NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:85.2k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 8

Selamat datang 💚

Selamat membaca ♥️

...----------------...

Maysarah membuka pintu ruangan dokter psikiater yang tadi sudah ia ketuk terlebih dahulu. "Assalamualaikum." Sapanya, sambil menutup kembali daun pintu.

"Walaikumsalam... Masya Allah, berkah banget hari ini dapat kunjungan dari Adik hebat ku," seloroh dokter cantik, dengan rambut digelung rapi serta kacamata berlensa bening bertengger di atas hidung mancungnya.

"Kak Dania, May kangennn." May menghampiri sang dokter pribadinya, lalu memeluk erat tubuh semampai bak model itu.

"Kakak juga kangen, kamu-nya susah banget kalau diajak ketemuan." Gerutunya sembari membalas pelukan pasien yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

"Udah makan siang belum, Dek?" tanyanya, setelah mereka duduk di sofa empuk yang ada di dalam ruangan bersih dan tertata rapi itu.

"Belum, Kak. Ini aku bawain menu makan siang dari restauran seafood langganan kita,"

"Jadi, kamu datang kesini karena lagi kepengen makan seafood nih, ceritanya?" Ucapnya menggoda, dipandangi wajah sendu Maysarah. Andai dia bukan dokter yang menangani May selama hampir lima tahun ini, sudah pasti dirinya tidak dapat menemukan gurat luka pada sorot mata berwarna kuning keemasan itu. Dan dirinya paham betul, pasti May sedang tidak baik-baik saja saat ini, sehingga wanita berbusana abaya hitam itu menemui dirinya.

"He he he, iya," cicit May malu, sebab dirinya jika berkunjung selalu membawa menu seafood udang ataupun kerang kadang kepiting. May penggila seafood, tetapi payah dan malas repot mengupas kulitnya persis seperti sang Ibu, Senja. Dania lah yang bertugas mengupas kulit seafood itu, May tinggal menikmatinya.

"Kebetulan banget, Dek. Pas bener kakak udah kelaparan dan kepengen makan udang saus tiram. Tunggu sebentar ya, kakak cuci tangan dulu." Imbuhnya, sambil berjalan ke arah wastafel.

May membuka 4 kotak makan styrofoam yang berisi udang saus tiram, cah kangkung, nasi putih dan satu kotak lagi berisi irisan buah segar. Lalu mereka makan dalam diam. Dokter Dania dengan telaten memisahkan daging udang dari kulitnya, setelahnya udang menjadi polos, diletakkannya pada piring makan May.

Senyum tulus tersungging di bibir berpoles lipstik nude itu, hatinya menghangat setiap kali melihat perlakuan sayang Dania kepada dirinya.Tanpa dipinta setetes air mata jatuh kedalam piring May yang masih berisi separuh nasi. "Terima-kasih, Kak." ucap May, ia menunduk menyembunyikan buliran air mata yang kian banyak menetes.

Dengan susah payah May berusaha menghabiskan sisa nasi dan lauknya, tenggorokannya sampai sakit menahan isak tangis yang berontak ingin bersuara. Setelah selesai, May buru-buru mencuci tangan dan membasuh wajahnya.

'Sampai kapan kamu sanggup bertahan May? seandainya saja dirimu menerima tawaran kakak, untuk hidup bersama dengan kami, mungkin luka itu sedikit mengering, bukan malah bertambah semakin basah dan mendalam.' Dania masih memperhatikan May, tetapi begitu melihat wanita pesakitan itu selesai membasuh mukanya, Dania pura-pura membereskan sisa peralatan makan mereka.

Satu jam setelah mereka makan, kini May tengah berbaring di atas sofa nyaman, dengan sebuah bantal yang sudah di letakkan di atas paha Dania. Dokter muda yang masih berusia 29 tahun itu, dengan sabar menunggu May membuka mulut untuk mulai bercerita. Ia telah mengakhiri jam prakteknya dan hari ini hanya menerima sesi konsultasi dari May saja. Berulang kali tangannya mengusap lembut kepala May yang tertutup pashmina berwarna hitam.

"Kak, apa aku sanggup bertahan sampai akhir?" Keraguan kian membesar menelusup masuk kedalam hatinya. May memandang hampa pada tembok dinding berwarna hijau muda.

"Hey... dengerin kakak, kamu pasti bisa May, sekarang kamu tidak sendirian. Ada si dedek bayi yang kini tengah bersemayam dalam rahimmu, jadikanlah dia teman sekaligus kekuatanmu. Bukankah jalan ini yang sudah sedari lama kamu nantikan." Ungkap Dania sembari menggulung lengan baju May sampai siku.

"May...apa begitu sakit?" Tanyanya sambil menatap nanar pada garis-garis tipis sepanjang tak lebih dari seruas jari kelingking anak bayi.

"Tidak...kak, masih bisa May tahan," akunya.

"Apa sangat menyakitkan, May?" Tangannya meraba setiap keloid/daging timbul akibat luka sayatan benda tajam.

"Gak kak, cuma... seperti digigit semut." Jawabnya dengan senyum puas kala mengingat rasa sakit tetapi nikmat yang menjadi candu sampai saat ini.

Dania sampai kehabisan kata, 4 tahun bukan waktu yang sebentar bagi dirinya menemani serta mengobati Maysarah, dia merasa gagal sampai sekarang belum ada kemajuan berarti bagi kesembuhan pasiennya itu, malah belakangan ini bertambah menjadi seperti awal-awal dulu. Dikarenakan May tidak lagi mengonsumsi obat penenang lantaran dia tengah mengandung.

Andai saja punya kuasa, sudah pasti Dania akan menuntut setiap orang yang telah memberikan luka mengerikan itu, tetapi mau bagaimana lagi, dirinya tidak berdaya dan tidak mampu, ditambah May sendiri enggan untuk melepaskan diri dari para orang kesayangannya itu.

"Kakak tidak perlu merasa bersalah apalagi merasa tidak berguna." Beritahunya kala melihat Dania terdiam dengan pandangan menerawang. May mendekap tangan wanita dewasa itu. Percayalah kak, tanpa dirimu... mungkin saat ini aku hanya tinggal nama,"

"Sakit kak, sangat menyakitkan ketika kita ada di antara mereka, tetapi hanya dianggap raga tanpa nyawa, tak ubahnya sebuah benda mati!" hiks...hiks... akhirnya pecah sudah suara tangis yang sedari tadi ia tahan.

"Sabar, Dek... tinggal menunggu beberapa bulan lagi, setelah itu, lenyap sudah semua rasa sakit mu." Beritahunya sembari kedua tangannya terus mengusap kepala dan punggung May yang kini berbaring menyamping, menekuk kedua kakinya layaknya janin dalam rahim.

"Aku menyukai warna cerah, tetapi yang aku kenakan selalu warna gelap, agar dapat menutupi setitik darah yang keluar akibat ulah tanganku sendiri." May mengadu diiringi isak tangis tak berkesudahan.

"Kak Dania... boleh May meminta sesuatu?" Tanyanya seraya bangun dan duduk merapat pada Dania sambil menggenggam tangan dokter yang sudah dia anggap kakaknya sendiri.

"Katakan lah, apa yang dapat kakak tolong, pasti langsung kakak bantu,"

" Jika nanti hasil dari semua ini, tidak sesuai harapanku, tolong... pesankan sebuah kamar di rumah sakit jiwa yang jauh dari jangkauan orang tuaku dan awak media...,"

              ***

May berjalan di lorong rumah sakit, setelah pertemuannya dengan dokter Dania, hatinya sedikit menemukan setitik harapan. Dia berharap agar semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Dari kejauhan dirinya melihat beberapa orang suster tengah mendorong sebuah brankar pasien, dan ada seorang dokter sedang melakukan tindakan CPR di atas tubuh seseorang.

Jantung May mulai berdebar tidak karuan, ia merapatkan diri pada tembok dinding, dapat dirasakan kakinya melemas bagaikan jelly. Semakin dekat brankar itu menghampiri dirinya, sesak dada May semakin menjadi. Begitu ranjang pesakitan itu melewati dirinya, May menahan diri untuk tidak muntah saat melihat jas putih dokter dan pakaian seseorang yang ditolongnya itu berlumuran darah, perut Maysarah seperti diaduk-aduk. Matanya menjadi berkunang-kunang dan pandangannya seakan berputar-putar, keringat dingin memenuhi keningnya.

"May...kamu kenapa?" tanya seseorang dengan suara baritonnya penuh kekhawatiran.

Bersambung...

Terimakasih sudah mampir membaca 😊

Semoga suka dengan cerita sederhanaku💜

Jangan lupa klik like, Vote & permintaan update ya ♥️

1
Tanz>⁠.⁠<
gak kerasa Udah end aja. gak ada niatan mau lanjut kehidupan may sama Muntaz apa Thor 😭😭
Tanz>⁠.⁠<
semoga kalian bahagia ya dengan tempat tinggal yang baru. ingat Muntaz jaga baik baik istri berhati malaikat mu itu
Tanz>⁠.⁠<
seperti rumah ku dulu. nyaman banget walau terlihat sederhana 🤗
Tanz>⁠.⁠<
kok aku mewek ya baca nya 😭
Tanz>⁠.⁠<
siappppp /Scream/
Tanz>⁠.⁠<
demi kesembuhan may, senja. tolong mengerti lah
Tanz>⁠.⁠<
ayo taz semangat /Determined//Determined/
Tanz>⁠.⁠<
apa alasan mu untuk bohong, Dania?.
Tanz>⁠.⁠<
pabrik mu may
Tanz>⁠.⁠<
semoga aja sifat nya juga kembar 😆
Tanz>⁠.⁠<
kasian juga liat Hira 🥺

semoga may cepat sadar 🤲🏻
Tanz>⁠.⁠<
turut berduka dan bersuka cita Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
Dania bisa aja nih 🤭
Tanz>⁠.⁠<
suka kesel kalo lagi ada kecelakaan, malah sibuk nge videoin nge foto foto. bukan nya ngebantu, malah mencari kesempatan dalam kesempitan 😤
Tanz>⁠.⁠<
plz aku ngakak bagian ini, sakit perut ku ngetawain ini aja 🤣🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<
heisss kenapa gak sekali kubur suami mu senja. biar sekalian, gak repot repot lagi nanti /Facepalm/
Jumli
mawar-mawar untuk maysarah. kenapa harus secepat ini berakhir.
Jumli
lah.... kok tamat😭
secepat ini kak😭😭😭
Jumli
di bagian ini aku tidak bisa menahan tangis🥺
walau kesal sama saga, tapi setidaknya dia menyesal🥲
Tanz>⁠.⁠<
terus kan Dania buat keluarga satu ini kena mental 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!