Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Naik ke Puncak Prestasi Ola
Setahun setelah pembukaan Galeri Yoleee, nama Ola semakin dikenal di dunia seni. Setiap hari galeri dipenuhi pengunjung, mulai dari kolektor seni, sosialita, hingga para pecinta seni yang tertarik dengan karya karyanya. Lukisan lukisan Ola, yang mengekspresikan perjalanan batin dan emosinya, berhasil memikat hati banyak orang, dan kini mulai dianggap sebagai mahakarya.
Namun, dengan kesuksesan itu datang tanggung jawab yang lebih besar. Ola mulai merasa kewalahan dengan jadwal yang semakin padat. Galeri yang semakin ramai membutuhkan perhatian lebih, namun waktu Ola lebih banyak tersita untuk melukis dan merawat Lei.. Melihat kondisi ini, Axel, yang selalu mendukungnya, menawarkan bantuan untuk mencari seorang asisten yang bisa diandalkan.
“Galeri ini sudah menjadi besar, Ola. Kmau tidak bisa menangani semuanya sendirian lagi,” ucap Axel di ruang tamu rumah Ola.
Ola, yang sedang menimang nimang beberapa lukisan barunya, menghela napas.
“Aku tahu, Axel. Tapi aku merasa sulit mempercayakan semua ini pada orang lain. Ini bukan sekadar bisnis, tapi bagian dari hatiku.” ucap Ola.
“Aku mengerti. Tapi percayalah, aku akan mencarikan seseorang yang bisa membantu, seseorang yang bisa menjaga galeri dengan sepenuh hati seperti dirimu.” ucap Axel tersenyum, meyakinkan.
"Baiklah, jika itu yang terbaik menurutmu, Axel." ucap Ola.
Akhirnya, setelah pencarian yang cukup panjang, Axel berhasil menemukan seorang asisten profesional yang berpengalaman di bidang galeri seni. Dengan bantuan asisten ini, Ola bisa lebih fokus pada proses kreatifnya. Taman belakang rumahnya menjadi tempat favoritnya untuk melukis, di mana ia mendapatkan inspirasi sambil mengawasi Lei yang bermain di dekatnya.
Sambil mengoleskan cat pada kanvas, Ola sering merenung. Setahun terakhir ini telah membawa banyak perubahan. Dari seorang wanita yang bersembunyi dari dunia, kini ia menjadi sosok yang dikenal dan dihormati. Pundi pundi kekayaannya pun semakin bertambah, membuatnya bisa hidup dengan lebih nyaman. Namun, semua itu tidak pernah membuatnya lupa pada tujuan utamanya, kebahagiaan Lei dan ketenangan batinnya.
“Lei, lihat Mama sedang melukis apa?” tanya Ola sambil memandang putranya yang tengah bermain bola kecil di depannya.
Lei yang kini berusia 4.5 tahun, mendekati kanvas dengan wajah penasaran.
“Itu gambar... Mama! Sama Lei!” jawabnya sambil menunjuk lukisan yang menggambarkan Ola dan Lei sedang duduk di bawah pohon besar.
“Betul sekali, Sayang. Mama dan Lei, selalu bersama.” jawab Ola tersenyum, mencium dahi anaknya.
"Kemari Sayang," pinta Ola lalu memeluknya.
***
Kesibukan Ola semakin meningkat seiring berjalannya waktu, dan dengan bantuan asisten yang diatur Axel, bernama Siren galeri tersebut berkembang pesat. Karyanya kini tidak hanya dipajang di galerinya, tapi mulai masuk ke pameran pameran internasional, memberikan Ola pengakuan yang lebih luas. Beberapa kolektor ternama bahkan mulai menawarkan harga fantastis untuk lukisan lukisan Ola, membuat pundi pundi kekayaannya semakin bertambah.
Satu hari, Axel mengunjungi Ola di rumahnya, membawa kabar baik.
“Kamu tahu, Ola, salah satu lukisanmu terjual di sebuah lelang kemarin,” ucap Axel sambil tersenyum penuh kemenangan.
“Benarkah? Yang mana?” terkejut Ola menatap Axel dengan mata terbuka lebar.
“Lukisan tentang hujan dan anak kecil. Kamu tahu, yang kamu buat saat Lei baru lahir.” ucap Axel.
Ola terdiam sejenak, mengenang perasaan saat dia membuat lukisan itu.
“Aku ingat. Lukisan itu sangat berarti bagiku.” ucapnya.
“Dan harga penjualannya luar biasa. Ini hanya membuktikan bahwa dunia seni telah mengakui karyamu.” lanjut Axel memberitahukannya.
Namun, di tengah kesuksesan dan prestasi yang semakin menanjak, Ola tetap mempertahankan kesederhanaannya. Dia masih melukis di rumah, ditemani Lei, dan berusaha menjaga hidupnya tetap seimbang. Meskipun banyak orang yang kini mengenalnya, Ola tetap memilih untuk hidup jauh dari sorotan publik, hanya membuka diri sedikit demi sedikit.
Sementara itu, Axel yang selalu ada di sisinya mulai merasa lebih dekat dengan Ola. Setiap kebersamaan mereka terasa lebih intim, dan perasaannya pada Ola semakin dalam. Namun, Axel tetap menahan diri, menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
Di tahun ini, dengan keberhasilan galeri dan perkembangan bisnis seni Ola yang semakin pesat, mereka memutuskan untuk pindah ke tempat yang lebih besar. Axel membantu Ola mencari rumah baru yang lebih luas, tempat Lei bisa bermain dengan bebas dan Ola bisa melukis dengan lebih nyaman.
***
Dirumah barunya.
“Ola? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?” tanya Axel dengan sedikit canggung.
“Tidak, Axel. Hanya… aku baru sadar hanya kamu yang selalu menemaniku,.” jawab Ola tersenyum lembut, sedikit terkejut karena tanpa sadar ia memperhatikan Axel dengan begitu intens.
Axel terkejut dengan pernyataan itu, tetapi ia segera tersenyum, menundukkan sedikit kepalanya, menyembunyikan perasaan hangat yang mengalir di hatinya.
“Itu bukan masalah besar, Ola. Aku hanya ingin melihatmu bahagia.” ucap Axel.
Kata kata Axel membuat Ola merasakan kehangatan yang aneh di dadanya. Selama ini, dia terlalu sibuk memikirkan galeri, Lei, dan masa lalunya yang penuh luka, sehingga tidak pernah memperhatikan betapa besar perhatian Axel terhadap dirinya. Axel selalu ada tanpa pamrih, tanpa meminta apa pun, hanya memberikan dukungannya dengan cara yang begitu lembut dan penuh perhatian.
Seiring waktu, Ola mulai menyadari bahwa Axel bukan sekadar teman biasa. Ada sesuatu di antara mereka yang perlahan tumbuh, meskipun Axel tidak pernah mengatakan apa apa secara langsung. Axel memperlakukannya dengan penuh kehati hatian, seolah olah dia menunggu Ola untuk siap menyadari perasaannya sendiri.
***
Suatu hari, saat Axel datang untuk membantu mengurus persiapan pameran berikutnya, Ola memberanikan diri untuk berbicara tentang apa yang selama ini dirasakannya.
“Axel,” panggil Ola pelan, saat mereka sedang duduk di ruang tamu setelah membahas persiapan galeri.
“Ya?” ucap Axel menoleh, matanya bertemu dengan tatapan lembut Ola.
“Selama ini, aku banyak berpikir… tentang kita. Tentang caramu memperlakukanku. Kamu selalu ada, selalu mendukungku, dan aku baru sadar betapa besar peranmu dalam kehidupanku sekarang,” ucap Ola, suaranya terdengar tenang tapi ada sedikit getaran.
Axel terdiam sejenak, tidak menyangka Ola akan mengungkapkan hal itu.
“Ola, aku hanya melakukan apa yang menurutku benar. Aku hanya ingin melihatmu bahagia, itu saja.” jawab Axel.
“Aku tahu. Tapi aku ingin kamu tahu… aku menghargainya, Axel. Lebih dari yang bisa kukatakan.” ucap Ola tersenyum tipis.
Axel tersenyum lembut, tetapi ada sesuatu di matanya yang menunjukkan bahwa dia menahan diri.
“Terima kasih, Ola. Itu sudah lebih dari cukup bagiku.” ucap Axel.
Aku harap kamu tidak sekedar menghargaiku, ataupun melihatku semata membalas budi ini. Aku ingin kamu membuka hati untukku, aku tulus mencintaimu.
Kamu tahu, selama ini aku sudah selalu diminta untuk menikah. Tapi aku masih setia menunggumu, aku tidak mau tergesa gesa. Aku takut kamu hanya demi balas budi ini. Batin Axel.
***
Sementara Mikel, setahun ini selalu memperhatikan galery Yoleee ini. Tapi tidak dapat menemukan anak kecil yang dia temui di acara pembukaan galery itu.
"Kemana anak balita itu?" pikir Mikel.
...****************...
Hi semuanya!!! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍