Introvert Efek

Introvert Efek

Mengenaskan

"Hai Sarah, aku Akmal Sanjaya, hobiku melukis, pekerjaanku sebagai dokter umum di klinikku sendiri. Hai Sarah, aku Akmal Sanjaya, pekerjaanku sebagai dokter dan membuka klinik sendiri, hobiku hiking kadang kalau ada kesempatan aku menyempatkan melukis kapal di rumah bersama temanku yang bernama Robby." Ucap pria yang bernama Akmal Sanjaya, waktu itu dia sedang duduk di salah satu kursi yang berada di cafe senja. di mejanya ada Seikat Bunga ditambah minuman yang Ia pesan, sepertinya dia sedang menunggu seseorang yang akan bertemu dengannya.

"Hai Sarah, Namaku Akmal Sanjaya, aku salah satu dokter yang memiliki klinik sendiri." ulang pria itu seolah tidak bosan membolak-balikkan perkataannya, beruntung dia duduk berjauhan dengan pengunjung Cafe lain, sehingga dia tidak disangka sebagai orang yang kurang waras.

"Hai Sarah, aku Akmal Sanjaya."

"Akmal Sanjaya?" terdengar suara seorang perempuan yang Bertanya kepadanya, membuat Akmal yang sejak dari tadi terfokus menghafalkan kata-kata Yang Akan diucapkan terperanjat kaget, hingga tangannya menyenggol gelas yang sedang berada di hadapan.

Byur, prak.....!

Air kopi pun tumpah disusul dengan suara gelas yang pecah terjatuh menimpa lantai, Akmal Sanjaya terlihat gugup seperti orang yang baru pertama kali melihat perempuan Bahkan tangannya terlihat bergetar.

"Maaf, maaf....!" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Tidak apa-apa?" jawab perempuan yang tadi menyapa dengan mengulum senyum membuat hati Akmal terasa bergejolak seolah dia melihat bidadari yang baru turun menghampiri.

"Aku Akmal Sanjaya." ujarnya sambil mengulurkan tangan mengajak wanita itu bersalaman.

"Sarah," jawab wanita yang baru saja datang sambil menggeserkan kursi hendak duduk.

"Tunggu dulu! pelayan, pelayan.....!" tahan Akmal sambil celingukan mencari waiter.

Tak lama orangnya dipanggil pun datang, dengan segera Akmal meminta merapihkan kekacauan yang ia buat. pelayan itu tidak menolak, dia mengelap meja dan mengganti kursi yang hendak diduduki oleh Sarah.

"Silakan duduk pak, Bu!" ujar waiter setelah menyelesaikan kekacauan.

"Terima kasih Oh iya saya pesan minuman lagi seperti yang baru saja tumpah." pinta Akmal ke pelayan. "Kalau kamu mau minum apa?" tanya Akmal sambil menatap ke arah wanita yang sedang duduk di hadapannya.

"Aku Cappucino aja."

Waiter mencatat semua pesanannya, kemudian berpamitan untuk melanjutkan pekerjaan. Seperginya sang waiter, terjadi kekakuan antara mereka berdua. apalagi ketika melihat tatapan Akmal yang sangat membuat Sarah tidak nyaman, pria itu selalu menatap bagian dada yang kemeja bunganya tidak terkancing, namun Sarah tidak memprotes hal itu, karena mungkin begitulah cara seorang pria mengagumi sosok perempuan.

"Untukmu!" ucap Akmal yang memecah hening diantara mereka berdua, sambil memberikan seikat bunga mawar putih yang sejak dari tadi ia persiapkan.

"Terima kasih banyak, ini sangat indah dan wangi." jawab Sarah yang menerima pemberian itu, kemudian dia mencium Wangi Bunga menggunakan hidungnya.

Suasana pun menjadi Hening kembali, padahal sejak tadi sebelum Sarah datang Akmal sudah mempersiapkan obrolan-obrolan yang akan dibicarakan dengan wanita yang baru saja ia temui, namun kata-kata yang sudah dirangkai dengan begitu sempurna seolah hilang dari kepalanya.

"Ini benar Akmal Sanjaya, yang berada di aplikasi kencan itu?" tanya Sarah yang merasa tidak nyaman karena mata lelaki yang berada di hadapannya terus menatap ke arah bagian dada, sepertinya lelaki yang baru ia temui adalah pria mesum.

"Iya, kenapa nampak berbeda dengan foto dengan aslinya?"

"Iya, karena di profilmu kamu mengaku berumur 28 tahun tapi setelah aku melihat secara langsung nampaknya kamu lebih tua dari itu."

"Tidak, aku tidak berbohong, memang wajahku saja yang kelihatan tua, tapi umurku baru 28 tahun."

"Oh, kalau begitu nggak apa-apa. terus keseharianmu apa?"

"Aku bekerja di kliniku sendiri menjadi seorang dokter yang setiap hari dikunjungi oleh pasien."

"Wah, ternyata kamu bukan orang biasa. Terus kenapa sampai memajang foto di aplikasi kencan online?"

"Aku sangat sulit untuk bergaul, rasanya ada yang aneh ketika aku berada di tengah keramaian. aku lebih senang berada di rumah sambil melukis pesawat Karena itu adalah hobiku."

"Berarti kamu introvert?"

"Tidak, aku bukan introvert. Aku hanya lebih senang menyendiri saja, karena dengan menyendiri aku bisa menemukan gagasan-gagasan penting dalam hidupku."

"Oh....." tanggapan Sarah sambil manggut-manggut seolah paham dengan sikap lelaki yang berada di depannya.

Suasana meja pun kembali sunyi hanya terdengar Pintu kaca Cafe senja yang berdering lembut ketika dibuka, menyambut pengunjung dengan aroma kopi yang menggoda. Di dalam cafe dinding bata ekspos menyatu dengan dekorasi kayu yang memberikan kesan hangat dan bersahaja.

Barista tersenyum ramah di balik konter kayu, menciptakan senyum yang menular kepada setiap pelanggan. Deretan kursi kulit yang nyaman mengelilingi meja-meja kayu yang dipenuhi buku-buku dan laptop

Suara mesin kopi yang berdenting dan suara cincin gelas menyatu dengan playlist jazz yang membawa suasana tenang. Setiap sudut kafe penuh dengan percakapan ringan dan tawa yang hangat. Hanya meja yang diduduki oleh Akmal dan Sarah yang terlihat sunyi

"Sudah berapa lama gabung dengan aplikasi kencan online?" tanya Sarah yang bingung harus Berbuat Apalagi karena lawan bicaranya lebih banyak menatap daripada berbicara.

"Kurang lebih tiga tahun." jawab Akmal yang terlihat menundukkan kepala.

"Lama juga, Terus apa yang didapat, Apakah kamu tidak menemukan wanita yang cocok atau baru kali ini menggunakannya secara serius?"

"Tidak ada yang didapat dan aku selalu serius ketika mendekati seorang perempuan."

"Terus dalam kurun waktu yang lumayan lama itu kamu tidak mendapatkan perempuan yang diinginkan atau kamu banyak memilih?"

"Tidak, aku tidak banyak memilih. yang terpenting perempuan itu menerima kekuranganku yang kurang pandai bergaul, namun mereka selalu tidak menerima dan pergi begitu saja, makanya aku berharap kali ini wanita yang kutemui tidak kabur seperti wanita-wanita yang dulu."

Mendengar keterangan dari Akmal Sarah sedikit terkejut Kenapa Pria setampan dan segagah Akmal bisa sangat kesulitan mendapatkan seorang Pujaan Hati, padahal dilihat dari kehidupan Akmal tidak ada kekurangan sedikitpun, hanya kebiasaannya saja yang kurang bisa dipahami.

Akmal yang kehabisan kata-kata, dia hanya terdiam menunggu pertanyaan dari Sarah membuat perbincangan itu terlihat sangat pasif, seolah seorang HRD yang sedang mengintrogasi calon karyawan. Sarah menginginkan kalau perbincangan kala itu sangat interaktif, saling bertanya, saling mengungkapkan keinginan masing-masing. namun itu nampaknya Hanya keinginan belaka, karena daripada lebih banyak berbicara Akmal lebih sering menatap ke arah dada yang kancing bajunya tidak dimasukkan.

Semakin lama Sarah semakin merasa risih hingga akhirnya dia pun sadar Kenapa wanita yang ditemui oleh Akmal langsung menghilang, karena sikapnya yang terlihat kurang sopan dan tidak mencerminkan perilaku orang yang berpendidikan.

Sarah terlihat melirik ke arah tangan yang mana Di situ ada jam kecil yang melingkar, dia menatap ke arah Akmal yang sejak dari tadi masih memperhatikannya, membuat pria itu sedikit memalingkan wajah merasa tidak enak dengan tatapan Sarah yang mulai berubah.

"Maaf Kayaknya aku tidak bisa lama-lama di sini, karena aku ada janji dengan teman, nanti aku telepon ya." ungkap Sarah yang mulai merasa bosan.

"Kenapa nggak nanti aja, Tunggu sebentar lagi, kan Minuman kita belum datang."

"Tidak apa-apa karena ini urusannya sangat penting, kalau tidak secepatnya aku menemui, bisa-bisa aku dipecat dari pekerjaan." jawab Sarah sambil bangkit kemudian tanpa menunggu jawaban dari Akmal dia pun berlalu pergi meninggalkan Akmal yang melongok sendirian.

"Sarah....!" Panggil Akmal dengan suara kencangnya membuat wanita itu menoleh dengan wajah kesal, karena banyak mata yang tertuju padanya.

"Nanti malam, aku tunggu teleponmu." Lanjutnya sambil mengangkat ibu jari, membuat Sarah semakin merasa kesal karena Akmal sudah mempermalukannya, dengan segera dia pun bergegas keluar dari Cafe senja.

"Kopinya Pak!"

Terpopuler

Comments

🎀

🎀

mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗

2024-04-26

0

Raksha

Raksha

Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Mengenaskan
2 Hidup Yang Malang
3 Janjian Lagi
4 Dikecewakan Lagi
5 Kembali Ke rutinitas
6 Menghadiri Pesta
7 Menggoda wanita Cantik
8 Namanya Shakila
9 Memeriksa Gigi
10 Ektrasi Gigi
11 Pekerjaan Akmal
12 Alergi Dermatitis kontak
13 Komplek Perumahan Sentosa
14 KDRT
15 khawatir
16 Bertemu du Taman
17 Berubah
18 Semakin Dekat
19 Akmal Bahagia
20 Sangat Bahagia
21 Khawatir
22 Aku Sudah Menikah
23 Solusi Buat Shakila
24 Eksekusi
25 Tidak Menyerah
26 Menghabisi Ramlan
27 Menghilangkan Jejak
28 Ramlan Dikuburkan
29 Shakila bersedih
30 Doa Untuk Ramlan
31 Akmal Pulang Ke Jakarta
32 Kenyataan Pahit
33 Penghianatan Besar
34 Penderitaan
35 Keberhasilan Shakila
36 Aku Bukan Orang Bodoh
37 Mencari Rinto
38 Aktivitas Shakila
39 Menginap Dirumah Bibi
40 berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41 Disiksa Kembali
42 Mengatur Siasat
43 Reparasi Kunci
44 Terus Bergerak
45 Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46 Cari Mobil Sewaan
47 Resep Obat
48 Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49 Sewa Mobil
50 Menunggu Waktu Tepat
51 Mengintai
52 Menyelinap
53 Mereka Datang
54 Mereka Terperdaya
55 Menghilangkan Barang Bukti
56 Alergi Shakila Kambuh
57 Rem Loss
58 Kecelakaan
59 Menikmati Kemenangan
60 Strategi Selanjutnya
61 Penyebab Kecelakaan
62 Teror Terus Berlanjut
63 Biang Keladinya
64 Melampiaskan Amarah
65 Melaporkan Semuanya
66 Kalah Lagi
67 Salah Memilih Lawan
68 Menikmati Kemenangan
69 Kembali Kerutinitas
70 Pengagum Rahasia
71 Menemui bibi Ati
72 Apa Yang Terjadi Pada Ibu
73 Permusuhan Terus Berlanjut
74 Ada Ular Di Rumah
75 Dibuat Panik
76 Sop Kura-Kura
77 R.I.P. Robby
78 Balas Dendam kematian Robby
79 Mempersiapkan Diri
80 Penabrak Ramlan
81 Laporan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengenaskan
2
Hidup Yang Malang
3
Janjian Lagi
4
Dikecewakan Lagi
5
Kembali Ke rutinitas
6
Menghadiri Pesta
7
Menggoda wanita Cantik
8
Namanya Shakila
9
Memeriksa Gigi
10
Ektrasi Gigi
11
Pekerjaan Akmal
12
Alergi Dermatitis kontak
13
Komplek Perumahan Sentosa
14
KDRT
15
khawatir
16
Bertemu du Taman
17
Berubah
18
Semakin Dekat
19
Akmal Bahagia
20
Sangat Bahagia
21
Khawatir
22
Aku Sudah Menikah
23
Solusi Buat Shakila
24
Eksekusi
25
Tidak Menyerah
26
Menghabisi Ramlan
27
Menghilangkan Jejak
28
Ramlan Dikuburkan
29
Shakila bersedih
30
Doa Untuk Ramlan
31
Akmal Pulang Ke Jakarta
32
Kenyataan Pahit
33
Penghianatan Besar
34
Penderitaan
35
Keberhasilan Shakila
36
Aku Bukan Orang Bodoh
37
Mencari Rinto
38
Aktivitas Shakila
39
Menginap Dirumah Bibi
40
berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41
Disiksa Kembali
42
Mengatur Siasat
43
Reparasi Kunci
44
Terus Bergerak
45
Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46
Cari Mobil Sewaan
47
Resep Obat
48
Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49
Sewa Mobil
50
Menunggu Waktu Tepat
51
Mengintai
52
Menyelinap
53
Mereka Datang
54
Mereka Terperdaya
55
Menghilangkan Barang Bukti
56
Alergi Shakila Kambuh
57
Rem Loss
58
Kecelakaan
59
Menikmati Kemenangan
60
Strategi Selanjutnya
61
Penyebab Kecelakaan
62
Teror Terus Berlanjut
63
Biang Keladinya
64
Melampiaskan Amarah
65
Melaporkan Semuanya
66
Kalah Lagi
67
Salah Memilih Lawan
68
Menikmati Kemenangan
69
Kembali Kerutinitas
70
Pengagum Rahasia
71
Menemui bibi Ati
72
Apa Yang Terjadi Pada Ibu
73
Permusuhan Terus Berlanjut
74
Ada Ular Di Rumah
75
Dibuat Panik
76
Sop Kura-Kura
77
R.I.P. Robby
78
Balas Dendam kematian Robby
79
Mempersiapkan Diri
80
Penabrak Ramlan
81
Laporan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!