aku benar-benar bakalan marah sama kamu, Nya." kata Zahra pura-pura kesal.
Dia menjauhkan tubuhnya dari Anya agar sahabatnya itu bisa melihat ekspresi kesalnya.
"Maksudnya?" tanya Anya heran.
Dia menyeka air mata yang mengalir membasahi pipinya tadi.
"Mas Zaki gak sehancur itu, Nya. Masa depan mbak kamu itu kan sama mas ku. Dan aku gak terima kamu bilang masa depan mbak April hancur. Sama saja kamu bilang mas ku itu hancur walaupun memang iya, sih " kata Zahra yang sontak saja membuat mereka berdua tertawa geli.
"Aku bayangin kalau mas Zaki dengar, bisa-bisa dia pas bakalan buntuti mbak April sambil terus nanya, sayang kamu bahagiakan menikah dengan abang?" kata Zahra sambil menirukan gaya Zaki yang selalu bucin pada istrinya itu.
Mereka berdua pun tertawa lagi, sampai tak menyadari jika ada orang lain yang berdiri di dekat mereka
"Kalian di sini rupanya, bahagia sekali. Cerita tentang apa, nih?" tanya laki-laki yang terus menerus dihindari Anya.
"Cerita tentang mas Zaki yang suka aneh kalau mode bucin nya aktif." kata Zahra.
Ada rasa tak suka di hati Rama saat Anya bahagia dan tertawa menceritakan lelaki lain. Walaupun itu kakak ipar Anya tetap saja Rama merasa cemburu.
"Kalian sudah makan?" tanya Rama pada dua gadis itu.
Zahra dan Anya pun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa gak makan dulu tadi, ya udah sekarang kita turun. Makan dulu." kata Rama pada dua gadis itu.
Zahra dan Anya pun beranjak dari gazebo yang didudukinya tadi. Mereka segera berjalan menuju pintu sambil berangkulan dan sesekali berbisik lalu tertawa.
Rama pun menghela nafasnya saat melihat Anya yang berlalu begitu saja.
"Begini amat kalau jatuh cinta sama bocah. Bukannya ngajak bareng malah dicuekin. Mau dibalas cuekin tapi kok malah jadi kangen." gerutu Rama.
Akhirnya dia pun menyusul dua gadis itu untuk turun ke ruangan aula. Sepertinya Rama harus merubah metode pendekatan pada Anya.
Gadis itu masih terlalu muda dan justru akan semakin tak suka jika Rama terlalu memaksa.
"Apa besok aku mulai antar jemput dia saja ya. Tapi pasti gak diijinkan sama Mas Iyan dan Zaki." kata Rama yang berbicara sendiri saat di dalam lift.
Jujur saja Rama sudah tak sabar untuk mengikat Anya menjadi miliknya. Rama takut jika Anya justru jatuh hati pada lelaki yang lebih muda dan tampan darinya.
Dia tak bisa membayangkan jika Anya dimiliki oleh lelaki lain. Jika Rahardian menjadi gila karena Raina menikah dengan Bayu, maka Rama mungkin akan lebih parah dari Rahardian. Dia lebih baik mati daripada menyaksikan Anya dimiliki lelaki lain.
♥️♥️♥️
Segitu bucin nya Mas Rama sama Anya. Namun Anya masih belia, justru takut dengan pendekatan kamu yang ugal-ugalan begitu.
Jangan lupa likenya ya 🤗
Kasihan duo cowok tampan dan mapan, selalu dicuekin isterinya, sekali cuekin balik isteri2 yg gak berperasaan, biar tahu rasa dan kelimpungan /Panic//Drowsy/
yg buucciiinnnnn..
❤❤❤❤❤
aku jga mau biar ke mana2 gampang dan gak uaah naik ojek..
hematttt .
❤❤❤❤❤
semoga aja Anya n cabay nya juga tiur baik2 aja ya