"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
"Tadinya aku kesini untuk melakukan adegan ranjang, namun karena sebentar lagi si bibi datang aku harus keluar." Ujar Sam seraya memiringkan wajahnya.
Cup!...
Mata indah Naura terbelalak saat pipinya dikecup dengan lembut cukup lama oleh Sam, setelahnya tanpa berucap Sam keluar dari kamar Naura membiarkan wanita itu berdiri terdiam mematung tanpa gerak.
Tubuh Naura perlahan terjatuh ke lantai ia menyender pada pintu kamarnya, wanita itu menggelengkan kepala berkali-kali sambil menepuk pipi. "Tidak, bukan ini yang aku inginkan! Sam kenapa kau mencium pipi suciku!???." Pekiknya tak terima. "Kenapa juga pipiku panas?."
"Jika dia ingin melakukannya sekarang kenapa tidak langsung saja? bukankah ini waktunya juga pas hanya tempatnya saja yang kurang tepat." Pikir Naura yang tidak bisa menebak isi pikiran Sam.
"Ah entahlah..." Naura memilih tak peduli. Bayang-bayang saat bibir lembut Sam menyentuh pipinya membuat Naura terdiam. Tangan Naura menyentuh bibir, ia menyadari jika ulah Sam mampu membuat jiwanya merespon sama seperti sebelumnya saat manik mereka bertemu Naura merasakan getaran dalam lubuk hati dinginnya itu.
"Aku berharap kesepakatan ini segera berakhir dan kita asing kembali." Ujar Naura yang tak mau terlibat lebih lama.
Tok tok tok!
Naura langsung berdiri saat pintu kamar diketuk.
"Ini tehnya non." Ujar si bibi.
"Baik bi terimakasih." Naura menerima sambil sesekali matanya melirik ke arah lantai bawah.
Saat Naura hendak menutup pintu si bibi menahan. "Eh non tuan Arga juga nyuruh non ke bawah."
"Ha??."
"Iya non cepat ya ditunggu katanya."
"Tapi itu tamunya masih ada?."
"Masih ada non." Si bibi langsung pergi.
Naura meneguk teh itu sampai habis setelahnya dengan raut wajah tenang seperti tidak terjadi apa-apa Naura turun ke bawah menghampiri Arga dan Sam yang masih ada di sana.
"Iya pah kenapa memanggilku?."
"Besok kamu bareng Sam akan berangkat ke Singapura, papa titip kamu jangan merepotkan nya ya." Ujar Arga. "Tepat waktu karena kalian berdua sama-sama sibuk."
"Hmmm." Balas singkat Naura sambil melirik Sam yang juga menatapnya, namun Naura segera mengalihkan pandangan. "Apa ada lagi?." Lanjut Naura.
"Kalian juga ke depannya mungkin akan sering bertemu karena papa melakukan beberapa kerjasama dibeberapa bidang dengan perusahaan Sam, dan itu akan berjalan setelah posisi papa digantikan kamu Naura." Balas Arga.
Hal yang tak diinginkan Naura terjadi, sering bertemu dengan pria yang membantunya hamil itu tak mengenakan. "Bukannya itu kakak yang ngurus pah?."
"Novan mempercayakan ini sama kamu dan papa tidak mungkin menolak kerjasama bareng Sam hanya karena kamu tak setuju."
Naura terdiam tak dapat bicara.
"Biasanya juga kamu sangat suka menghabiskan waktu dengan pekerjaan."
Naura akan menerima dengan siapa pun itu tapi jika harus dengan Sam ia ragu. "Terserah papa saja." Jawabnya pasrah menyerahkan bagaimana ke depannya pada takdir.
Arga tersenyum senang.
Mereka bertiga berdiri, Naura dan Sam bersalaman membuat kesepakatan kerja untuk masa depan perusahaan. "Aku menunggumu." Lirih Sam.
Entah maksud menunggu Sam apa Naura mengangguk saja. "Aku juga menunggumu."
Sam menyunggingkan senyumnya, setelah tidak ada lagi yang dibahas Samuel izin pamit karena sudah malam. Dan lagi-lagi Arga menyuruh Naura untuk mengantarkan Sam sampai halaman rumah, mau tak mau Naura patuh.
"Pulanglah." Ujar Naura yang mengantarkan Sam.
"Kau terpaksa menyetujui kesepakatan kerja itu?."
"Tidak, karena sebagai pemimpin aku harus melakukan apapun untuk masa depan perusahaan bukan?." Balas Naura penuh ambisi.
"Bagus."
Sebelum Sam pergi Naura menarik tangan pria tampan itu mendekati wajahnya lalu berbisik. "Kau pikir aku tak tahu kesepakatan kerja ini ulah siapa? but i don't care Sam aku menikmatinya."
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.