Penjara CEO Dingin

Hari - hari pun berlalu dengan cepat tanpa terasa, Kanaya dan Leo benar-benar melakukan rencana mereka untuk hidup bahagia dengan memulai kembali semuanya dari awal.

Kanaya pun telah kembali kuliah di universitas ternama pilihan Leo, Kanaya hanya tinggal menyelesaikan skripsi akhir untuk menyandang gelar sarjana Arsitektur seperti impiannya selama ini.

Kehidupan Leonard dan Kanaya benar-benar di penuhi dengan cinta dan perhatian yang nyata dan membuat siapapun akan merasa iri dengan pasangan suami istri itu.

Hari ini Kanaya meminta izin kepada Leo , setelah lama ia ingin sekali menemui Ayah dan Ibunya, ia begitu merindukan keluarganya selama ini, namun ia tak berani untuk menyatakan niatnya kepada Leo.

Dan tanpa di duga Leo memberikan izin dan ia juga ingin bertemu dengan keluarga Kanaya atau lebih tepatnya mertua Leo yang tak pernah ia kunjungi dengan benar hanya tempo hari saja saat melakukan pernikahan di KUA mereka bertemu secara singkat.

Hadi dan Irma di buat terkejut dengan deru mesin mobil yang berhenti di halaman rumahnya.

Pasangan suami istri itu keluar untuk melihat siapa yang datang berkunjung pagi-pagi sekali, bukan hanya satu tapi ada dua mobil yang datang dan kini telah terparkir di halaman rumah.

" Ayah....Ibu....!!!" panggil Kanaya dengan menghambur berlari ke arah Hadi dan Irma yang baru saja membuka pintu.

" Naya...., Ayah , Naya pulang " Irma saking senangnya melihat putri kesayangannya yang lama ia rindukan itu datang tanpa di duga sebelumnya.

" Naya, putriku" Hadi memeluk erat putri kesayangannya itu dengan penuh haru begitu juga dengan Irma mereka bertiga saling berpelukan meluapkan rasa rindu yang sudah lama terpendam.

Kanaya menangis di pelukan kedua orang tuanya dengan perasaan senang dan juga haru akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan orang -orang yang ia cintai.

" Sudah... Sudah jangan menangis lagi , sebaiknya kita masuk , tak baik di lihat orang" ucap Hadi.

" Oh iya , Ayah, Naya datang bersama suami Naya "

Kanaya segera memanggil Leo yang terlihat baru saja turun dari mobil bersama Alan dan para pengawal pribadinya.

" Selamat pagi ,Tuan dan Nyonya" sapa Leo.

Kanaya mencubit pinggang Leo membuat Leo memekik kesakitan.

" Awwww...sayang sakit"

" Tuan dan Nyonya apa? Panggil mereka Ayah dan Ibu, sepertiku" kesal Kanaya.

" Ahh...maaf , aku lupa dan aku juga belum terbiasa " ucap Leo sembari mengusap pinggangnya yang terasa sakit.

" Pagi Om, Tante " sapa Alan.

" Pagi nak Al, Nay...jangan seperti itu pada suamimu, tak apa-apa kami mengerti mungkin suamimu belum terbiasa nanti juga seiringnya waktu dia akan terbiasa" ucap Irma ramah.

Leo kemudian menghampiri kedua orang tua Kanaya dan meraih tangan keduanya dan mencium tangan mereka dengan mengucapkan salam dengan sopan membuat Kanaya terkejut begitu juga dengan Hadi dan Irma, sementara Alan hanya mengulas senyum tipis melihat hal itu , ia tahu jika Leo sangat menghormati orang lain.

" ya sudah ayo kita masu!!!" ajak Hadi.

Dan akhirnya semua orang masuk ke rumah dengan perasaan senang.

Dan disinilah mereka sekarang duduk di ruang tamu dengan Hadi dan Irma sebagai Tuan rumahnya, sementara Kanaya dan Leo duduk berdampingan di hadapan kedua orang tuanya itu.

" Nay, bagaimana dengan keadaanmu ? Ibu lihat sekarang kau terlihat lebih berisi dan juga bahagia" tanya Irma.

" Ibu, benar Naya sangat bahagia "

" Syukurlah, Ibu dan Ayah senang mendengarnya, semoga kalian selalu bahagia selamanya" timpah Hadi.

" Ayah, ada sesuatu yang ingin saya katakan" tiba-tiba Leo berkata membuat Kanaya terkejut.

" Ayah, dan Ibu pasti berpikir kenapa kami baru bisa berkunjung dan pasti kalian merasa ada yang salah dengan pernikahan Naya yang secara tiba-tiba" ucap Leo dengan keberanian yang telah ia kumpulkan ia ingin mengatakan semua yang terjadi , ia tak ingin ada lagi yang di tutup -tutupi.

Leo menarik napas dengan dalam dan menatap kedua orang tua Kanaya dengan penuh rasa hormat.

" Sebenarnya, kami memang merasa ada yang janggal dengan pernikahan kalian ini tapi setelah mendengar dari Alan kami pun mengerti, dan kami hanya menginginkan yang terbaik untuk Naya, dan kau adalah pilihannya maka kami hanya bisa mendoakan agar kalian selalu bahagia" ucap Hadi.

" Ayah, semua yang di katakan Alan tidak semuanya benar, kebenarannya adalah aku yang telah memaksa Kanaya untuk menikah denganku dengan menjadikan kalian sebagai ancamannya" tutur Leo.

Hadi begitu syok mendengar perkataan Leo begitu juga dengan Irma, ia pun beranjak dari duduknya menatap tajam Leo.

" Apa maksud dari perkataanmu barusan? Sudah ku duga ada yang salah dengan pernikahan ini, katakan semuanya jangan ada yang ditutupi lagi" Hadi dengan penuh amarah.

" Hari itu, aku memerintahkan Alan untuk membawa Yola, tapi anak buahku ternyata melakukan kesalahan mereka malah membawa Kanaya " Leo dengan nafas berat untuk menceritakan semua yang telah terjadi , namun apapun konsekuensinya ia akan menerima semuanya ia tak ingin lagi untuk hidup dalam kebohongan.

" Apa maksudmu dengan Yola? ada hubungan apa kau dengan Yola putriku?" tanya Hadi dengan menahan emosi.

" Yola, telah membuat ku terlibat dalam skandal, ia menjebakku atas perintah Damar laki-laki yang di cintainya, demi pria brengsek itu Yola, mau melakukan perbuatan-perbuatan yang begitu rendah dengan menjebakku dengan minuman keras dan dengan bantuan Damar, mereka berhasil membuat berita jika aku pria yang tak bermoral sampai Nenek ku harus di rawat di rumah sakit karena ulahnya"Leo dengan berat hati.

Alan memberikan beberapa berkas dimana terdapat foto-foto Leonard yang tak sadarkan diri, tengah bercumbu dengan Yola yang memakai topeng di sebuah hotel, juga berita-berita yang Alan kumpulan dari beberapa surat kabar dan juga media online yang menyebarkan berita itu secara besar-besaran.

Tangan Hadi gemetar membaca semua berita dan melihat foto - foto itu begitu juga dengan Irma, ia tak mengira jika Yola bisa berbuat seperti itu.

" Tidak, ini tidak benar..." Irma dengan terisak Kanaya segera memeluk sang Ibu mencoba untuk menenangkannya.

" Dan, karena itulah aku ingin membalas semua yang telah Yola lakukan, ia telah membuat Nenekku sakit karena ulahnya oleh sebab itu, aku memerintahkan Alan untuk membawa Yola namun malah Kanaya dan malam itu tanpa melihat siapa yang ada dihadapanku, malam itu aku menumpahkan kekesalan dan amarahku dengan menyiksa secara brutal Kanaya yang ku pikir adalah Yola" Leo kembali melanjutkan ceritanya dengan perasaan di hantam rasa bersalah yang kembali mengusik dirinya.

" Ya Tuhan , apa yang telah kau lakukan pada putriku...kau .... benar-benar kejam " Hadi menunjuk wajah Leo dengan amarah yang memuncak.

" Malam itu tanpa rasa kasihan aku memukul dan menamparnya bahkan aku juga menendang tubuhnya....entah berapa kali aku melakukan hal itu, hingga Kanaya berteriak memanggil, Ayah...dan Ibu.... membuat ku berhenti dan melepaskan ikatannya saat itulah aku tahu kalau itu bukan Yola"

" Brengsek "

"PLAAAAKKKK "

Hadi menjatuhkan tamparan di wajah Leo dengan bertubi-tubi, membuat semua orang syok terutama Kanaya, dengan cepat ia menghadang sang Ayah dengan tubuhnya untuk melindungi Leo dari tamparan Hadi .

" Tidak, Ayah jangan pukul lagi!!"

" Minggir Naya' Ayah harus memukulnya karena telah berani menyakitimu " ucap Hadi dengan penuh amarah.

" Enggak, Yah... Naya enggak akan membiarkan Ayah menyakiti suami Naya"

" KANAYA ADISTI "

" Kak Arga "

Kanaya melihat ke arah suara yang rupanya adalah suara Arga yang baru saja kembali dari luar kota, tanpa di sadari semua orang jika Arga kembali dan mendengar semua yang dikatakan Leo , tak jauh berbeda dengan Hadi, Arga pun tengah di bakar amarah saat ia mendengar sendiri bagaimana sang adik di perlakukan secara kasar.