Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Angga... Waspadalah Waspadalah
"Ka Anggaaaaa.... hihihihi koq bisa nyambung hati Hasna....hihihii" Hasna langsung berlari ke arah Angga. Langsung dipeluknya kakaknya dengan sepenuh hati.
"Kamu tuh heeeeh... liat sikon, ini ditempat umum" Angga langsung menoyor kepala Hasna... didorong kepala adiknya supaya agak menjauh.
"Aku seneng banget liat Kakak... tadi aku tuh bingung pas diajak makan soalnya takut diajak ke tempat yang gelap, trus dalam hati manggil-manggil kakak... Gak nyangka banget kakak beneran muncul" Hasna masih menggelendoti tangan kakaknya.
"Hasna lepasss ih... malu itu dilihatin orang" Angga mencoba melepaskan tangan Hasna.
"Ahhhh... aku tahu beneran ini kayanya... sebenarnya kita tuh kembaran Kak..soalnya kakak bisa mendengar suara hati aku... cuman pas jatahnya kita turun ke bumi aku masih betah diem di surga, jadi aku dorong Kak Angga duluan yang turun ke bumi... hahahahha iya bener" Hasna kembali berhalusinasi.
Hasna tertawa senang dia tidak perduli kakaknya sibuk mendorong-dorong dirinya, hatinya terlalu bahagia bisa bertemu kakaknya ada di tempat yang jauh dari rumah.
Sudah hampir 2 minggu ia tidak bertemu dengan kakaknya, terakhir saat Angga akan berangkat ke Bali untuk project pembangunan Museum Rumah milik klien dari kantornya. Setelah itu Angga sibuk sampai tidak sempat untuk menengok adiknya, padahal orangtuanya mewanti-wanti Angga untuk terus memantau adiknya.
Hasna sampai tidak ingat dengan Pak Reza, dia baru sadar dengan Pak Reza saat Angga bertanya.
"Kamu kesini sama siapa, itu siapa laki-laki yang barengan sama kamu?" tanya Angga sambil menolehkan wajahnya ke arah Pak Reza
"Eh ya ampun aku sampai lupa hihihihi... belum pamit" Hasna langsung kaget..
"Kak sini aku kenalin sama bos aku" ucap Hasna sambil menarik tangan Angga ke arah Reza
"Haaah bos... gila si Hasna main gila sama bosnya... kurang ajar baru ditinggal 2 minggu udah macem-macem" Angga langsung melotot pada adiknya, tapi dia terus diseret oleh Hasna mendekati Reza
"Pak kenalkan ini kakak aku... Kakak! ini Pa Reza GM di kantor aku" Hasna memperkenalkan keduanya
"Kami cuma beda setahun pak... jadi makanya kaya kembaran, tapi mukanya tetap keliatan muda aku... dia mah mukanya boros" Hasna cekikikan
Angga sama sekali tidak ingin tertawa mendengar candaan Hasna, ia cukup kaget mendengar Hasna pergi dengan atasannya dan terlihat usianya cukup tua di atasnya.
"Saya Angga Pak, kakaknya Hasna yang ditugasi mengawasi Hasna selama di Jakarta" Angga mengulurkan tangannya. Dia berusaha mengukur kemampuan lelaki yang ada di depannya.
"Owh iya... saya Reza atasannya Hasna di kantor, senang sekali bisa bertemu dengan keluarganya Hasna, dia staf yang sangat bersemangat dalam bekerja. Kamu beruntung punya adik yang pintar seperti Hasna" ucap Reza sambil tersenyum, ia melihat aroma kewaspadaan yang tampak di muka Angga.
"Tadi kami bertemu di toko buku, kebetulan kita mencari buku yang sama" Reza menjelaskan kenapa dia bisa bersama dengan Hasna, ia merasakan bahwa Angga merasa tidak nyaman adiknya bersama dengannya.
"Terima kasih pak , semoga Hasna bisa bekerja dengan baik kedepan" Angga berusaha tetap sopan. Dalam pikirannya sudah muncul sejumlah pertanyaan, aneh rasanya seseorang dengan level GM mau keluar dengan staf kantor yang baru masuk.
"Baik Pak kami pamit duluan, saya mau pulang dengan kakak saya, terima kasih Pak makan malam dan gift nya ... semoga rezeki Bapak semakin luas dan berkah" Hasna membungkukan badannya sambil tersenyum. Dia sudah merasa kalau Angga menjaga jarak dengan Reza, daripada situasi semakin canggung lebih baik segera pamit.
"Ya silahkan hati-hati di jalan" Reza mempersilahkan keduanya untuk pergi lebih dahulu, ia ingin melihat interaksi kedua kakak adik itu.
Angga menarik Hasna untuk segera berjalan menjauh.. pikirannya sudah penuh dengan pertanyaan.
Angga POV
Hari ini ada meeting dengan klien, mereka memilih restaurant yang dekat dengan kantor mereka, meeting sudah dilakukan sejak sore. Lumayan memakan waktu karena banyak detail yang ingin mereka sampaikan dalam pembangunan kantor cabang mereka. Sampai waktu magrib masih juga belum selesai, akhirnya ijin untuk shalat Magrib dulu. Mereka non muslim jadi tidak merasa terbebani dengan melewati waktu solat, dan mereka dengan senang hati mempersilahkan aku untuk salat magrib dulu.
Di mushola aku seperti melihat sosok Hasna, tapi tidak terlalu jelas, karena kacamata sudah dicopot setelah wudhu, pikirku mana mungkin dia jalan di Mall magrib-magrib. Aku sudah melarangnya pergi kalau hari kerja, setelah pulang kantor aku sudah mewanti-wanti dia untuk langsung pulang. Dia baru sebulan di Jakarta khawatir belum terlalu mengenal daerah dengan baik.
Dan ternyata memang benar Hasna, setelah selesai meeting aku melihat sosok perempuan itu lagi, keluar dari restaurant yang berdekatan dengan restaurant tempat aku meeting. Aku kaget melihatnya keluar bersama lelaki yang cukup berumur. Apa ini pikirku, hanya pergi berduaan, jadi bukan acara kantor dengan staf yang lainnya.
Diam-diam aku ikuti terus di belakang, mereka kemudian berbelok ke arah counter kosmetika terlihat Hasna berargumen dengan lelaki itu, kemudian ia memilih sesuatu di counter itu dan memberikan nota pembelian kepada lelaki itu, yang langsung membayarnya dan memberikan barang kepada Hasna.
Ini anak sudah main api rupanya. Baru juga sebulan di Jakarta sudah mengenal laki-laki berumur dan meminta dibelikan barang, seperti perempuan murahan saja. Harus segera dihentikan kelakuannya. Pasti dia kaget kalau tahu bertemu denganku disini.
Dan seperti biasa malah Hasna yang membuatku kaget, bukannya terlihat takut dia malah senang saat aku panggil namanya, dia langsung lari dan memeluk aku. Orang-orang langsung pada melihat, pasti disangkanya aku ketemu sama pacar. Iiihhhh ini anak memalukan saja, gak pernah liat situasi dan kondisi, main peluk saja.
Setelah agak jauh aku tidak sabar ingin bertanya
"Kamu apaan sih pergi sama laki-laki yang sudah berumur.. berduaan lagi" Aku langsung menjiwir telinganya, sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan. Kesal rasanya melihat dia seperti tanpa dosa, mengacung-acungkan barang yang dibelikan lelaki itu.
"Aduuuh aduhh Kak Angga sakit... lepass... iiih jangan dijewer atuuuh telinga aku kan keras" Dia langsung menarik tanganku sambil meringis.
"Ini apa lagi kamu dibelikan barang sama dia... seperti perempuan murahan" kataku kesal.
Hasna langsung berhenti dan terdiam, dia terlihat marah dan melotot.
"Kak Angga hati-hati yah kalau bicara seenaknya saja nyebut Hasna perempuan murahan, bilangin sama Mama ... " ehhhh malah mau mewek lagi.. eehhhh malah ninggalin... ini anak siapa yang salah malah dia yang marah
"Heh...hehhhh... kamu tuh sinih..." Angga berteriak mengejar Hasna yang berjalan meninggalkannya.
**Hadeuuuh ini kakak beradik gak dimana, gak dimana pasti weh ribut.
Reza POV**
Dan benar saja perkiraanku aku akan menyaksikan drama yang menarik melihat kakak beradik tadi. Kakaknya yang terlihat dominan dan keras sedangkan adiknya terlihat cengeng dan ngeyel.
Drama dimulai dengan Hasna yang dijewer oleh kakaknya, dilanjutkan dengan tarik menarik tangan antara kakak dan adik, kemudian beradu mulut dan diakhiri dengan adik yang pergi meninggalkan kakaknya dengan gaya marahan.
Lucu melihatnya, pasti kakaknya berpikir kalau adiknya melakukan tindakan yang amoral. Nanti jadi ingin tahu apa yang ditanyakan oleh kakaknya pada anak itu. Sudah lama sekali aku tidak merasakan dan melihat suasana seperti itu.
Author POV
Reza akhirnya berjalan untuk pulang, hari ini bisa diselesaikan dengan baik. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Hasna di toko buku. Anak itu tidak terlihat terpukul dan mendendam kepadanya. Malahan akan membuatkan cerita untuk Maura, Reza tersenyum di mobil dalam perjalanan pulang, sudah lama dia tidak merasakan kesenangan dalam berinteraksi dengan orang lain. Ada hal yang menarik pada diri Hasna, dia seperti tidak perduli dan terbebani dengan posisi Reza sebagai seorang GM tapi dia tetap terlihat berusaha sopan dan menjaga jarak.
Di sisi lain mall ada 2 anak manusia yang masih berargumen dan saling menarik dan mendorong satu sama lain, mirip adegan drama orang pacaran tapi lagi ngambekan. Sampai akhirnya di area parkir yang perempuan berkata
"Parkirnya disebelah mana?"
"Emang siapa yang bawa situ"
"Ka Anggaaa.... udah malem... aku takut pulang sendirian"
"Pulang aja sana sama Om Om simpenan kamu"
"Kaa Angga aku bilangin ayaaah sekarang.... " Hasna langsung memijit teleponnya
"Halooooo ayaaaah.... ini ka Ang....brurpbruppp" Hasna langsung dibekap mulutnya oleh Angga.
"Buruan cerewet ikutin aku... awas kamu, nanti dikost an musti cerita yang jelas"
Hmmmm musti diceritain dari awal gak yah sama Angga soal kelakuan Reza ... biar sebelnya nambah ....hehehehehe
*************
Kalau kakak beradik sering bertengkar itu wajar artinya akrab, tetap jaga hubungan baik dengan kakak adik kita, soalnya kedepan kalau orangtua kita sudah gak ada, mereka cuma satu-satunya tempat yang bisa kita andalkan utk berbagi masalah terutama kali kita lagi pundung sama pasangan....wqwqwqwq
*************
🥰🥰🥰 Terima kasih sudah menunggu tulisan saya, hari ini saya kasih bonus 1 episode supaya bisa mimpi indah. Jangan lupa vote, like and comment yah... biar saya juga bisa mimpi indah🥰🥰🥰
🤪🤭🙏🏼