NovelToon NovelToon
DANGKAL

DANGKAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Kaya Raya / Dendam Kesumat / Office Romance
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eristia Rahman

Kisah cerita tentang Empat Sahabat sejak SMA. Seiring waktu, mereka tumbuh dewasa dan Memiliki peran sebagai CEO, Penyelamat Perusahaan, Pecandu Narkotika Dan seorang polisi.


Awal mulanya baik-baik saja persahabatan mereka. Namun, karena keegoisan mereka terjadi pertikaian. ketika mereka saling memliki perasaan satu sama lain.

Lebih parahnya lagi, ketika Perasaan mereka tidak terbalas. Sehingga mereka terjerumus kedalam pergaulan bebas dan memicu dendam untuk membalasnya dengan cara keji.


"Ini soal Hati, bukan soal Dia adalah Sahabat kita" Tegas pemilik Dendam.

Yuk simak ceritanya sampai tuntas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eristia Rahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata

Dalam mimpinya, Vera sudah menjadi istri dari Ajie sang pujaan hatinya sejak dulu. Tampak senang sekali Vera dalam genggamannya yang sakral dan tak mungkin berpisah lagi selain takdir yang memisahkannya.

"Terima kasih ya, Jie!" ungkapnya dengan berbinar.

Aji mengerutkan kedua pipinya dengan lebar pertanda senyum bahagia. Lalu, mereka berdua menyusun rumah tangga dengan penuh cinta. Keduanya selalu mengisi kebahagian dengan canda yang sederhana di balik kesibukannya.

"Nanti, kita buat kamar yang cantik untuk calon anak kita ya, sayang!" Celetuk Vera sang istri keceplosan atas kehamilan pertamanya. Dan Ajie sang suami tampak kaget dengan yang dikatakannya. "Kamu hamil?" jelasnya.

"Duh keceplosan lagi" kata Vera sambil mengerutkan keningnya. Ia berencana ingin memberitahukannya dengan sebuah suprise dalam waktu dekat. Namun, gagal karena salah bicara dengan polosnya.

"Mmm ...., iya sayang" Jawab polos Vera tak mampu mengelak.

"Akhirnya aku jadi seorang Ayah" Ujar Ajie dengan senang dan memeluk erat tubuh Vera.

"Makasih ya sayang!" sambung Ajie atas kehamilan anak pertamanya.

Lalu, Ajie pun sibuk untuk mempersiapkan kebutuhan anak pertamanya. Seperti kamar, kasur bayi, baju dan lain-lain. Bahkan ia sering bolos tugas demi sang buah hatinya yang masih dalam kandungan Vera.

Vera hanya menatap kesibukan suaminya yang mempersiapkan segala kebutuhan untuk sang buah Hati. Mungkin ini lah yang di maksud dengan kebahagian yang sejati. Sisi lain mencintai saling di cinta dan sisi lainnya, saat cinta terjalin lahir lah benih cinta di antara hati yang sudah menyatu dari dua cinta.

"Hei, calon anak kita kan masih Delapan Bulan lagi akan lahir! Kok kamu sudah sibuk menyiapkan semuanya!" Kata Vera sambil menaikan kedua tangannya di pinggul.

"Tidak apa-apa sayang! Mumpung masih jauh hari, jadi aku jangan sampai lengah dengan kebutuhan anak kita nanti!" ujar Ajie tak menghiraukan dengan penjelasan istrinya.

"Hhmm ..., ya sudah kalau itu mau mu" termangut penuh senyuman yang tak ternilai dengan hal apapun.

Vera tak bisa melarangnya atas kebahagian yang sudah menepi di bulan pertama kehamilannya. "Mudah-mudahan calon kebahagian kita akan lahir sempurna" ungkap salam hati Vera sambil mengelus perutnya.

Seiring waktu berlalu, Ajie yang setiap hendak pergi bertugas dan pulang bertugas. Ia selalu mengelus sambil menyapa calon anaknya yang masih dalam kandungan Ibunya.

"Nak, Ayah pamit tugas Negara dulu ya! Jadi, Ayah titip Ibu ya jangan sampai bersedih" Kata Ajie, dan begitu pula saat ia pulang dari tugasnya selalu menyapa sang buah hati dalam kandungan sang istri.

Berkata di antara perut sang istri sambil mengelus dan menciumnya. Sang istri pun turut senyum bahagia atas perhatian sang suami terhadap keduanya yang begitu tulus.

"Aku berangkat yah sayang!"

"Titip anak kita ya, jaga selalu anak kita"

Ungkap sang Ayah sambil mencium kening sang istri. Lalu, pamit hendak Tugas Negara dan tersambung dengan beberapa lambaian serta diiringi senyuman dari sang istri.

Terus dan menerus untuk selamanya dalam keseharian mereka dengan penuh kebahagian yang tak henti mengalir. Begitu pula dengan perhatian diantara mereka selalu menjadi hal yang terpenting dalam pernikahannya untuk saling mengisi satu sama lain.

Cinta yang luar biasa akan menjalin satu ikatan batin yang dimana salah satunya akan merasakan ketakutan yang luar biasa ketika terjadi sesuatu. Dan itu terjadi karena dua hati dan dua cinta menyatu menjadi satu jiwa. Maka, tak heran bila keduanya memiliki rasa khawatir yang membuatnya berlebihan.

Membangun cinta itu memang tidak mudah bagi mereka. Harus penuh perjuangan serta pengorbanan sampai tetes darah penghabisan. Tapi, bagi mereka tidak akan ada cinta bila hanya diam saja.

Seiring waktu berjalan hingga calon si buah hati tiba masa kelahirannya dalam beberapa hari. Terjadi sesuatu terhadap sang Ayah hingga membuat sang istri bersedih dan tak henti menangis.

Kejadian itu sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa Sang Ayah. Vera sebagai istrinya tak menerima akan kejadian itu hingga histeris tak berdaya. Orang terdekatnya berusaha menenangkannya. Namun, sia-sia.

"Jie ..., jie ...! Anak kita akan lahir beberapa hari lagi. Kamu jangan tinggalin kita ya!" Kata Vera merintih menangis di penghujung tembok kamarnya di saksikan oleh orang-orang terdekat yang perduli atas keadaannya.

Pecah isak tangis yang histeris sampai membuat suasana pilu. Orang terdekatnya turut menangis tak kuat menahan apa yang terjadi di hadapan mereka.

"Sabar ya sayang ...!" Kata orang itu dengan memeluk erat tubuh Vera.

"Jie ..., jie ..., aku mohon! Jangan tinggalin aku dan anak kita"

Tak henti yang di ucapkannya nama Ajie dari mulut Vera berulang kali. "Aku mohon Jie!" Sambungnya berulang kali.

Saat dalam teriakan nama Ajie yang tak henti dipanggilnya. Tiba-tiba Tarmin membangunkan Vera dalam tidurnya yang mengigau nama Ajie.

"Hei, bos. Bangun lah!" ucapnya dengan pelan sambil menepuk pundaknya.

"Hari sudah pagi, kamu harus berangkat kerja" Kata Tarmin dengan alasannya.

Lalu, terhentak tubuh Vera bangun hingga membuat kedua bola matanya hampir keluar tak berkedip serta pandangan yang begitu kosong menampak jelas.

"Min ...,, Ajie mana Min!" Celetuknya dengan kaget dan menggenggam erat tangan Tarmin.

"Min cepat katakan! Dimana Ajie sekarang Min!"

"Sadar-sadar Bos, kamu hanya mimpi tadi!"

"Tidak ..! Ini nyata Min, dimana Ajie cepat katakan!" Jelas Vera dengan membentaknya.

Tarmin kebingungan tak tahu harus menjelaskannya dari mana dulu. Karena Bosnya begitu histeris sampai membentaknya dengan penuh emosi.

"Cepat katakan Min, jangan bohongi aku Min" Bentak kembali Vera dan terbangun mencari Ajie sang suaminya. Dari penghujung kamar hingga ke ruang tamu ia mencarinya dengan tubuh penuh keringat dan raut wajah yang histeris.

"Bos, sadar lah Bos!" Kata Tarmin mencoba menyadarkannya sambil mengejar dari belakang.

"Diam kau Min!"

Vera tak mendengar apa yang dikatakan oleh Tarmin. Lalu, ia teringat dengan ponselnya dan segera mengambil ponsel itu untuk menelpon Ajie. Namun, ponsel Ajie tidak aktif sehingga membuat Vera semakin histeris. Terus dan menerus ia menelponnya berulang kali dengan wajah menangis histeris.

"Nomer yang anda tuju di luar jangkauan" suara operator di dalam ponsel.

"Kenapa tidak aktif Jie ponsel mu?" Teriaknya.

Tarmin merasa kesal dengan tingkah Bos nya yang tak mau sadarkan diri sejak dari mimpinya. Ia segara mengambil segelas air putih untuk di siram kan ke wajah Vera bermaksud untuk menyadarkan nya.

"Prak ..." suara percik air dalam gelas mendarat di wajah Vera. Dan Vera seketika diam terpaku dengan wajah penuh kekosongan.

"Bos ..." ucap Tarmin dengan pelan di hadapannya. Namun, Vera tetap diam terpaku tanpa melakukan sesuatu.

"Bos ..., apa kamu baik-baik saja?" Sambung kembali dengan memegang pundak Bosnya.

"Apa yang terjadi, Min?" Kata Vera sambil menatap polos wajah Tarmin yang berada di hadapannya.

"Kamu mimpi tadi dengan memanggil nama Ajie terus menerus!" Jelas Tarmin.

Lalu, Vera pun menangis kembali dengan perasaan yang benar-benar takut kehilangan Ajie. Dan Vera lekas memeluk Tarmin dengan erat sambil berkata.

"Aku takut Min, aku takut kehilangan Ajie, Min!"

"Hhmm ...." desah Tarmin membalas pelukannya. "Tadi hanya mimpi. Jadi, tak usah berlebihan ya" Sambung kembali Tarmin untuk menenangkannya.

"Aku tidak bisa diam saja! Aku harus membantu Vera demi kebahagiannya!" Jelas dalam hati Tarmin merasa khawatir terhadap Bosnya dan berusaha untuk membantunya.

1
ErisGTR
Salam hangat dari author "DANGKAL"

Bila tidak ada halangan! Saya usahakan update pukul 18:30 ya.

Terima kasih, jangan lupa tinggalkan jejak komentar kalian serta like.
/Kiss//Kiss//Kiss/
ErisGTR
untuk update setiap hari. Tapi, tak menentu jam nya ya/Smile/.

terma kasih yang setia membaca dan jangan. lupa like serta tinggalkan komentar untuk memperbaiki penulisan dan cerita DANGKAL ya/Kiss/
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu kak..
semangat ya. thanks
ErisGTR: mksh kak
total 1 replies
ErisGTR
gereget ya /Grin/
Aulian Mahardika
jangan dilepas ver/Drool//Drool/
Aulian Mahardika
sangat mnyenangkan
Aulian Mahardika
setengah itu ya thor/Angry//Angry//Angry/
ErisGTR
selamat menikmati pecinta novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!