NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TUNGGU AKU MAY

Sengaja memilih tempat yang jauh, hingga keluar dari Jakarta, tidak tanggung-tanggung Lingga mengajak Maya makan di daerah serpong tangerang selatan. Lingga menginginkan waktu berdua dengan Maya yang cukup lama, menciptakan momen untuk pertama kalinya, berdua jalan bersama, sehingga membuat kesan yang tidak akan pernah terlupakan.

Menunggu Food serving kurang lebih 20 menit, makanan yang di pesan sudah tersaji di atas meja. "Makan yang banyak May.." Lingga menambahkan lauk ke atas piring Maya. Pria itu tersenyum senang kala melihat Maya makan dengan lahap tanpa harus malu-malu menjaga imagenya.. Sikap Maya yang Apa adanya sebagai seorang wanita mempunyai daya tarik sendiri yang mampu menghipnotis para pria terutama Lingga.

"Abang tidak makan? Kenapa cuma di lihat saja?"

"Abang ingin mencoba makan dari tanganmu, May.. Sepertinya suapan dari tanganmu sangat berkhasiat, bisa membuat nafsu makan bertambah."

"Ishh.. Abangkan punya tangan sendiri?"

Maya bicara dengan bibir mengerucut dan malau-malu. Rasa canggung bercampur dag dig dug kala Lingga bermanja-manja dengannya, tetapi tak ayal Maya tetap menyupkan nasi beserta kerang bambu saus lada hitam ke mulut Lingga.

"Pakai cumi goreng tepung May.."

"Pakai udang bakar madu May.."

"Pakai ikan bakar bawalnya juga boleh May.."

Pria itu banyak meminta, agar Maya menambahkan lauknya. Entah karena memang tangan Maya yang benar-benar berkhasiat atau perutnya yang memang lapar, Lingga memang pintar mencari alasan. Mendekatkan piring berisiskan Mr crab ke hadapannya, Lingga membantu menguliti kepiting saus padang sebagai menu utama dan menyuapkannya ke mulut Maya..

"Kamu suka kepiting?" Lingga bertanya di sela-sela makannya.

Maya mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Abang akan pesan lagi untuk di bawa pulang."

Semakin malam pengunjung di restoran ini semakin ramai, semakin habis pula sebakul nasi beserta lau pauk yang terhidang di meja oleh dua orang yang sebenarnya kelaparan. Lingga yang sedari pagi hanya terisi dengan kopi, sedangkan Maya hanya sarapan sebungkus nasi uduk yang di belinya. Dengan minuman es teh tawar yang menjadi kesukaan Lingga sebagai penutup makan malam.

Pria itu tidak banyak bertanya tentang kehidupan pribadi Maya. Momen saat ini, hanya ia gunakan untuk makan dan bercengkrama menghabiskan malam panjang bersama Maya. Lingga tidak ingin merusaknya dengan segala macam pertanyaan.

Keduanya hanya membahas sedikit tentang pekerjaan, yang akhirnya membuat Lingga tau kalau Maya bekerja di butiq Tante Rossa dan bekerja kepadanya. Sungguh sesuatu hal yang tidak di sangkanya. Jadi, selama tiga tahun ini, Maya berada di Butiq Mama sambungnya, dan yang lebih membuatnya terkejut.. Ternyata Mayalah yang membuatkan menu sarapan untuk Lisa.

Hingga pertanyaan Maya, membuat Lingga harus memutar otak untuk bisa menyampaikannya dengan tepat.

"Bang, kita sudah dua kali bertemu, bahkan Abang malam ini mentraktir Maya makan. Tapi Maya belum tau, siapa nama Abang?"

"Tunggu besok pagi May.. Kamu akan mendapatkan jawabannya. Sekarang kita pulang, kamu harus cepat istirahat. Terkecuali, kamu tidak menginginkan pulang, Abang akan membawamu pergi ke suatu tempat. Jujur saja, Abang ingin menghabiskan waktu bersamamu malam ini.."

Maya terdiam mendengarkan ucapan Lingga, walaupun berusaha menutup mata dan tak berpikir macam-macam, dengan berharap banyak akan kedekatannya dengan Lingga, sebagai wanita yang sudah cukup umur. Maya cukup mengerti akan sikap dan bahasa tubuh, yang pria itu tunjukkan kepadanya.

Hanya saja Maya masih bingung harus meresponnya seperti apa dengan statusnya dirinya yang masih belum ada kejelasan. Maya juga tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan dengan mengira Lingga menyukainya. Entahlah.. Maya sedang bimbang di buatnya, ini terlalu cepat bagi Maya.

"Next time May, jangan di pikirkan ucapanku.." untuk ketiga kalinya Lingga mengusap kepala Maya. Seakan mengerti akan kegamangan yang Maya rasakan, Lingga menyadari butuh waktu dan proses untuk keduanya saling terbuka, dan menyadari perasaannya, sehingga Lingga tak mau memaksakan..

Sebagai pria beristri iapun sadar akan posisinya yang belum terselesaikan bersama Alisa. Lingga tidak mau Maya akan menjauh darinya jika mengetahui fakta yang sebenarnya.

Meninggalkan restoran Bandar Djakarta, Lingga dan Maya sudah berada di dalam Audi yang di kendarai Lingga untuk kembali pulang menuju Jakarta. kurang lebih 4 jam bersama, cukuplah sebagai awal pertemuan mereka. Maya mulai menguap di sepanjang perjalanan.

Biasanya jam 9, Maya sudah memeluk gulingnya.. Tak bertahan lama, matanya pelan-pelan kembali terpejam, bersandar di sandaran kursi, kepalanya sedikit tertekuk ke arah samping.

Menepikan mobilnya kesisi jalan, Lingga merebahkan kursi kebelakang supaya Maya bisa tertidur dengan Nyaman. Meraih jaket yang di bawanya, untuk di gunakan sebagai selimut bagian atas tubuh Maya. Seakan tidak ingin cepat berpisah, Lingga melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Ia tak mau terburu-buru dan seakan tak rela.

"Tunggu aku May, aku akan menyelesaikan masalahku." Lingga berkata lirih dan sangat pelan.

Berada di jalan tol, 200 meter lagi akan sampai di rest area. Lingga membelokkan mobilnya untuknya mengisi bahan bakar. Mengantri di belakang dari 3 kendaraan lain di depannya. Sampai tibalah gilirannya. Sudah menjadi kebiasaan saat mengisi bensin, Lingga akan turun dari mobil untuk mengecek dan menyerahkan uang kepada pegawai yang tidak pernah bosan mengucapkan kalimat di mulai dari nol. Saat menunggu aliran bensin sampai terisi penuh, sesosok pria menepuk bahunya.

"Lingga.."

Pria itu turun dari mobil yang berada di belakang mobil Lingga dan tersenyum menyapanya.

"Masih ingat gua kan?"

"Anton?" Lingga baru ingat, kalau pria yang sedang mengajaknya bicara, teman sesama jurnalis hanya saja aja beda perusahaan. Pria itu dari media cetak lainnya dan pernah memuat berita pernikahannya dengan Alisa.

"Apa kabar Bro?" Pria bernama Anton itu bertanya

"Baik Ton.."

"Dari mana lo?" Anton bertanya lagi

"Gua Dari serpong.."

Lingga menjawab dengan perasaan khawatir, jangan sampai ia mengetahui keberadaan Maya di dalam Audinya, bisa jadi tranding topik dan makanan empuk untuk para wartawan. Tapi beruntungnya, kaca mobil milik Lingga berwarna hitam pekat. Sebelum obrolannya berlanjut dan tak ingin berlama-lama bicara, Lingga segera masuk ke dalam mobil setelah bahan bakar yang masuk kedalam tangki mobilnya terisi full.

"Gua duluan ya.." Lingga balas menepuk pundak Anton.

"Ling.." Anton kembali memanggil sebelum Lingga membuka pintu.

"Lo punya nomor kontak Haris?"

"Haris?"

"Gua udah lama los kontak sama tu anak, dari terakhir dia resiqn di perusahan bokap lo.."

"Gua juga Ton, tapi dua minggu yang lalu, Haris mengajukan proposal kontrak untuk mengisi artikel mingguan di surat kabar elektronik. Nanti gua coba cari nomornya?"

"Thank Bro, jangan lupa info ke gua ya. Nomor gua masih yang lama."

"Ok.. gua jalan dulu."

Membahas Haris, Lingga teringat akan wanita yang masih tertidur pulas di sampingnya.

"Apa hubungan kamu dengan Haris May?"

Lingga bertanya dengan menengok kesamping melihat Maya, yang tidak terusik tidurnya, sepertinya wanita itu benar-benar mengantuk.

"Lendra.. ya, besok aku harus bertemu dengannya."

Keluar tol, mereka telah sampai di Kota Jakarta.. Kota yang menjadi tempat tinggal keduanya. Maya terbangun saat suara Lingga terdengar di telingga, pria itu membangunkannya untuk bertanya dimana alamat tempat tinggal Maya.

Audi itu berhenti di depan gang sesuai yang di arahkan Maya.

"Aku akan mengantarkanmu sampai rumah May.. Ini sudah malam." Lingga melihat jam di arlojinya sudah pukul 11 lewat tengah malam.

"Tidak usah Bang, daerah sini aman kog, gak Jauh masuknya, cuma 50 meter.."

Alasan yang sebenarnya adalah, Maya harus tetap menjaga pandangan dan omongan orang dengan tidak membawa pria lain datang ke rumahnya.

Saat Maya akan membuka pintu. "May.." Lingga memegang tangan Maya dan menatapnya lekat untuk sesaat. "

"Hati-hati." seakan tak rela Lingga harus melepas Maya malam ini.

Maya segera turun meninggal Lingga dengan hati yang gamang.

"Maafkan, Maya Bang.."

****

Bersambung ❤️

1
Ida Safitri
kang oleh ganteng jg ternyata
Nazwah Nazwah
mmk Haris sableng
Ida Safitri
cinta itu tdk hrs di ucapkan dgn mengobral kt cinta
tp dgn perbuatan yg nyata karna cinta yg sesungguhnya cinta itu tak bersyarat
Imas Siti Rokayah
sweet banget daeng
Zayna Khanza
panggilan alam🤣🤣🤣
Zayna Khanza
nyesekk banget di part ini thorr
tri Wijayanti
ya udah mah,mamah ambil tuh anaknya biar cepet Maya bisa terlepas dr beban hidupnya
Dewi Purbowati
Lumayan
Dewi Purbowati
Kecewa
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
Ani Ani
DIA ingin jumpa kawan Baik nya
Ani Ani
ada yang marah ni
Ani Ani
kena Macan baru nak makan
Ani Ani
kawan lama nya
Ani Ani
rasia lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!