NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyukai

Anggasta yang memejamkan mata dan bersedekap lalu manggut-manggut mendengarkan keceriwisannya Intan, menghela napas sepanjang-panjangnya saat keceriwisannya Intan masih berlanjut panjang .

"Oh, aku seharusnya memanggil Kakak Anisa, ya, Mas. Dia, kan lebih tua lima tahun dariku"

"Hmm"

"Eh, aku nggak bawa baju hangat. Gimana dong? Kayaknya Bromo itu dingin banget dan kalau lihat sunrise harus bangun pagi. Jadi butuh banget dong baju hangat dan itu, Mas"

Intan menepuk bahu Anggasta.

Anggasta menoleh kaget ke Intan, "Apa?!"

"Jangan ngegas dong! Aku cuma mau bilang, emm, penutup kepala, tapi bukan topi apa hayo?"

"Nggak tahu" Anggasta kembali memejamkan mata.

"Jawab dulu, Mas! Aku lupa namanya. Penutup kepala yang bisa menghangatkan tapi bukan topi"

Wah, lebih panjang dari kasih Ibu, nih. Astaga! Ceriwis banget, sih, dia. Pengen aku kucir tuh bibir. Batin Anggasta kesal.

Intan menggoyang lengan Anggasta sambil merengek, "jawab dulu, Mas. Kalau belum menemukan jawabannya aku nggak bisa tidur nanti"

Anggasta mendengus kesal lalu menjawab, "Ketu"

"Bukan"

"Topi rajut"

"Bukan juga"

"Kopiah"

"Yeeahhh, kok, kopiah, sih. Ayo mikir lebih keras lagi, Mas!"

Anggasta sontak menoleh ke Intan dan menghunus tatapan tajam sambil menggeram, "Kamu yang lupa, aku yang disuruh mikir keras?"

Intan meringis lebar lalu dia menepuk bahu Anggasta sambil memekik, "Aha! Bucket Hat. Iya, aku punya Bucket hat di rumah, tapi nggak aku bawa"

Anggasta tersenyum kesal dan saat pria tampan itu ingin memejamkan mata kembali, Intan dengan santainya menarik lengan sambil bertanya, "Kalau topi bisa menghangatkan kepala. Lalu, yang bisa menghangatkan hati apa, Mas?"

"Bodo amat! Aku mau tidur" Anggasta menarik lengannya dan Intan menahan lengan itu sambil berkata, "Jawab dulu!"

Astaga! Kapan ini akan berakhir. Anggasta mulai mewek.

"Mas! Jawab!" Intan kembali menggoyang-goyangkan lengan Anggasta.

Anggasta menjawab asal dengan masih memejamkan matanya, "Cinta"

"Wah, Anda benar Pak Kapten"

Cup! Intan mendaratkan kecupan di pipi Anggasta.

Anggasta langsung menoleh ke Intan dan menyemburkan, "Apa yang kau lakukan?"

"Mencium pipinya, Mas"

"Kenapa kamu melakukan itu?"

"Karena aku biasa melakukannya dengan sahabatku saat kami bermain tebak kata atau bermain kartu. Siapa yang benar dan menang dapat ciuman di pipi" Intan mengerjapkan mata dengan tampang lugunya.

"Apakah kamu pernah melakukannya dengan Bagas?"

"Nggak"

"Kenapa?"

"Karena Bagas nggak suka bermain kartu dan tebak kata"

Anggasta mendengus kesal lalu bertanya, 'Apakah kamu pernah mencium Bagas dan dicium sama Bagas?"

"Pernah"

"Di mana?"

"Di sini" Intan menyentuh keningnya dengan wajah lugu.

"Hanya di situ?"

"Iya"

"Kamu nggak bohong, kan?"

"Sumpah" Intan sontak mengangkat dua jarinya ke atas.

"Jangan mencium pipi pria lain selain aku. Ngerti?!"

Intan manggut-manggut dengan wajah lugu.

"Janji!"

"Iya, janji!" Sahut Intan.

"Oke lah" Anggasta kembali memejamkan matanya dan bersedekap.

"Mas, kenapa merem lagi? Kita main A, B,C, lima dasar, yuk, sebutkan nama-nama kota di Indonesia"

"Nggak mau"

"Ayo lah, Mas"

Anggasta lalu membuka mata dan mengarahkan badannya ke Intan, "Kita dengarkan musik saja gimana?"

"Musik apa?"

"Kamu suka musik apa?"

"Musik apapun aku suka. Tapi, aku ngefans sama Judika dan Celine Dion"

"Oke, Mas carikan albumnya Judika"

Setelah menemukan full albumnya Judika, Anggasta memasangkan satu headset nirkabel ke telinga kiri Intan dan memasang headset nirkabel yang satunya lagi di telinga kanannya sendiri.

Intan tersenyum senang lalu berkata, "Aku suka lagu ini" Lalu, Intan diam seribu bahasa dan menggoyangkan kepalanya dengan pelan mengikuti irama lagu.

Yes! Berhasil. Diam juga dia akhirnya. Dasar bocah. Batin Anggasta dengan senyum geli.

Tiba-tiba, pluk! Kepala Intan jatuh di atas bahu Anggasta dan pria tampan itu menoleh kaget lalu tersenyum saat dia menemukan Intan tertidur.

"Gampang sekali ternyata membuatnya tertidur seperti ini"

Anggasta lalu merapikan rambut Intan dengan lembut kemudian dia mengamati wajah istri kecilnya.

jidat lumayan lebar berarti anak ini pintar dan sudah terbukti, sih, di umur dia yang masih lima belas tahun dia sudah lulus SMA. Lalu, bibirnya mungil dan lancip sempurna, pipinya sedikit gembul tapi dia nggak gemuk badannya. Terus, bibirnya mungil dan penuh sempurna. Dia juga memiliki gingsul dan kalau dia tertawa dia bertambah manis. Batin Anggasta sambil terus mengulas senyum.

Kalau tidur begini dia mirip malaikat, wajahnya teduh dan sangat manis. Tapi, dia ini ceriwis sekali dan suka bikin pusing kalau bangun. Batin Anggasta sambil menyelimuti tubuh Intan dengan perlahan.

Seorang pramugari muncul di depan Anggasta dan tersenyum melihat ada pria tampan memeluk seorang gadis manis.

"Apakah adik Anda kedinginan? Mau saya kecilkan AC-nya?"

"Adik? Ini Istri saya"

"Oh, maafkan saya, Tuan. Emm,.apakah Anda ingin minum?"

"Iya. Dua orange jus"

"Baik, Tuan" Pramugari itu meletakkan dua orange jus lalu bertanya, "Kue?"

"Dua kue strawberry"

"Baik" Pramugari itu kemudian meletakkan dua kue strawberry.

Tapi, Intan tidur tidak lama. Baru sepuluh menit dia sudah membuka mata dan duduk tegak sambil bertanya, "Apakah sudah sampai, Mas?"

"Belum"

"Masih lama?"

"Masih sekitar empat puluh lima menit lagi"

"Kok, masih lama?"

"Kamu makan kue dulu, gih"

Intan tersenyum ke Anggasta lalu mengunyah kue strawberry sambil berkata, "Makasih, Mas, pilih kue strawberry"

"Kalau makan jangan bicara! Nyembur, nih" Anggasta mengibaskan tangan di kaosnya dan Intan sontak terkekeh geli lalu tersedak.

"Tuh, kan, ngeyel, sih. Tersedak, kan" Anggasta mengulurkan orang jus ke Intan.

"Makasih, Mas"

"Hmm"

Intan makan dengan cepat lalu dia menoleh ke Anggasta, "Kita main tebak kata, yuk, Mas"

"Kita dengarkan musik lagi aja, ya"

Intan menggeleng mantap, "Nggak mau! Aku bosan dengerin musik"

"Kalau nggak mau main tebak kata, aku akan cari orang yang mau........"

"Oke. Tapi, harus pakai hukuman biar seru"

"Hukumannya apa?"

"Yang kalah harus nyium pipi yang menang"

"Oke, siapa takut"

"Siapa dulu?" Tanya Anggasta.

"Aku dulu dong yang lebih muda"

"Oke"

"Emm, Kalau merebus satu butir telur butuh dua puluh menit, lalu berapa waktu yang dibutukan untuk merebus sepuluh butir telur?"

"Tetap dua puluh menit karena kamu bisa merebus sepuluh butir telur secara bersamaan"

"Yeaaahhh! Kok bisa tahu jawabannya, sih? Padahal itu pertanyaan sulit"

Anggasta mengulum senyum sambil menunjuk pipinya.

Intan mengecup pipi Anggasta dengan wajah cemberut.

"Oke, sekarang giliranku. Emm, Kenapa pohon mangga ditanam di dalam rumah?"

"Karena kalau ditanam di luar jadi rebutan tetangga"

"Salah"

"Hah?! Salah? Lalu, apa jawabannya?"

"Karena kalau dicabut berat"

"Mana ada jawabannya begitu" Intan menepuk keras bahu Anggasta karena kesal.

"Aduh, sakit!" Anggasta mengusap bahunya dengan wajah cemberut.

"Salah sendiri kenapa jawabannya ngawur"

"Mana ada ngawur. Kalau pohon mangga dicabut berat, nggak?"

"Iya, juga sih. Tapi, nggak gitu juga jawabannya"

"Yang bikin soal siapa?"

"Mas"

"Ya, udah harus terima jawabannya dong. Ayo cium!" Anggasta kembali mengetuk pipinya dengan senyum lebar.

Intan terpaksa mencium pipi Anggasta.

Dan begitu seterusnya sampai mereka masuk ke dalam taksi online yang akan membawa mereka ke rumah ibunya Anggasta.

Intan terus cemberut karena kalah telak dan harus mencium pipi Anggasta sebanyak dua puluh kali.

Sedangkan Anggasta tersenyum lebar karena dia dicium istrinya sebanyak dua puluh kali.

Rasanya aku sudah mulai menyukaimu, Intan. Batin Anggasta.

1
🌺Fhatt Trah🌺
seikat 🌹🌹 untuk Intan dan Anggas
🌺Fhatt Trah🌺
eh eh ada yg mulai posesif nih
🌺Fhatt Trah🌺
itu namanya old money. udah kaya dr dulu, jd gk ksget dan biasa² aja. emang kalau OKB tuh suka norak loh Anggas🤭🤭
🌺Fhatt Trah🌺
berarti kamu yg pertama Anggas. gas aja. oke ga oke gas 😆😆
beruntung loh kamu dapat perawan ting ting
F.T Zira
🌹 untuk Clayton🥹🥹
Rahma AR
smg ngga apa apa
F.T Zira
harus berhasil..
🌹 buat penyemangat
F.T Zira
like plus 🌹 buat ka author
Rahma AR
bisa aja intan
anggita
like, iklan 👌☝
Rahma AR
bingung ya hehe
F.T Zira
🌹 dulu buat ka author
🌺Fhatt Trah🌺
sexxxxx party rupanya. wah bahaya ini
🌺Fhatt Trah🌺
eh eh kan ada si Unggas🤭 eh Amggas, ngapain cari yg lain sih Ntan
🌺Fhatt Trah🌺
dasar tante matre ya
Rahma AR
like dan iklan.... sukses yaa
F.T Zira
2 iklan plus like dan prmintaan up...

🤭🤭
anggita
👍👌.,
anggita
hadiah tonton iklan☝ buat intan.
F.T Zira
2🌹buat ka author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!