Deal, Kita Menikah!

Ballroom luas dan megah itu akan menjadi saksi bisu sebuah perhelatan mewah di tahun ini, bahkan seluruh media elektronik berlomba-lomba meliput acara tersebut karena tidak ingin ketinggalan berita besar yang sudah menjadi tranding topik di berbagai sosial media. Yaitu pernikahan seorang eksekutif muda kaya raya dengan seorang model cantik papan atas dari keluarga Mateo.

Dan kini semua mata memandang kearah seorang wanita cantik yang berjalan memasuki ballroom. Semua mata itu terutama mata para pria, bahkan tidak berkedip sedikitpun saat wanita yang menjadi ratu di pesta itu berjalan dengan sangat anggun.

Para pria itu bahkan harus menelan salivanya saat melihat begitu cantik dan sexy nya sang pengantin wanita, dengan gaun yang berbelahan dada rendah sampai memperlihatkan kedua dada yang menyembul dan bergerak seirama langkah sang wanita. Punggung putih mulus terbuka juga menjadi santapan mata para pria itu, bahkan jakun mereka naik turun melihat semua pemandangan indah itu.

Tapi semua itu tidak berlaku bagi seorang pria tampan dan gagah yang memakai setelan jas berwarna putih, yang saat ini tengah menatap dengan tajam kearah wanitanya. Pria itu tampak dingin bahkan terkesan tidak tertarik dengan kecantikan, dan keindahan tubuh wanita itu yang dipertontonkan kesemua orang.

"Hai suamiku," Cleo langsung merangkul lengan Kenan dengan manja. "Kau sangat tampan dan gagah," pujinya.

Kenan yang dipuji hanya diam, dan membawa wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu untuk naik ke tempat pelaminan mereka.

"Kau tidak ingin memujiku?" Cleo memancing pembicaraan setelah sampai ditempat mereka.

"Apa yang harus ku puji?" Kenan balik bertanya tanpa menoleh kearah Cleo, seakan-akan pemandangan yang ada dihadapannya jauh lebih indah ketimbang wajah istrinya.

"Oh my God, kau itu benar-benar ya!" Cleo berdecak dengan kesal, karena rencananya gagal untuk membuat Kenan terpukau pada penampilannya, bahkan suaminya itu terlihat tidak peduli saat semua mata para pria yang ada diruangan tersebut menatapnya dengan lapar. "Kau ini sebenarnya tertarik pada wanita tidak?" tanya Cleo keceplosan.

Kenan yang ditanya langsung menatap pada Cleo. "Apa maksudmu?"

"Ck, masa kau tidak mengerti?" Cleo memilih tidak melanjutkan pembicaraan mereka, karena para tamu undangan sudah mulai memenuhi ballroom.

Dan di sepanjang acara, Cleo lebih memilih berjalan menyapa para tamu undangan yang kebanyakan para eksekutif muda tampan dan tentunya kaya. Cleo yakin para eksekutif muda itu adalah rekan bisnis Kenan dan juga rekan bisnis kakaknya Agam Mateo.

"Kalau saja aku tahu sejak dulu rekan bisnis A tampan-tampan, sudah pasti aku akan memilih satu diantaranya sebagai suamiku. Dari pada menikah dengan si dingin itu." Gerutu Cleo sambil berjalan menyapa para tamu undangan.

"Kau bilang apa?"

Deg.

Cleo menengok kebelakang, dan begitu terkejut saat mengetahui pria yang menjadi suaminya itu berada tepat dibelakangnya.

"Sejak kapan kau mengikutiku?"

"Mengikutimu?" Kenan berdecis. "Kau lupa? Kita ini satu paket." Kenan menarik pinggang ramping Cleo, dan berusaha terlihat mesra karena sejak tadi semua mata menatap kearah mereka termasuk tuan David dan Nyonya Mini. "Kau ingin semua orang curiga, dan membuat acara ini berantakan?" bisik Kenan lalu membawa istrinya kembali ke tempat pelaminan.

Cleo pun mau tidak mau mengikuti Kenan, karena memang benar apa yang dikatakan suaminya itu kalau mereka adalah satu paket, dan akan terlihat aneh jika berjauhan. Dan di saat Cleo sedang menyalami satu persatu tamu undangan yang memberikan selamat pada mereka, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita cantik yang tiba-tiba saja berjalan dan langsung memeluk Kenan, memeluk suaminya tanpa mempedulikan dirinya yang berstatus sebagai istri pria itu.