My Little Angel

Setelah mendapatkan telepon dari Alan, Marvel bergegas pergi ke sekolah SMA 1 HA Dirgantara. Dia bahkan meminta maaf pada klien dan menunda meeting siang itu hanya untuk menyeret Angel pulang.

Hati Marvel mendidih, mendengar teriakan gemuruh yang memanggil nama Jerry, di tambah Alan mengatakan jika Angel ada di sana. Bukan karena ia cemburu, tapi karena Angel tidak menuruti perintahnya untuk menjaga jarak dengan pria yang bernama Jerry. Itu sebabnya, ia sendiri yang akan membawa Angel pulang.

Marvel mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sampai-sampai dalam beberapa menit, ia sampai di sekolah SMA 1 HA Dirgantara. Ia memarkirkan mobilnya asal dan berlari ke lapangan basket, dimana pertandingan itu berlangsung.

Jangan tanya dari mana Marvel tahu, karena ia merupakan alumni dari sekolah tersebut. Lagipula, ia adalah cucu dari pemilik sekolah SMA 1 HA Dirgantara. Jadi tidak heran jika Marvel hafal setiap ruang yang ada di sekolah itu.

"Kali ini aku akan membuatmu jera, sialan," geram Marvel. Dia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya. Dia mendengus saat melihat Alan yang justru duduk di bangku paling belakang sambil menikmati snack di tangannya. Dia beralih ke bangku bagian depan dan melihat Angel yang berteriak menyebut nama Jerry.

"Kali ini, habislah kau," geram Marvel. Dia menghampiri Angel dan berdiri di sampingnya.

"Astaga, Jerry tampan sekali saat menyibak rambutnya seperti itu," ucap Angel yang sukses membuat kedua mata Marvel melotot sempurna.

"Siapa yang tampan?"

"Tentu saja Jer ... " ucapan Angel terhenti, ia menelan ludahnya kasar saat mengenali suara yang baru saja bertanya padanya.

"Tidak mungkin dia, kan?" batin Angel ketakutan. Perlahan ia menoleh dan ...

Deg

"Jadi, siapa yang tampan, bocah?" tanya Marvel penuh penekanan.

Angel buru-buru berdiri. Dia melihat teman-temannya, takut mereka akan curiga. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Angel pelan. Dia melirik Aluna yang menatap penasaran pria yang saat ini ada di depannya.

"Kau masih bertanya? Tentu saja aku datang untuk menjemput mu," ujar Marvel.

Aluna yang dari tadi diam, menarik pelan rok seragam Angel dan bertanya pelan, "Angel, siapa dia?"

"Di-dia ... "

"Perkenalkan, aku adalah ... Hmmpp!!"

Angel buru-buru membekap mulut Marvel dan menariknya menjauh dari sana. "Apa yang kau lakukan, hah? Kau mau bilang pada Aluna kalau kau suamiku, begitu?"

"Kenapa memangnya? Bukankah itu fakta," sahut Marvel santai. Sementara Angel, jangan di tanya. Saat ini ia terlihat geram dengan ulah Marvel yang seenaknya. Bukankah mereka sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka? Tapi kenapa tiba-tiba pria ini ingin membongkar nya?

"Jangan menatapku seperti itu. Jika kau patuh dari awal, semua ini tidak akan terjadi. Lagipula, kau sudah melanggar larangan ku. Jadi ... " Marvel menggenggam erat tangan Angel dan kembali berkata, "aku akan menghukum mu."

Deg

"Kita pulang sekarang!!" Marvel menarik tangan Angel tanpa memperdulikan gadis itu yang mulai memberontak. Bahkan ia tidak perduli dengan banyaknya mata yang melihat kearah mereka.

"Lepaskan aku!! Aku masih ... "

"Masih apa?" Marvel menoleh dan menatap Angel dengan tajam. "Masih ingin memuji pria lain, begitu? Apa perlu aku katakan pada semua orang jika aku ... "

Bugh

Semua orang terkejut, saat bola basket mendarat sempurna di punggung Marvel. Begitu juga dengan Angel, dia menatap Marvel yang memejamkan mata dengan nafas yang berat.

"Gawat," batin Angel.

"Wah, sepertinya seru." Alan menjentikkan jarinya, meminta penjual kantin yang keliling menjajakan dagangannya untuk mendekat. Dia membeli Snack dan juga minuman sebagai teman menonton drama yang sebentar lagi akan segera di mulai.

Marvel menunduk, melirik bola basket yang ada di bawahnya. Ia mengambil bola basket tersebut dan menatap tajam Jerry. "Kau yang melempar ini?" tanya Marvel dengan ekspresi dingin di wajahnya.

Jerry melipat kedua tangannya di depan dada dan tanpa rasa takut menjawab dengan tegas, "Ya, aku yang melemparnya."

Terlihat kilatan permusuhan di kedua mata mereka. Marvel yang dari awal tidak menyukai Jerry karena terus mendekati Angel, sedangkan Jerry tidak suka saat Marvel yang hanya seorang anak supir, berani menarik paksa gadis pujaan hatinya.

"Lepaskan Angel!!" perintah Jerry

Marvel menaikkan sudut bibirnya. Dia menarik Angel kebelakang tubuhnya dan berkata, "Apa hakmu memerintahkan ku?"

"Cih, kau hanya anak sopir, jadi jangan merasa hebat di depanku. Jika aku memberitahu uncle Bastian atas perlakuan mu tadi, maka kau .... "

"Akan di pecat, begitu?" sela Marvel. Dia melakukan dribbling dan berhenti tidak jauh dari Jerry. Dia memegang bola tersebut sesaat dan kemudian melakukan pergerakan hendak melempar keras kearah Jerry, sehingga membuat pria itu menunduk sambil melindungi kepalanya menggunakan kedua tangannya.

"Oh my God," pekik semua orang yang melihatnya. Begitu juga dengan Angel yang hanya bisa memejamkan matanya takut.

"Cih, begitu saja kau takut," ejek Marvel yang berpura-pura melempar bola kearah Jerry.

Jerry menegakkan tubuhnya dan mendengus kesal. "Kau ... "

"Aku beritahu, Tuan Bastian tidak akan pernah berani memecat ku karena .... " Marvel menjeda ucapannya dan menatap Angel yang menggelengkan kepalanya pelan. Dia hanya tersenyum tipis dan beralih menatap Jerry lagi. "karena beliau mempercayakan Angel padaku. Jadi, jangan coba macam-macam denganku." Marvel melempar bola tersebut kearah ring yang berada di belakangnya tanpa menoleh sedikitpun dan bola tersebut masuk dengan sempurna.

"WOAH .... !!!" semua orang terkesima melihat kehebatan Marvel. Bahkan Jerry pun ikut tercengang, namun ia hanya bisa mengepalkan tangannya erat karena ternyata Marvel berhasil memasukkan bola dengan sempurna.

"Kita pulang!!" ajak Marvel.

Angel hanya bisa pasrah saat Marvel menariknya. Sedangkan Alan tersenyum aneh. Dia merogoh ponselnya dari saku celana dan menghubungi seseorang.

"Halo ...