"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.
Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.
"Ha...?! "
"Dimana ini? "
"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "
PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
~Di sebuah ruangan pengobatan~
Tabib Perempuan A : "Apa kau lihat tadi, Guru Qian sangat menakutkan?"
Tabib Perempuan B : "Ya, aku juga melihatnya. Tak kusangka Guru Qiang bisa menunjukkan raut wajah seperti itu. Tapi tetap saja dia masihlah guru yang tampan..."
Tabib Perempuan A : "Kyaa... Kau benar. Tapi ngomong-ngomong, pasien yang kabur tadi bukannya Sima Annchi muridnya sendiri kan? "
Tabib Perempuan B : "iya kau benar. Memangnya kenapa? "
Tabib Perempuan A : "Apa kau tidak ingat? 2 bulan yang lalu pada saat ujian kompetisi seni beladiri berlangsung. Sima Annchi yang merupakan siswa terbaik 10 besar, sempat dirawat di klinik ini, dengan keadaan yang terluka parah setelah mengalahkan lawannya."
Tabib Perempuan B : "Ah, aku ingat. Bukannya kau yang membantu merawat murid Sima Annchi itu, sebelum dipulangkan? "
Tabib Perempuan A : "Ya, kau benar. Asalkan kau tahu saat kepala tabib membuka semua bajunya untuk diobati, semua yang ada di sana terkejut, tapi bukan terkejut melihat luka yang dideritanya, melainkan ada banyak sekali bekas luka disekujur tubuhnya entah itu tebasan benda tajam, cakaran binatang, atau pun cambukan. "
Tabib Perempuan B : "Astaga, aku baru dengar itu. Apa karena dia adalah anak dari mentri perang, ia menanggung semua rasa sakit itu. Padahal dia gadis yang sangat cantik, aku kasihan padanya. "
Tiba-tiba suara pintu terbuka yang menghentikan kedua tabib perempuan tersebut berhenti bergosip. Terlihat Guru Qiang yang sedang menyeret Sima Annchi memasuki ruangan tersebut. Kedua tabib tersebut menelan ludahnya merinding takut melihat ekspresi Dari Guru Qiang.
Guru Qiang melepaskan genggamannya pada kerah baju bagian belakang Sima Annchi. Kemudian dia menyuruh kedua tabib perempuan tersebut untuk memindahkan tubuh Sima Annchi keranjang dan membuatnya duduk bersila, sementara dirinya melakuan persiapan untuk segera mengobati Sima Annchi.
Setelah Sima Annchi duduk bersila di ranjangnya, ekspresi Guru Qiang semakin menyeramkan dengan semnyumannya. "Muehehehe... Sima Annchi, murid tersayang ku, apa kau lihat jarum-jarum akupuntur yang saaangat berkilau ini. Tenang saja tidak terasa sakit kok seperti digigit semut, tapi ribuan semut purba... " Guru Qiang dengan jahatnya menunjukkan jarum-jarum tersebut tepat di depan mata Sima Annchi sambil tertawa jahat.
Sima Annchi berusaha meminta tolong dengan isyarat matanya kepada kedua tabib perempuan tersebut. Namun sayang sekali kedua tabib tersebut tidak berani menolongnya. Sima Annchi hanya bisa pasrah, mungkin ini adalah waktu untuk terakhir kalinya ia melihat dunia, pikir Sima Annchi.
"Baiklah, kita lihat berapa banyak jarum yang akan ditusuk. Satu... dua... tiga...! " Guru Qiang dengan hati yang riang menghitung setiap tusukan jarum di kepala Sima Annchi. Setelah Guru Qiang selesai menusuk jarum, ia menyuruh kedua tabib tersebut untuk pergi meninggalkan meraka berdua.
Sima Annchi yang hanya bisa memejamkan matanya mendengar perkataan sang guru. " Sima Annchi, penyebab dari sakit kepalamu yang berlebih ini diakibatkan kau tidak mau ingatanmu kembali, kau terus menolak untuk ingat. Aku tidak tahu apa alasannya kenapa kau bersikeras seperti itu. "
"Ha, apa? kapan aku seperti itu? bukannya aku menolaknya, tapi aku menerima dengan lapang dada kok, bukannya bagus memiliki informasi yang sangat penting untuk diingat, mengingat aku yang bukan dari dunia ini? " Pikir Sima Annchi kebingungan.
"Kenapa kau, tampak kebingungan seperti itu? Dasar murid yang aneh. Dengar ini baik-baik, aku akan mengalirkan Qi di punggungmu, dan jangan berani-berani menolaknya, aku akan mengembalikan semua ingatanmu, ini adalah satu-satunya cara yang terbaik agar sakit kepalamu sembuh dan tidak kambuh lagi. Tapi mungkin ini terasa sedikit sakit, dan tahanlah jangan sampai kau pingsan, kau harus tetap dalam keadaan sadar! " Guru Qiang pun segera duduk bersila di belakang Sima Annchi dan mulai mengalirkan Qinya.
Tiba-tiba Sima Annchi merasakan sakit yang menyengat seperti tersetrum aliran listrik, mulai dari punggung mengalir secara perlahan di kepalanya. Sima Annchi mulai keringat dingin menahan rasa sakit tersebut. Tak membutuhkan waktu lama, Sima Annchi merasakan memori pemilik tubuh yang asli yang terus bermunculan di kepalanya yang membuat semakin sakit kepalanya. Sampai-sampai hidung Sima Annchi mimisan dan di sudut bibirnya juga darah mengalir.
Entah sampai kapan ini selesai, rasanya Sima Annchi sudah tidak tahan lagi dan pandangannya menjadi buram seperti mau pingsan. Guru Qiang yang menyadari hal tersebut dengan cepat menambahkan tegangan Qi yang masuk ditubuh muridnya, hingga Sima Annchi tersentak dan tersadarkan kembali, namun dia merasakan sakitnya tambah berkali-kali lipat.
Beberapa jam kemudian, Guru Qiang akhirnya mengakhiri pengobatannya. Tubuh Sima Annchi menjadi lemas dan napasnya terengah-engah. Guru Qiang segera mencabut semua jarum yang ada pada kepala Sima Annchi, dan kemudian Sima Annchi pun akhirnya pingsan, akibat terlalu lelah untuk menahan rasa sakit itu.
~Di alam bawah sadar Sima Annchi~
"Aku di mana, kenapa tempat ini begitu gelap, bukannya aku berada ruangan klinik tadi? " Kata Sima Annchi tampak kebingungan.
Ia terus berjalan ditempat gelap tersebut, hingga di mendengar sesuatu seperti orang yang sedang menangis. Sima Annchi mengikuti asal suara tersebut dan tampak siluet seorang gadis seperti dirinya tengah memeluk kedukakinya meringkuk sedih dan terdengar pula tangisannya. Sima Annchi pun segera menghampiri gadis tersebut, hingga gadis tersebut tampak jelas.
Sima Annchi terkejut, melihat di tubuh gadis tersebut terdapat banyak sekali luka dan bau darah yang mengalir. Juga gadis tersebut tampak membisikkan sesuatu sambil menangis. Dengan menelan ludahnya, Sima Annchi memberanikan diri untuk memang gilnya. "He-hey! "
Gadis tersebut menghiraukan Sima Annchi, dia terus membisikkan sesuatu yang aneh."Kenapa aku ingat, kenapa aku harus ingat, aku tidak ingin mengingatnya, kenapa aku masih hidup, aku ingin m4t1, aku hanya ingin m4t1! "
Sima Annchi ingin memanggilnya kembali sambil menyentuh pundaknya. Gadis itu pun mendadak menghentikan bisikkannya dan menoleh kearah Sima Annchi. Sima Annchi sangat terkejut sampai ia terjatuh kebelakang saat ia melihat wajah dari gadis tersebut. Gadis tersebut ternyata adalah Sima Annchi sendiri.
Tiba-tiba gadis yang mirip Sima Annchi itu berdiri dan menghampiri Sima Annchi. ia menatap tajam kearah Sima Annchi seperti penuh akan dendam.
"Ini semua salah mu! kenapa kau tidak membiarkan aku mati dengan tenang, kenapa aku harus mengingatnya kembali? " Gadis tersebut terus membisikan perkataan yang aneh, ia juga dengan cepat mencekik leher Sima Annchi dengan sekuat tenaga.
"INI SEMUA SALAH MU! KENAPA KAU MEREBUT TUBUHKU DAN MEMBIARKANKU MASIH DITUBUH INI, JIKA KAU INGIN MEREBUTNYA MAKA BIARKAN AKU MATI DENGAN TENANG. INI SEMUA SALAHMU! KAU MEMBUAT AKU MENGINGAT SEMUANYA KEMBALI. INI SEMUA SALAH MU! SALAH MU! SALAH MU! "
"AKU HANYA INGIN M4T1!!! "
~Bersambung~