NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memeriksa Gigi

Akmal menuju ke meja kerjanya kemudian dia menekan telepon untuk memanggil seseorang masuk ke dalam. tak lama diantaranya pintu pun ada yang mengetuk dengan segera Akmal mempersilahkan.

"Yah kenapa Pak?" tanya salah seorang perawat sambil manggut memberi hormat.

"Tolong rontgen gigi ibu Shakila, karena ada gigi bungsu di bagian gerahang sebelah kanan bagian bawah."

"Baik Pak."

"Silakan Bu Shakila, ikuti perawat saya untuk melakukan rontgen gigi."

Shakila terlihat mengambil tas kemudian mengenakannya di bahu sebelah kanan, namun sebelum dia pergi dia terkejut ketika melihat ada foto yang terpajang di meja kerja Akmal Sanjaya.

"Rumi Aninda?" tanya Shakila sambil menunjuk ke arah foto.

"Iya, itu Ibuku. kenapa kamu mengenalnya?"

"Siapa yang tidak kenal dengan wanita cantik itu, permainan biolanya sangat menginspirasiku untuk mempelajari musik." jawab Shakila penuh kekaguman.

"Kamu bisa bermain biola?" tanya Akmal yang merasa bangga memiliki ibu yang sangat dikenal oleh khalayak ramai, bahkan wanita yang ia puja termasuk salah satu penggemarnya.

"Tidak lagi." jawab Shakila sambil berlalu pergi hendak keluar dari ruangan pemeriksaan mengikuti perawat yang sudah keluar duluan.

"Tunggu! Kenapa kamu tidak bermain biola lagi?" tahan Akmal dengan pertanyaan.

"Karena aku sudah menikah?" jawab Shakila yang membalikkan tubuh, wajahnya terlihat muram seperti menyimpan kesedihan yang begitu mendalam.

Mendengar jawaban itu Akmal pun terdiam membisu bingung harus berkata apa lagi. padahal sejak dari tadi malam dia selalu ingin mengobrol dengan wanita yang baru pertama kali ia lihat, namun sekarang obrolan itu seperti biasa menghilang mungkin. kalau dia tidak kuat tubuhnya akan ambruk tidak kuat menahan rasa tidak nyaman ketika berada di dekat orang lain meski itu adalah wanita pujaannya.

"Terima kasih atas pelayanannya, Sampai ketemu besok " ujar Shakila yang tidak mendapat jawaban kemudian dia pun keluar dari ruang perawatan, meninggalkan Akmal yang masih membisu seperti patung yang sedang dipajangkan.

Setelah Shakila tidak terlihat ditelan balik pintu kaca yang samar, Akmal pun mendudukkan tubuh di kursi, nafasnya yang sejak dari tadi ditahan kini terlihat memburu, keringat dingin mulai membasahi dahi, tidak menyangka kalau wanita yang diinginkan kini datang menghampiri.

"Kamu benar-benar cantik tapi kenapa kamu bersedih seperti itu, Apakah kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu, sampai-sampai kamu yang hobi bermain biola tidak bisa melakukan lagi. Kasihan sekali kamu cantik, kalau aku jadi suamimu, Aku tidak akan menyakitimu. aku akan membahagiakanmu semampu yang aku bisa." gumam Akmal sambil menatap ke arah pintu, di mana Shakila tadi menghilang. kedua sudut bibirnya mulai terangkat kembali, mengingat kejadian yang baru saja dialami, kejadian yang begitu mendebarkan di mana dia bisa lebih dekat dengan seorang perempuan.

Hari itu Akmal Sanjaya tidak terlalu fokus untuk bekerja, senyuman Shakila sudah mampu mengalihkan konsentrasi. wajahnya yang manis selalu menari-nari di kelopak mata, membuat Akmal meminta perawat Untuk membatalkan semua janjinya, dia ingin menyendiri mengambil energi sambil menikmati Lamunan indah bersama sang pujaan.

Biasanya Akmal pulang kira-kira pukul 16.00 sore, namun hari itu Dia memutuskan pulang setelah istirahat makan siang, dengan alasan dia kurang enak badan .dia yang sebagai pemilik klinik tidak ada yang berani menolak, karena Akmal adalah atasannya sehingga dia bisa pulang kapanpun dia inginkan.

Sesampainya di rumah pintu pun terbuka, terlihatlah Shakila yang sedang menyiapkan makanan di atas meja, dengan segera Akmal pun mendekat kemudian memeluknya dari belakang, tak lupa mendaratkan ciuman lembut di leher jenjang gadis itu.

"Aku sangat mencintaimu Shakila Putri, aku benar-benar mencintaimu."

"Apa-apaan sih Sayang, aku sedang menyiapkan masakan kesukaanmu  mulai dari ayam goreng, sayur lodeh bersama sambel kentang. sudah jangan ganggu agar semuanya cepat selesai." jawab Shakila sambil membalikkan tubuhnya kemudian dia menatap lekat pria yang sedang dikalungi tangannya.

"Tidak ada makanan kesukaanku, Hanya kamulah favoritku di dunia ini." jawab Akmal sambil kembali memeluk Shakila kemudian mencium dahinya.

"Sudah jangan begitu, anak kita belum tidur."

"Oh ya, di mana Cindy sekarang?"

"Ayah....!" Panggil suara anak kecil yang berlari menuju ke arahnya, dengan segera Akmal pun memeluk kemudian menggendong Putri kesayangannya dengan penuh kasih sayang.

"Dia belum tidur karena ingin makan bersama dengan ayahnya."

"Hayoh! kamu Ternyata nakal ya Cindy....!" jawab Akmal sambil mencubit hidung gadis sekecil yang sedang berada di dalam pangkuan.

Mereka bertiga pun terus mengobrol dengan dipenuhi candda tawa membuat Akmal menjadi pria paling bahagia di dunia ini, namun ketika hendak mencium kembali istrinya, Akmal pun terbangun karena ternyata orang yang sedang dipeluk hanyalah guling. Akmal Sanjaya yang sedang jatuh cinta dia terus dihadiri mimpi indah bersama Shakila.

~

Pagi menyapa dengan sinar matahari yang lembut ketika pintu klinik terbuka untuk menyambut pasien-pasien pertama. Suasana di klinik pagi itu dipenuhi dengan ketenangan sekaligus kesiapan untuk melayani. Sebuah aroma wangi kopi menyelinap dari sudut ruang tunggu, menciptakan sentuhan nyaman. Perawat dan petugas administrasi dengan semangat melangkah ke dalam, menyiapkan segala sesuatu untuk memulai hari. Suara ringan langkah kaki mereka dan obrolan singkat menciptakan harmoni yang lembut di sepanjang koridor. Ruang tunggu klinik, yang masih relatif sepi, menanti dengan kursi-kursi yang rapi dan majalah-majalah kesehatan yang tersusun di meja.

Dokter-dokter klinik membuka pintu ruang pemeriksaan, mempersiapkan peralatan dan memeriksa jadwal pasien yang sudah tertata dengan rapi. Cahaya alami dari jendela besar memasuki ruang pemeriksaan, memberikan nuansa kecerahan yang membangunkan. Sementara itu, perawat di ruang steril menyiapkan peralatan medis dengan cermat, menjaga kebersihan dan kesiapan untuk setiap pemeriksaan. Suara gemericik air dari wastafel dan aroma disinfektan menyiratkan standar kebersihan yang tinggi.

Di ruang tunggu, pasien-pasien pertama mulai datang dengan pendaftaran di tangan mereka. Wajah-wajah mereka mencerminkan campuran rasa penasaran, sedikit kecemasan, dan harapan untuk mendapatkan bantuan medis yang mereka butuhkan. Begitu juga dengan Akmal Sanjaya yang terlihat gelisah menantikan seseorang yang sudah membuat janji dengannya, dia terlihat mundar-mandir sesekali menanyakan kepada pihak administrasi Apakah orang yang sedang ia tunggu sudah menampakkan batang hidungnya, namun sudah beberapa lama menunggu wanita itu tidak kunjung datang.

"Ke mana kamu Shakila, Apakah kamu mengingkari janji. padahal aku sudah mewanti-wanti agar gigimu cepat dicabut, supaya kamu merasa nyaman ketika berbicara. alangkah tidak baik kalau kamu berbicara dengan wajah yang meringis menahan sakit." umpat Akmal Sanjaya yang memindai halaman parkir klinik miliknya, berharap orang yang ditunggu segera datang.

Merasa bosan berdiri di dekat jendela, Akmal pun duduk kemudian membuka berkas-berkas yang berada di atas mejanya untuk coba memulai pekerjaan, namun sayang pikirannya yang sedang kalut Akmal tidak fokus untuk bekerja, hingga akhirnya dia pun bangkit lagi Kemudian berjalan menuju ke pintu dia membuka tirai jendela yang berdampingan dengan pintu untuk mengetahui keadaan sekitar.

Jantung Akmal terasa berdegup dengan kencang ketika melihat seorang wanita yang datang menuju ruang administrasi, dengan segera kembali ke meja kerjanya untuk duduk dengan tenang supaya dia tidak terlihat bahwa dia sangat menunggu kehadiran pasiennya. Karena menurut aturan seorang dokter tidak membutuhkan pasien.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!