Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Menemukan Puteri yang hilang
“Hey Dom, sepertinya kau menghindari ku?” tanya Borgy dengan mantel bulu lengkap dengan peralatan berburunya.
“Apa yang kalian lakukan disini, Borg” Dominic berusaha tenang.
“Aku membawa seorang wanita cenayang. Dia bilang bahwa Puteri Elisa ada di dalam hutan ini” Borgy memperkenalkan seorang wanita cantik dengan rambut hitam pekat yang bergelombang.
Borgy menarik kasar wanita itu hingga tubuhnya agak terhuyung kedepan.
“Kau tidak berbohong kan sayang?” tanya Borgy pada wanita itu seolah mengintimidasi.
“I-iya, aku tidak bohong” jawab si wanita.
Kemudian Borgy mendorong si wanita kebelakang, seolah menghempaskannya dan sudah tidak membutuhkannya.
“Aku juga sedang berusaha mencarinya, Borg. Bukankah sudah kubilang tempo hari. Jika aku menemukannya akan ku kabarkan secepatnya padamu” ujar Dominic di sela degup jantungnya yang tak beraturan menahan emosi.
“Baiklah. Lalu apa yang kau lakukan di hutan ini?” tanya Borgy lagi seolah mencurigai Dominic.
“Kami hanya mencari makhluk buas untuk dijadikan hadiah Putera Mahkota”
“Hmm… begitu”
Tiba-tiba kepala Borgy dimiringkan sedikit, kemudian menoleh ke sosok di belakang Dominic yang seolah bersembunyi.
“Hey, kau juga membawa gadis itu? Bagaimana jika aku bayar padamu, anggaplah sebagai uang muka jika kau menemukan si Puteri Raja. Tapi sebagai imbalannya aku menginginkan dia untukku. Bagaimana?” tawar Borgy yang pastinya membuat Dominic dan anak buahnya melotot dan berubah wajah-wajah mereka.
“Sudahlah Borg. Tolong jangan macam-macam. Kau urus saja urusanmu sendiri dan jangan ganggu milikku”
“Ayolah Dom, kita sudah berteman lama. Apa kau tidak ingin memberi kawanmu ini hadiah?” Borgy yang mulai maju akan menghampiri Luvi. Pria itu tidak sadar dengan kemarahan di sekelilingnya.
Hampir seluruh bawahan Dominic serentak menghunuskan senjata siap menyerang Borgy jika ia berani maju selangkah lagi.
Luvi meremas kencang pakaian belakang Dominic, tanda gadis itu sangat ketakutan.
“Hey! Apa-apaan kalian?” Borgy merentangkan kedua tangannya kesamping sambil keheranan. “Apa dia sangat berharga untuk kalian?”
“Aku bilang urus saja urusanmu sendiri, Borg!. Menyingkir lah dari sini dan jangan ganggu milikku!” Dominic kali ini sangat serius dan memandang tajam kearah kawannya.
“Ya, ya. Baiklah” Borgy menghela nafas panjang kemudian mundur dan akan pergi dari sana.
“Ayo!” perintah Borgy pada anak buahnya.
Wanita cenayang tadi sempat menoleh kearah Dominic dan pasukannya seolah meminta pertolongan. Tapi ia sudah di paksa ikut oleh Borgy.
Akhirnya Dominic dan anak buahnya bisa menghela nafas lega, walau mungkin untuk sementara.
* * *
Mereka berkeliling berkumpul di depan perapian.
Dominic sedari tadi terus memandang Luvi dengan tatapan tajam dalam diamnya.
Luvi yang mengerti bahwa Dominic tengah geram karena ia telah membohonginya, hanya bisa menunduk sedikit takut.
“Luppy, kami akan segera mengantarmu ke Franca. Kami memang mencari mu. Bodohnya aku telah ditipu oleh gadis sepertimu” decak Dominic sambil meremas lehernya sendiri.
“Aku tidak bermaksud men-”
“Sudahlah! Kau harus pulang besok!”
“Aku tidak ingin pulang, Tuan Dom” ucap Luvi.
“Harus!. Kami sudah berjanji pada Kerajaan Franca jika menemukanmu maka kami akan mengantarmu pada mereka”
“Tapi Tuan, Dom-”
“Luppy tolonglah. Kau sudah banyak menyusahkan orang!”
Luvi merasakan keletihan Dominic, ia memilih diam.
“Kenapa selama ini kau menipu kami?” tanya Dominic yang dadanya tengah bergemuruh. Antara senang menemukan Puteri Raja yang selama ini dicarinya tapi di sisi lain ia juga pasti akan kehilangan Luvi, juga karena Luvi sudah membohonginya selama ini.
“Aku tidak bermaksud menipu kalian. Aku memang tidak ingin orang mengetahui identitas asliku dan aku memang akan memberitahu kalian yang sebenarnya, tapi tidak secepat ini”
Dominic hanya diam sambil menggeleng.
“Luvi, um- maksudku Puteri Elisa, bagaimana rambutmu bisa berubah warna?” tanya Broody yang sedari tadi penasaran.
“Paman, tolong tetap panggil aku Luvi, aku lebih suka panggilan itu. Nama itu diberikan oleh Ibuku untuk panggilan sayang. Tetapi setelah Ibuku wafat tidak ada yang memanggilku Luvi lagi”
Gadis itu kemudian memegang ujung rambutnya sendiri.
“Aku menggunakan buah Bit yang selalu kubawa lalu ku campur dengan minyak untuk mewarnai rambutku menjadi merah. Untuk pewanginya aku menggunakan campuran lain. Pewarna Bit bisa bertahan dua pekan bahkan lebih. Tetapi kemarin Tuan Dom membuang buah Bit-ku, jadi aku kehabisan pewarna rambutku” bibir mungil Luvi mencibik sambil mendelik pada Dominic.
“Jika aku tak membuangnya, sampai sekarang kau masih menipu kami” celetuk Dominic.
“Maaf, selama ini aku tidak jujur pada kalian” wajah Luvi menunduk.
“Sebagai permohonan maafmu, kau harus kembali ke Franca” ujar Dominic.
Mata Luvi memandang Dominic penuh arti. Tatapannya seolah menolak perintah itu, tapi bibirnya sudah enggan untuk mengucap kata lagi.
Dominic seolah akan melepas sesuatu yang berharga. Tapi untuk mempertahankannya-pun ia tak bisa. Dominic seperti tengah berada diantara dua pilihan dan kebimbangan.
“Lalu kenapa kau lari dari Kerajaan?” tanya Ardon.
“Ayah terlalu mengekang ku. Aku tidak pernah bebas memilih sesuatu sesuai kemauanku. Semua diatur oleh Ayah dan peraturan Kerajaan. Aku hanya tahu segala sesuatu lewat buku yang ku baca. Aku tidak pernah tahu rasanya air sungai yang jernih, aku tidak pernah melewati laut biru yang luas, aku juga tidak pernah merasakan indahnya berteman. Aku terpenjara di dalam kastil. Sampai-sampai untuk urusan orang yang akan menjadi calon suamiku semua diatur dan dipilihkan Ayah”
“Sebelum kau pergi dari kastil, kau sama sekali belum pernah keluar, Luvi?” tanya Axon.
“Belum pernah, Paman. Aku hanya melihat hamparan luasnya kota dari atas kastil. Dulu aku ingin sekali bisa berada di tengah-tengah kota, menyapa orang-orang disana, tetapi setiap aku bilang pada Ayah dia pasti melarang ku”
Dominic tidak berucap apa-apa, pria itu hanya menjadi pendengar kali ini.
“Lalu kau memutuskan untuk kabur dari Istana?” tanya pria lainnya.
“Ya, aku sudah tidak tahan dengan pengekangan itu. Aku muak selalu menjadi boneka yang diatur oleh Ayah tanpa bisa sedikitpun aku bergerak sendiri”
“Seharusnya kau memang lebih baik menjadi boneka Ayahmu daripada menyusahkan banyak orang”
Dominic bangkit dari duduknya kemudian menoleh kearah tempat yang sedikit sepi.
Luvi melihat Dominic dengan tatapan berbeda. Gadis itu merasa Dominic belum memaafkannya.
Seolah tidak ingin mendengar cerita Luvi lagi, Dominic menoleh kearah Axon yang menyendiri bersandar pada batang pohon, ia mengupas sebuah ranting kecil menjadi runcing dengan belatinya.
Dominic melangkah dan menghampirinya,
“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Dominic yang langsung duduk di sebelah Axon.
“Tuan. Anda mengetahui kegundahanku, ya?”
“Hm. Ada apa memangnya? Apa ini tentang Luppy?”
“Um, bukan”
“Lalu?”
“Ini, tentang wanita cenayang itu. Sepertinya dia tersiksa bersama Borgy”
“Hey, apa diam-diam kau menyukainya?” Dominic menyikut lengan Axon sambil menyeringai.
“Bukan begitu Tuan. Tapi aku hanya kasihan padanya”
“Ya, aku juga berpikiran yang sama denganmu. Tapi apa yang bisa kita lakukan”
“Kenapa kita tidak melawan Borgy, Tuan. Bukankah kekuatan kita cukup untuk melawannya?” kali ini Axon menoleh memandang wajah Dominic.
“Kita bisa saja melawannya. Tapi aku tahu betul suku Klan Awe. Aku pernah disana beberapa saat. Mereka punya ikatan persaudaraan yang tinggi. Jika salah satu Klannya terbunuh, maka mereka akan mencari pembunuhnya lalu membalaskan dendam, bahkan dendam mereka sampai ke anak keturunan si pembunuh. Yang bahayanya lagi mereka memiliki Tetua yang memiliki supranatural, jadi mereka bisa dengan mudah mengetahui dimana keberadaan orang yang mereka cari”
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.