NovelToon NovelToon
Cinta Annisa

Cinta Annisa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:168.8k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Fia

Cerita ini hanya khayalan Author semata ya...

Menerima kritik dan saran ya namun yang membangun bukan menjatuhkan.

Bercerita tentang Cinta Annisa (36 tahun) harus menikah dengan Rafael Ibrahim (27 tahun) karena sebuah keadaan.

Keadaan seperti apa yang mengharuskan mereka menikah?.

Apa saja yang harus mereka lalui untuk bisa hidup bahagia bersama?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Fia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Episode 16

Annisa sudah bersiap pulang ke rumah hanya bersama Mbak dan si kembar. Mama Nur ingin tidur di rumah sakit menemani Nesha. Annisa yang sedang memesan taksi online langsung dikejutkan dengan kedatangan dokter Faisal.

"Nis, saya yang akan antar kalian pulang. Saya sudah izin sama Mama kamu dan Nesha." Pria itu menawarkan diri untuk mengantarnya karna jam prakteknya sudah selesai.

Annisa menatap Mama Nur dan Nesha yang tidak mengatakan apapun mengenai ini.

"Iya, Nis. Enggak apa-apa, Mama sudah mengizinkan Faisal. Mama lupa bilang sama kamu." Dengan santainya Mama Nur mengatakan itu. Mama Nur tidak tahu saja di rumah sudah ada masalah yang sedang menantinya.

"Iya, kak Nisa. Tidak apa-apa. Dokter Faisal free lo." Nesha ikut menyambung perkataan Mama Nur.

Dokter Faisal hanya tersenyum saja mendengar perkataan Nesha. Permulaan yang bagus menurutnya, sudah mendapatkan lampu hijau dari Mama Nur dan Nesha.

"Sudah sana kalian pulang! Kasihan Hasan dan Husein badannya sudah lengket. Jangan lupa ya Nis ajak dokter Faisal makan dulu di rumah, sebagai ucapan terima kasih. Karena dokter Faisal sudah mau repot-repot mengantarkan kalian. Nanti biar Mbak aja yang masak."

Annisa hanya bisa menghela nafas, ia sudah pasrah kalau Rafael nanti akan mengajaknya ribut karena kedatangan Faisal. Annisa pun mengangguk mengiyakan, lalu ia pamit pada Mama Nur dan Nesha. Mereka semua mulai meninggalkan ruangan.

Annisa duduk di depan sambil menggendong Husein, menemani dokter Faisal mengemudi. Sedangkan Mbak bersama Hasan.

"Maaf ya Nis kalau saya dadakan mengantarkan kamu pulang." Faisal merasa Annisa kurang menerimanya.

Annisa menggeleng pelan, "Tidak apa-apa, terima kasih sebelumnya."

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, hingga hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit saja untuk bisa sampai di rumah Mama Nur. Tidak ada percakapan lagi di antara mereka, Faisal sendiri fokus mengemudi sebab ia tidak ingin membahayakan mereka semua. Karena Faisal bisa bicara dengan Annisa setelah sampai di rumah.

Raut wajah Rafael begitu dingin menyambut kepulangan Annisa beserta si kembar. Alasannya sudah tahu, disebabkan oleh Faisal. Faisal mengikuti Annisa sampai teras rumah. Lalu pria itu duduk di kursi yang ada di sana.

"Saya mau antar enggak boleh, ternyata ini kamu pulang bareng sama Faisal." Kata Rafael datar saat meletakkan Hasan di kamar, ia mengambilnya dari Mbak. Annisa juga baru selesai menaruh Husein di samping Hasan.

"Badan anak-anak sudah lengket, saya mau mandikan dulu mereka." Annisa mengalihkan topik yang dibicarakan Rafael.

Perempuan itu langsung menyiapkan semua keperluan mandi Hasan dan Husein. Rafael pun tidak tinggal diam, ia membantu menyiapkan air hangat di dalam bak berukuran besar yang bisa dipakai si kembar.

Rafael menyaksikan setiap pergerakan Annisa, perempuan itu begitu luwes dalam mengurus si kecil. Kekesalan Rafael yang tadinya memuncak, sirna seketika melihat pemandangan di depannya. Annisa dengan segala kelebihannya, sudah membuat tawa bahagia pada kedua anaknya.

Tidak lebih dari dua puluh menit Annisa memandikan kedua anak itu. Hasan dan Husein sudah dibalut baju ganti bersih dan wangi. Lalu ia membuatkan susu untuk keduanya. Mata si kembar sudah sudah sayu dan bersiap untuk tidur.

"Nis, kita belum selesai bicara." Rafael menarik tangan Annisa yang berjalan ke arah pintu.

Annisa berhenti dan balik badan, "Kalau mau bicara masalah Faisal, lebih baik nanti saja. Orangnya masih ada di depan, saya harus menemuinya lebih dulu."

"Untuk apa kamu menemuinya?." Rafael mengencangkan pegangannya pada pergelangan tangan Annisa.

Annisa menatap lengannya yang terasa sakit lalu menatap wajah merah Rafael.

"Mama Nur mengundangnya makan malam dan saya harus menemaninya. Kalau kamu mau ikut, saya..." belum juga Annisa menyelesaikan kalimatnya, Rafael menarik pinggang Annisa dengan tangan satunya.

Saat ini mereka tanpa jarak, Annisa dapat mendengar jelas detak jantung Rafael. Pun sebaliknya. Tatapan keduanya saling mengunci, tangan Rafael mengelus alis hitam Annisa.

Lagi-lagi dorongan dalam diri Rafael ingin menurunkan cadar Annisa namun belum sempat terjadi. Disebabkan karena ketukan dan suara Mbak dari luar kamar mereka.

Tok

"Ibu Annisa, masakannya sudah siap. Dokter Faisal sudah menunggu di meja makan."

Annisa dan Rafael sama-sama menjauh, kesempatan itu digunakan Annisa untuk segera keluar tanpa mau mengajak Rafael bergabung bersamanya di meja makan. Dari pada harus terjadi huru hara nantinya.

Annisa duduk di depan Faisal, " Maaf lama, saya harus menidurkan dulu Hasan dan Husein."

Faisal segera menggeleng, "Tidak apa-apa, Nis. Tadi Mbak sudah ngasih tahu. Ternyata kamu sangat sibuk. Tapi, aku senang. Anggap saja itu sebagai latihan sebelum kita memiliki anak nanti."

Annisa yang mendengar jelas ucapan Faisal, lebih memilih tidak meresponnya. Sebab posisinya ia masih istri dari Rafael. Tidak mungkin ia akan menerima begitu saja ajakan Faisal, kalau pun harus.

Faisal yang mengatakan itu tidak terburu-buru untuk direspon atau dijawab sekarang. Pasti Annisa butuh waktu atas pertemuan mereka lagi. Faisal akan bersabar namun tidak akan melepaskan Annisa lagi.

Faisal baru saja menghabiskan makanannya, namun ia belum beranjak dari meja makan. Ia mengganti topik pembicaraan mengenai Nesha.

"Kalau semuanya tidak ada halangan, dua hari lagi Nesha sudah boleh pulang."

Annisa yang merapikan meja makan pun menghentikan aktivisnya, ia menyimak baik apa yang katakan Faisal.

"Alhamdulillah, saya senang mendengarnya."

"Iya, Nesha memiliki semangat untuk sembuh yang tinggi. Sehingga tidak sangat cepat dalam pemulihannya."

"Iya, kamu benar." Annisa membawa piring dan sendok kotor lalu menaruhnya di atas wastafel. Kemudian ia kembali duduk di meja makan.

Tidak berselang lama Faisal pun berpamitan, ia melihat Anisa sudah sangat lelah. Masih ada hari untuk bisa menemui Annisa.

" Saya pulang, Nis."

"Iya, terima kasih banyak sudah mau direpotkan."

"Jangan sungkan Nis, saya senang melakukannya untuk kamu." Faisal tersenyum.

Usai mengantar kepergian Faisal, Annisa menutup pintu lalu menguncinya.

Annisa yang hendak masuk ke dalam kamar dihadang oleh Rafael. Secara paksa pria itu menarik cadar Annisa hingga terlepas.

Deg

Rafael membuka mulut dan kedua matanya lebar, wajah cantik mulus tanpa cacat sedikit pun. Tidak ada keriput atau kerutan di sana. Kecantikan yang belum pernah dilihat Rafael selama bertemu ratusan perempuan. Bahkan sekelas artis papan artis yang melakukan perawatan hingga milyaran. Wajah baby face Annisa sanggup menggoyahkan cintanya terhadap Nesha.

Wajah cantik yang dipeliharanya hanya menggunakan air wudhu di setiap waktunya, bahkan tidak lupa untuk yang sunnah nya juga.

Detak jantung Annisa berpacu sangat cepat, ia cukup marah dengan apa yang dilakukan Rafael. Namun ia tidak lupa untuk menarik nafas lalu mengusapkan astagfirullah. Ia tidak ingin marah untuk sesuatu hal yang telah terjadi.

Annisa merapikan kembali cadarnya, tetap mengenakannya walau Rafael telah melihat wajah aslinya.

"Nesha sudah bisa pulang, sebelum kamu jemput jangan lupa apa yang pernah kamu janjian pada Mama Nur dan saya." Setelah mengatakan itu Annisa putar balik menuju kamar Mama Nur.

Bersambung

1
mahira
terima kasih kk di tunggu cerita selanjutnya
Atik Rahma
nggak ada ekstra part ka,udah Ending aja.....
mahira
siapa ya🤔
Endang Supriati
kenapa ya anisa diam aja tdk klarifikaai!
bodohhh
Endang Supriati
kenapa anisa tdk mati aja ya,, ketabrak container saking tololnya.
Endang Supriati
bisa batal pernikahan itu, klu faisal dan anisa blom melaksanakan ritual suami istri!!! goblog nih penulis!
Retno Harningsih
up
Watinih
selmt atas pernikahannya darwin dan fauziyah samawa sell
Maz Andy'ne Yulixah
Alhamdulilah,semoga bahagia selalu ya Fauzia😇😇
Maz Andy'ne Yulixah
Rina banyak yang suka juga Kakak Adik juga,sama Fero😅😅
Lala Fitriana
Luar biasa
Watinih
salsa bahgia punya papa seperti darwin
Retno Harningsih
up
Atha 😘😘
💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍😘😘
Asri Anna
lanjut kk jgn lama"👍👍
Riska Desi
bagus banget ceritanya ,,,
Watinih
sama fauziya aja darwin
Watinih
bahagia sell anisa
Retno Harningsih
up
Maz Andy'ne Yulixah
Itu buah dari kesabaran dan kebaikanmu Annisa,kamu berhak bahagia😇😇

Dasar mulut julid pengen mereka ditegur atau dipecat sama Rafael biar gak selalu gosip saja,kerja kok gosip🙄🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!