Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 26 - Untuk Pertama Kali
Erzan memerintahkan Leo untuk membawa Selena Maiden ke hadapannya, bagaimana pun caranya wanita itu harus ada disini.
Di rumahnya, karena Erzan tidak bisa pergi jauh. Harus selalu berada di sekitar Eleanor.
Erzan harus meminta penjelasan pada wanita malam itu tentang ucapannya pada Austin. Bagaimana bisa dengan lancangnya Selena membicarakan tentang Arra.
Seolah mengenal Arra lebih baik dari dia.
Erzan bahkan mulai berpikir jika jangan-jangan Selena lah yang menyembunyikan Arra selama ini.
Tidak ingin terlalu banyak bertanya-tanya dan kalut' dalam pikirannya sendiri, karena itulah dia ingin Selena datang kemari.
Dan enjelang malam hari itu, Leo mulai menjalankan perintah sang tuan. dibantu olehbeberapa anak buahnya Leo berhasil membekap mulut Selena dan membuat wanita ini tidak sadar.
Ketika terbangun dan membuka mata, Arra sudah berhadapan dengan Erzan.
Deg! kedua mata Arra mendelik. Ini semua masih terasa mimpi baginya. Ruangan ini, pria ini, benar-benar kenangan buruk yang pernah dia alami.
Belum lagi tatapan Erzan yang dingin itu, benar-benar membuatnya lemah.
Tidak, saat ini aku bukan Arra. Aku adalah Selena.
Setiap kali mengingat itu Arra seperti menemukan keberaniannya.
"Lepaskan Aku!" pekik Arra, kini kedua tangannya terikat dia balik kursi, membuatnya tak leluasa untuk bergerak.
Dan mendengar teriakan itu membuat Erzan membatu. Suara yang mengingatkannya kepada Arra.
Namun saat itu pikiran Erzan tak sampai jauh, dia merasa kerinduan ini yang membuatnya selalu terbayang akan sang istri.
"Dimana Arra?" tanya Erzan, dia semakin mendekat dan menatap tajam.
"Mana aku tahu bodoh! lepaskan Aku!!"
Erzan mencekal dagu Arra, membuatnya sulit untuk bicara.
"Katakan, dimana Arra?"
"A-Aku tidak tahu."
"Kapan terakhir kamu bertemu dengannya? dan sejak kapan wanita hina seperti mu berteman dengan istriku."
"Cih!" Arra berdecih, panggilan istri itu benar-benar terdengar lucu di telinganya.
"Arra pergi saat keadaannya kritis, ku rasa sekarang dia sudah mati."
Ucapan Arra itu benar-benar membuat Erzan marah, dia bahkan sampai mengangkat tangan kanannya berniat menampar mulut wanita sialan ini. Namun belum sempat terayun, terdengar suara Eleanor yang menangis kencang.
Erzan langsung berlari ke arah sang anak, dan meninggalkan begitu saja Selena di ruang kerjanya.
Meninggalkan Arra yang seketika itu juga membeku. Untuk pertama kalinya, dia mendengar anaknya menangis.
Arra juga ikut menangis.
"Eleanor," panggilnya lirih, dadanya semakin sesak tiap kali mendengar tangisan Eleanor yang memekik. Arra sangat tahu, ruangan ini hanya bersebelahan dengan kamar sang anak.
Tak kuasa mendengar tangis Eleanor, Arra pun menarik tangannya kuat mencoba terlepas dari tali yang melilit pergelangan tangannya.
Arra terus mencoba, bahkan sampai dia tak sadar jika kedua tangan itu mulai membiru.
Seperti de javu pada kejadian beberapa bulan lalu.
Saat Eudora mengikat tangannya kuat di malam hari, ketika menjelang hari perkiraan lahir.
Bukannya menemani, saat itu Eudora malah menyiksanya. Menunjukkan hal yang akan dilakukan Erzan padanya ketika anaknya sudah lahir.
Lama berusaha dan akhirnya ikatan itu terlepas. Arra dengan segera berlari ke kamar Eleanor dan melihat Erzan tengah menimang anaknya, mencoba menenangkan.
Erzan terlihat seperti seorang iblis ketika sedang bersamanya, namun ketika bersama Eleanor, dia berubah menjadi malaikat.
Arra berdecih.
Tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan dua manik kecil milik sang anak. Eleanor menatapnya yang masih berdiri di ambang pintu.
Seketika itu juga tangis bayi cantik itu mereda.