NovelToon NovelToon
Jerat PINJOL

Jerat PINJOL

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Setia Anak mihaw

Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.

"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.

Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.

Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.

Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?

Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 akun ig

Masih di Kantin Rumah Sakit, saat Nana bertemu Dea, Andi menjaga 2 anaknya.

Nina dan Nino hanya bisa dihubungi Dea melalui sambungan Video call, 2 anak itu terlihat murung, Nina memeluk Andi saat melihat tampilan layar handphone Andi memperlihatkan kondisi Dea yang menggunakan alat bantu pernafasan.

"Mama jangan nangis yah, di Nebu itu gak sakit kok," Nina berusaha menghibur Dea, Pengalaman Nina yang sering menjalani terapi Nebulizer saat dadanya terasa sesak Nina cerita pada Dea, Dea tersenyum sambil mengangkat ibu jarinya.

Dan Andi terus memangku Nina saat Dea bervideo call ini, Andi melihat Dea benar-benar lemah, Video call hanya berlangsung 10 menit karena Nana memberitahukan akan ada visit dokter ke ruangan.

Andi meminta Nana untuk bergantian lagi menjaga Nina dan Nino, Andi harus menemui dokter.

Andi bertemu dengan Dokter yang memeriksa Dea di ruangan perawatan, banyak pertanyaan dari Andi tentang kondisi kesehatan Dea, istrinya. Tampak kekhawatiran yang Andi tunjukan dan Dea hanya tersenyum tipis, hatinya tidak tersentuh dengan perhatian Andi.

"Aku pulang dulu yah, De. Anak-anak gak baik terlalu lama di Rumah Sakit, nanti aku kesini lagi," pamit Andi pada Dea setelah dokter dan perawat pergi untuk memeriksa pasien lain.

"Gak perlu, aku titip anak-anak aja," jawab Dea dingin, Dea tidak ingin Andi mengkhawatirkan dirinya tapi Dea tetap meminta Andi menjaga 3 anaknya saat dirinya dalam kondisi seperti ini.

"Ok," jawab Andi, Andi tidak ingin berdebat, bukan karena ada Ardhan yang selalu mengawasi gerak-geriknya tapi Andi tidak ingin membuat Dea semakin terluka.

Andi kembali meninggalkan ruangan perawatan Dea, sambil berjalan Andi mengingat pembicaraan dengan Dokter tadi.

"Ayo kita pulang," ajak Andi pada 3 anaknya, lamunan membuat Andi cepat berjalan dan bertemu dengan anak-anaknya lagi.

"Bayar Pah," Nana berkata sambil menyerahkan kembali uang yang tadi Andi titipkan, Andi tersenyum lalu mengambil uang 100 ribu dan berjalan menuju kasir kantin di dalam rumah sakit ini.

Andi kembali merogoh lagi dompetnya, uang 100 ribu tidak cukup membayar 3 sarapan anaknya pagi ini.

Andi dan Anak-anak sudah berada di rumah saat ini, Anak-anak sudah berganti pakaian bersih dan Andi duduk di kursi coklat sambil menikmati kopi dan membakar rokoknya.

Banyak pesan chat yang masuk ke handphonenya, Andi memeriksanya satu persatu dan berakhir pada 1 chat yang terkunci.

Pesan masuk dari Firda.

"Yang, kamu kok kabarin aku?"

"Yang, kamu baik-baik aja?"

Dan banyak pesan lagi dari Firda.

Andi membuang nafasnya kasar lalu mulai mengetik pesan untuk Istri mudanya itu.

"Aku baik-baik aja, Dea di rumah sakit dan aku harus jaga anak-anak ku, gimana tidur mu? Kamu ke kantor hari ini?"

Pesan terkirim dan handphone Andi berdering, panggilan masuk dari Firda tapi Andi langsung menolak panggilan itu, Ada Nina yang selalu mondar-mandir mencari perhatian Andi.

"Aku gak bisa jawab telephone kamu, aku di rumah Fir," ketik Andi dan pesan langsung terbaca oleh Firda.

"Aku ke kantor Yang, Gimana kondisi Mbak Dea? Oh iya...nanti malem jangan lupa temenin aku buat USG," dan Andi menepuk dahinya, Malam ini jadwal pemeriksaan kandungan Dea.

"Aku gak bisa janji yah Fir, Aku lagi ada masalah," jawab Andi dan segera meletakan handhonenya karena jeritan Nina yang melengking.

"Kenapa sayang?" tanya Andi yang segera masuk ke dalam rumah.

Nina sudah siap merengek dan Nino tertawa-tawa.

"Aku cuma bilangin Ade Pah, Dia bakal di rumah sendiri, Papa mau kerja, Si Kakak mau ke sekolah dan Aku....Futsal lah,"

Andi langsung mengendong Nina, semua yang Nino katakan benar, Nana masih harus mengikuti class meting, Nino harus mengikuti latihan Futsal dan dirinya harus bekerja.

Yah Andi masih harus datang ke kantor di hari sabtu, jadwal jam kerja memang sampai jam 12 siang saja tapi Andi tidak pernah sekalipun pulang cepat di hari sabtu, Hari sabtu itu waktu yang Andi berikan khusus untuk Firda karena di hari kerja lainnya Andi hanya bisa menghabiskan waktu bersama Firda sampai jam 10 malam saja.

"Ade ikut Papa ke Kantor aja yah,"

"Boleh, Pah?" tanya Nina, Nina tidak begitu yakin dengan ajakan Andi, saat dengan Dea, Dea selalu melarang anak-anak untuk menganggu Andi bekerja.

"Boleh lah, Papa Itu boss di kantor, kamu jadi anak Boss nanti di kantor Papa," celetuk Nino dan Andi tersenyum untuk Nino, Andi mencium pipi Nina.

"Boleh sayang," jawab Andi dengan lembut, Nina tersenyum tenang.

Saat Nana pamit untuk pergi ke sekolahnya, Andi harus mengeluarkan uang cash lagi, kali ini 100 ribu uang Andi berikan pada Nana, Nana harus menggunakan ojek untuk berangkat ke sekolah karena akan semakin terlambat bila berangkat bersama Andi, belum lagi untuk makan siang karena Dea tidak menyiapkan bekal dan tentunya ongkos kembali ke rumah ini.

Andi kembali sadar, uang harian yang dia berikan untuk Dea di rumah ini ternyata sangat minim dengan kebutuhan 3 anak-anaknya.

"Pah...uang jajan aku gimana?" kini Nino yang bertanya, Nino sudah siap berangkat dan menunggu uang bekalnya juga dari Andi.

Andi tertawa kecil lalu duduk samping Nino yang sedang memakai sepatu.

"Berapa kebutuhan Abang hari ini?"

"Wah kalo ngomong kebutuhan sih banyak lah Pah tapi Mama bilang kita harus sadar sama keadaan," jawab Nino dan Jleb kata-kata Absurd dari Nino menghantam hati dan isi kepala Andi.

Andi mengacak-acak rambut Nino, ternyata Nino sudah besar dan dibanding 3 anaknya yang lain, Nino ini lebih berkata-kata dengan kalimat yang tajam walaupun diucapkan dengan gaya yang santai, mungkin hampir mirip seperti diri Andi sendiri.

"Thanks Pah, uang ini cukup buat hari ini," Nino mencium punggung tangan Andi setelah menerima uang 50 ribu dari Andi.

"Inget makan yang bener bocil, kalo makan sedikit nanti sakit perutnya," pesan Nino sambil mencolek Pipi Nina, pesan yang sangat bermanfaat untuk Andi mengenai Nina yang akan menjaga anak kecilnya hari ini.

"Abang bawel," sahut Nina dengan kesal, Nino ini selalu menggoda dirinya dan Nino tertawa-tawa, Nino pergi dengan mobil jemputan dan kini hanya ada Andi dan Nina di rumah.

Andi meminta Nina untuk menonton televisi dulu, Andi harus mandi dan bergantian pakaian.

Dan percayalah, ini tidak mudah untuk Andi, baru saja Andi masuk ke dalam kamarnya, Nina sudah bertanya tentang jam keberangkatan mereka nanti.

Saat Andi sudah memakai celana jeans dan kemeja lengan pendeknya, Nina bertanya lagi.

"Papa kok pake kemeja?, ini kan hari sabtu, Papa biasanya pake kaos,"

Andi tertawa kecil lalu menjawab pertanyaan Nina.

"Papa lagi mau pake kemeja ini, kemeja ini Mama yang beliin," jawab Andi dan Nina tersenyum, jawaban Andi membuatnya hatinya senang.

"Papa kangen Mama yah?"

Dan Andi lagi-lagi tertawa , anak-anak ini begitu dekat dengan Dea, semua hal selalu dikaitkan dengan Dea.

Lagi-lagi Andi harus tersenyum, selama perjalanan menuju kantor, Nina tidak berhenti bertanya ini itu pada Andi, Biasanya saat mereka jalan-jalan ada Dea yang menjawab semua pertanyaan anak-anak, kini hanya ada Andi seorang diri jadi harus Andi akui ini tidak mudah, Andi juga tidak mungkin tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Nina, Nina adalah Anaknya, Andi selalu berusaha menjadi Ayah yang baik untuk 3 anaknya.

Kedatangan Andi ke kantor memang terlambat tapi semua orang mengerti, Andi menjadi orang nomor 2 di kantor ini dan kebetulan juga ini hari Sabtu, mereka tidak akan terlalu sibuk seperti hari kerja lainnya.

Nana di sambut oleh teman-teman Andi terutama Lisa, Assiten Andi.

"Mama kemana sayang?" tanya Lisa pada saat Nina di bantu Andi melepaskan jaketnya, mereka sudah di ruangan kerja Andi.

Dengan malu-malu Nina menjawab, " Mama nya di rawat di rumah sakit,"

"Serius, Pak?" Lisa langsung bertanya pada Andi setelah mendengarkan jawaban Nina.

"Iya, kemaren malem di bawa ke UGD," jawab Andi dan Lisa berdecak.

"Udah tau istri sakit masih ke kantor aja,"

"Meeting Sa, Persiapan minggu ini, saya gak mau target bulan ini gak tercapai lagi," jawab Andi dan Lisa mengkerucutkan bibirnya, bingung ketika ingin berkomentar lagi, meeting penting tapi keluarga juga penting.

"Siapin anak-anak deh, Sa." Perintah Andi pada Lisa, Andi tidak ingin membuang waktu, banyak hal yang harus lakukan hari ini.

Di ruangan meting kantor nya, Andi membuka pintu ruangan kerja juga pintu ruangan meting ini, Ada Nina yang selalu mencari keberadaan Andi.

Andi mencoba fokus dengan meeting teamnya, sesekali Andi tersenyum saat Nina melambaikan tangannya ke arah Andi, Nina hanya berada di depan pintu ruang meeting dan 2 x Andi mengangkat ibu jari nya untuk Nina saat Nina menunjukan dari jauh hasil coret-coretannya.

1 jam kemudian Meeting selesai, Andi mengenggam tangan Nina untuk masuk kembali ke ruangan kerjanya.

Andi meminta kembali Nina untuk duduk di Sofa ruang kerjanya, masih banyak yang harus Andi kerjakan.

"Nina nya dikasih handphone, Pak. Biar anteng," saran Dwi, Finance Manager yang datang keruangan kerja Andi, Dwi membawa hardcopy pengajuan bulanan.

"Anak saya belum di kasih Handphone sama Mamanya, Abangnya yang kelas 6 aja belum punya handphone," jawab Andi sambil tersenyum.

"Serius Pak, Trus kalo tugas sekolah gimana?" tanya Dwi hampir tidak percaya, rasanya hampir semua anak sekarang memiliki handphone pribadi.

"Di rumah ada komputer, lagian di sekolah anak saya gak yang namanya tugas di share via chat, anak-anak harus peduli di kelasnya," jawab Andi dengan yakin.

"Yang udah boleh pegang cuma Nana doang, udah SMA kan Pak?" Celetuk Lisa yang memang sedang berada diruangan Andi, Lisa harus merapihkan file bulanan di meja Andi.

"Iya, itu juga medsos nya cuma Wa doang, Mama nya ngelarang keras anaknya buat punya IG, FB," jawab Andi dengan bangga, Yah, Dea memang keren mendidik anak-anaknya.

"Hebat banget," puji Dwi dan Andi tersenyum.

"Yang hebat Bapaknya tau Mbak Wie, IG aja punya 2 akun," canda Lisa menggoda Andi, Andi tertawa dan Dwi mengkerucutkan bibirnya.

"Itu sih kriminal,"

Cuit Dwi dan Lisa tertawa mendengarkan cuitan dari Dwi.

1
Naftali Hanania
kebayang stres nya dea...anak 3 butuh biaya banyak malah ke jebak pinjol....aku kok jd deg²an mau lanjut baca....😁✌️
Naftali Hanania
kasian ya sama yg kena pinjol...semoga kita gak sampek ngerasain
Naftali Hanania
duh..baru mulai baca aja udah nano² rasanya...sumpah...ngeri bgt sm pinjol 🤢
Tutik Sriwahyuni
jeratan setan kotak sungguh meresahkan..... jd hidup kudu ati-ati
Kanaya: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Hkaaid Anz
/Facepalm/
Siti Sugiarti
si andi bener2..bukannya jagain anak
Siti Sugiarti
mantap bun..selamat idul adha..
Umma Nina: selamat idul adha juga kak...sehat terus yah kak, titip salam buat jagoan🥳 nya kakak
total 1 replies
Siti Sugiarti
mantep banget dah si andi..
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
Siti Sugiarti
semangat mama dea..
Siti Sugiarti
kaya pinjol ilegal begitu bun..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
Siti Sugiarti
bikin curiga aja andi..jangan2 bukan duit vendor lagi..duit buat selingkuhanya..
Siti Sugiarti
makasih bun udah update lagi..
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀
hem betul pinjol tuh sangat menggiurkan bagi mereka yang hobi utang sana sini,😁 tanpa sadar telah melompat kedalam lubang sebenarnya. tak jarang yang suka terlibat pinjol tuh stress kadang berujung Bundir😱 serem amat dah yg namanya pinjol tuhhhh
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀: Aamin terimakasih 🙏 Doa yang sama buat akak dan keluarga ya
pasti bisa kak. semangat terus ya
Umma Nina: terima kasih buat dukungan nya Kakak, semoga saya bisa ikutin jejak kakak dalam menulis novel...

sukses selalu buat kakak❤️❤️❤️❤️❤️
total 2 replies
Siti Sugiarti
apa jangan2 andi selingkuhnya ama ifa ya ??
Siti Sugiarti
uodate lagi ya bun ntar malem..
Siti Sugiarti
semangat terus dea..and happy
birthday.
Siti Sugiarti
sabar ya de..insya allah ada jalan keluar klo niat kita emang baik de..
Siti Sugiarti
semangat bun...
Siti Sugiarti
sungguh seperti kisah nyata..gali lobang tutup lobang bun..
semangat .
MindlessKilling
Karya ini adalah perpaduan sempurna antara bakat penulis dan ide cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!