"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Segera temukan ia, bawa kehadapan ku!"
"Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang setelah kematian Andrew, wanita itu harus membayar perbuatannya pada adikku".
Amarah Flint Myron Gladwyn 35 tahun tak terkendali malam itu setelah mendapat kabar, Andrew adik satu-satunya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol.
Emosi nya semakin memuncak setelah membaca sebuah pesan di handphone Andrew. Bahwa ia patah hati, mengetahui kekasih nya berkhianat.
Flint berdiri tepat di samping jasad Andrew yang sudah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
Manik abu-abu milik laki-laki itu menyimpan amarah yang tak terbendung lagi.
"Kaylaa...
"Siapa kau.. berani bermain-main dengan keluarga Gladwyn"
"Kau harus membayar semuanya. Kau tidak bisa lari dari ku ja*ang!"
Jemari tangan kokoh itu meremas kuat handphone Andrew yang ada di tangannya.
"Aku akan membalas kematian mu, Andrew. Tidak akan kubiarkan gadis itu hidup tenang dan damai untuk selamanya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Kaylee baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Kepalanya terasa berat. Rasanya ia ingin segera memejamkan matanya namun tidak bisa. Tawaran Tory terus tengiang di telinganya.
Gadis itu menyamping, meringkuk di atas pembaringan sembari memeluk kedua lututnya. Bahkan Kaylee tidak menyadari Claire yang beberapa saat yang lalu pamit ke lobby sudah ada di dalam kamar mereka.
Melihat Kaylee seperti itu, Claire langsung mendekati nya. "Kay, kenapa kamu seperti itu. Apa kau memikirkan perkataan Tory?"
"Apa yang harus aku lakukan, Claire? Kenapa semua ini terjadi pada ku di saat bersamaan. Papa terlibat hutang di kantor nya, Kaylaa juga begitu. Apa papa dan Kaylaa tidak sebaik yang aku pikirkan selama ini? Mereka tega sekali memanfaatkan aku yang tidak tahu apa-apa. Selama ini, seperti yang kau tahu keluarga ku tidak ada masalah apapun. Papa yang aku kenal adalah laki-laki bertanggungjawab dan penyayang. Begitu juga Kaylaa. Kau tahu saudara ku itu bagaimana, ia saudara yang sangat baik dan sayang pada keluarga. Kaylaa tidak pernah terlibat scandal, ia selalu menjaga nama baik keluarga kami", ucap Kaylee dengan suara bergetar mengingat kondisi keluarga nya saat ini berbanding terbalik.
Jelas terlihat nada kekecewaan di setiap kata yang Kaylee ucapkan. Claire tahu, sahabatnya itu sedang bingung mengahadapi masalah yang datang bertubi-tubi.
Claire mengusap punggung Kaylee. "Bagaimana kalau kau terima saja tawaran Tory–"
Seketika Kaylee membelalakkan matanya.
"Apa maksud mu?"
Sontak saja Kaylee bangun. Ia tidak menyangka Claire bicara seperti itu.
"Kay jangan tersinggung, aku bicara apa yang aku pikirkan saja, tidak bermaksud apa-apa", jawab Claire memberikan alasan.
Kaylee menatap tak percaya Claire. "Apa yang kau pikirkan?", cerca Kaylee menuntut penjelasan Claire.
"Maafkan aku Kay, aku berpikir bagaimana kalau kau terima saja tawaran Tory. Setidaknya kau masuk ke dunia Kaylaa, kau bisa melunasi hutang saudara mu dan semua harta Kaylaa bisa menjadi milik mu. Setidaknya kau masih memiliki kenangan tentang saudara mu, Kay", ujar Claire menyampaikan apa yang ada di otaknya.
Kaylee tampak tertegun mendengarnya.
"Bukankah honor seorang model itu besar, mungkin kamu bisa membayar juga hutang ayah mu, Kay".
"Semua sudah terjadi. Sekarang hutang-hutang itu mau tidak mau kamu yang harus menanggung nya Kay. Jika kau menjual aset Kaylaa maupun rumah peninggalan orang tua mu, apa mungkin bisa menutupi semuanya?", ucap Claire pelan. Ia menggenggam tangan Kaylee. "Pikirkanlah. Semua demi kebaikan mu Kay. Aku tahu kau pasti tidak mau rumah keluarga mu hilang begitu saja tanpa usaha apapun untuk mempertahankan nya. Kau pasti tidak mau kehilangan kenangan indah di rumah itu".
Mendengar penuturan Claire membuat netra Kaylee memanas. "Ya, terlalu banyak kenangan indah di sana. Mama ku..."
Kaylee mengusap buliran-buliran bening yang sudah jatuh menyentuh wajahnya. "M-ama pasti menangis di atas sana Claire", isak Kaylee.
Claire memeluk Kaylee. Mengusap lembut punggung teman baiknya itu. "Semua sudah terjadi. Kamu tidak bisa terus-menerus menangis seperti ini Kay. Mulai sekarang kamu harus kuat, jangan menangis lagi. Aku ingin melihatmu bersemangat seperti biasanya Kay, sebelum semua masalah ini datang".
"Ya Tuhan...aku mohon kembalikan Kaylee yang dulu. Kaylee yang aku kenal. Gadis tomboy dan masa bodoh–"
Mendengar perkataan Claire membuat Kaylee tertawa sembari mengusap air matanya. "Hentikan Claire, jangan menggoda ku ..."
Keduanya tertawa terbahak-bahak, sejenak melupakan permasalahan yang menyesakkan dada.
*
New York city
Malam semakin larut, dentuman musik terdengar sangat keras memekakkan telinga.
"Flint...kau tidak mau mencoba wanita baru di club ku. Aku jamin bisa memuaskan mu. Lihatlah yang bergaun merah itu. Namanya Lisbet, baru tiba siang tadi".
"Berapa kali aku katakan, aku tidak tertarik bermain-main dengan ja*ang sampai kapan pun", ketus Flint sambil menyesap wine putih.
"Hidup mu benar-benar membosankan teman, kau hanya sibuk mencari uang. Kau sudah kaya, uang mu banyak apalagi yang kau cari. Ya... kecuali kau memutuskan untuk segera menikah, wajar kau menolak Lisbet".
Flint menatap tajam laki-laki di hadapannya. "Bukan urusan mu Aaron! Kau urus saja ja*ang-ja*ang mu itu", hardik Flint berdiri dari duduknya.
"Come on, teman. Kenapa kau mudah sekali marah begitu. Aaron hanya bicara biasa saja, kau langsung emosi".
"Diam kau Thomas! Aku salah tempat, aku pikir datang kemari bisa membuat perasaan ku lega, tenyata bicara dengan kalian membuat ku semakin pusing saja. Brengsek!"
Tanpa menghiraukan kedua temannya yang menatapnya bingung, dengan langkah tegap Flint menjauh.
Tiba di mobil laki-laki itu menyandarkan punggungnya, memijat keningnya. "Shitt! Brengsek Aaron, bukannya membantuku melupakan kematian Andrew, malah menawariku ja*ang".
Drt..
Drt..
Flint mengambil handphone miliknya, tertera nama Roland di layar. "Ada apa malam-malam begini kau menghubungi ku?"
"Tuan, besok pagi orang kita sudah mulai bekerja seperti yang anda perintahkan–"
"Ya lakukanlah seperti perintah ku sore tadi. Aku tidak mau terlibat dengan hal sentimentil, Roland. Ingat aku kehilangan adik ku. Kau paham?!"
"Iya tuan, saya mengerti.."
"Heh...kita lihat apa gadis itu masih punya nyali berhadapan dengan ku..."
"Permainan baru saja di mulai Kaylaa Morgan. Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan saat ini!"
...***...
Terima kasih kak
aduhhhh kasian kaylaa dounk 🥺😔
visualnya cantik2 n ganteng😍
JD tmbah semangat bacanya, hehe
semoga alur ceritanya ga bosenin yaa 👍🤗
puzink