Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.
"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.
Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.
Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.
Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?
Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sial
Dea baru saja tertidur tapi rasanya terusik dengan sentuhan-sentuhan lembut di tubuhnya, Dea membuka matanya perlahan dan Andi sedang tersenyum manis saat ini.
"Bang,"
"Hemh...ini aku," jawab Andi, Andi semakin intens menyetuh tubuh Dea, memberikan ciuman-ciuman kecil di leher lalu mulai turun ke bahu dan dada.
Dea yang awalnya mengantuk kini sudah lupa dengan rasa kantuknya itu, Sentuhan Andi benar-benar lembut, sentuhan yang Dea rindukan kini Dea rasakan kembali.
Dea tersenyum manis saat Andi mulai menyatukan tubuh mereka berdua, Dea benar-benar dimanjakan oleh Andi.
"Met ultah De, doa terbaik buat kamu," ucap Andi setelah mereka bercinta, Andi memeluk tubuh Dea terus mencium kening Dea.
Mendapatkan perlakuan manis dari Andi, Dea semakin memeluk erat tubuh Andi.
"Jujur aku kangen kamu yang seperti ini, Bang,"
"Aku ngerasa sendiri sekarang-sekarang ini,"
"Kamu terkesan sibuk dengan dunia kamu doang,"
"Aku gak punya temen buat ngobrol," Dea berkata pelan, diungkapkan semua perasaan yang selama ini dia rasakan.
"Aku kan tiap hari pulang De," balas Andi
"Iya pulang tapi udah sampe rumah kamu sibuk sama hp mu,"
"Kadang kamu itu dingin banget dan aku masih kepikiran sama chat terkunci di handphone mu itu," jawab Dea lagi, Andi mengangkat tangan Dea yang sedang memeluknya, membuat Dea terkejut tentunya.
"Rasa keinginan tahuan kamu yang berlebihan itu bisa ngebunuh diri kamu sendiri, aku perlu privasi," ucap Andi dengan suara yang tegas, Andi seketika memakai celananya dan dengan bertelanjang dada dia keluar dari kamar dan tentu dengan handphone di tangannya.
Apa yang Dea lakukan saat ini? Tentu saja Dea langsung memakai kimono tidurnya, Dea menyusul Andi yang sekarang duduk di kursi coklat belakang rumah.
"Privasi apa yang kamu butuhin?" tanya Dea pada Andi, Andi berdecak pelan, Dea menyusulnya saat ini dan juga pertanyaan Dea yang pastinya perlu dijawab olehnya.
"Apa kamu ngerasa aku terlalu kepo buat pengen tau semua tentang kamu, semua tentang kegiatan kamu di luar sana?" tanya Dea lagi, Andi diam.
"Aku berusaha buat gak ganggu kamu kerja, aku terima kamu yang sibuk dengan pekerjaan kamu, aku sadar aku gak kerja dan gak punya duit sendiri lagi dan dengan semua kesadaran aku itu aku hampir gak pernah hubungi kamu terlebih dahulu kecuali anak-anak sakit,"
"Dan apa itu kurang?" tanya Dea dengan sangat kesal, Andi terus menghisap rokoknya, Andi sadar dengan kalimat-kalimat Dea ini.
Melihat Andi yang diam, Dea tersenyum tipis, Andi pasti sedang mencerna kalimat-kalimatnya tadi.
"Apa salah kalo aku merasa kamu lagi sembunyiin sesuatu dari aku?"
tanya Dea dan Andi mematikan rokoknya dengan kasar.
"Kamu gak salah tapi aku juga butuh privasi, aku butuh privasi seperti kamu juga bukan, apa aku pernah buka-buka handphone mu?" kini Andi menjawab bahkan membalikkan hal serupa pada Dea.
Dea tertawa pelan, memang sulit berdebat dengan Andi, Andi yang pintar kadang memanfaatkan situasi seperti ini agar terlepas dari perdebatan panjang tapi saat ini Dea sudah sangat kesal, Dea manusia biasa yang kadang tingkat egonya juga bisa naik.
"Apa yang aku tutupin dari kamu, kamu mau liat handphone ku?" tantang Dea pada Andi dan Andi tidak menjawab.
"Kamu itu bukan cuma sekedar ngasih aku privasi sama diri aku dan handphone aku, tapi kamu itu cuek dan gak peduli,"
"Apa kamu tau gimana kondisi handphone ku saat ini? Apa kamu pernah tanya apa yang aku kerjain di rumah atau aku bergaul dengan siapa sekarang ini?" tanya Dea pada Andi. Diam...lagi-lagi Andi diam.
"Kamu masih gak mau cerita soal Chat terkunci itu?" tanya Dea kemudian, saat ini Andi masih terus diam.
"Kamu lagi main hati sama perempuan lain?" tanya Dea dengan tersenyum tipis, Senyum mencibir dan Andi benci saat Dea tersenyum seperti itu, Dea istrinya adalah istri yang penurut, Andi mengenal Dea dengan baik, totalitasnya luar biasa sebagai istri apalagi sebagai ibu.
"Kamu selingkuh?" tanya Dea lagi dan Andi berdecak.
"Sesuatu terjadi karena buah pikiran kita sendiri," balas Andi ambigu dan Dea tertawa.
"Jadi aku yang salah? Aku yang berpikiran kotor dan kalo sampe kejadian kamu selingkuh itu terjadi karena diawali pikiran aku sendiri?" tanya Dea dan Andi meraih tangan Dea.
"Kamu lupa siapa aku?" tanya Dea dengan menatap tajam mata Andi.
"Aku bisa tinggalin keluarga aku buat orang yang aku anggap pantas menjadi teman hidup ku dan aku konsisten dengan keputusan yang aku ambil," ucap Dea sambil melepaskan tangan Andi yang memegang tangganya.
"Aku gak akan mikir 2 x buat tinggalin kamu, pergi dari rumah ini dan aku yakin dengan perasaan aku, kamu lagi sembunyiin sesuatu dari aku," ucap Dea lagi sambil meninggalkan Andi sendiri.
Andi diam saat Dea meninggalkannya sendiri, Andi bingung saat ini, Dea tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"Sial," maki Andi kemudian.
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
birthday.
semangat .