Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
"Shalat dulu deh." batin Hana. Usai Hana shalat lalu berdoa, disitulah puncaknya pecah tangisnya.
"Huuuuaaaa ya Allah... Ujian apalagi ini? Sanggupkah aku menjalaninya? Pernikahan yang ku impikan sekali seumur hidup, lalu bagaimana jika yang menikahiku tidak memiliki tujuan hidup ya Allah? Huhuhu." Hana tidak mampu berkata² lagi, doanya pun hanya terungkap dalam hati.
"Semua sudah terjadi, kuatkan aku ya Allah... Aku yakin bahwa setiap ujian yang engkau berikan pasti akan ada solusinya. Tidak mungkin Allah menguji hambaNya diluar dari kemampuannya. Aku harus yakin itu!" Batin Hana, dia menguatkan dirinya dan meyakinkan hatinya.
"Bismillah... Aku pasti bisa melalui semua." batin Hana berusaha semangat.
"Halo dik, kamu dimana?" tanya Hana saat telfonnya sudah diangkat oleh Hasna.
"Halo kak, aku dikos sedang baring² dikamar. Kakak apa kabar?" tanya Hasna.
"Kakak baik. Kakak rindu kamu de, besok hadir ya di ujian tutup kakak ba'da ashar!" ujar Hana.
"Iya kak. Akan aku usahakan. Kakak kok suaranya serak, habis nangis ya?" tanya Hasna curiga.
"Iya, kakak rindu kalian." ucap Hana menahan tangis.
"Sabar kakak. Doakan ibu bahagia disana, semoga kita sehat² biar bisa kumpul kalau lebaran nanti. Aamiin." ujar Hasna. "Besok aku usahakan datang kak, kakak baik² ya!" ucap Hasna menenangkan.
"Iya de, kamu juga baik² dikos. Kalau ada apa² bilang ya de!" ucap Hana.
"Iya kak. Kalau gitu sudah dulu ya kak! Aku mau kerja tugas." pamit Hasna.
"Ok de. By." usai mengucapkan salam telefon ditutup, Hana baring² sambil berpikir.
"Aku harus kuat! Ibu pasti bahagia kalau aku bahagia." batin Hana sambil tersenyum.
"Kenapa senyum² sendiri hayo?" tegur Hasyim yang baru masuk kamar mengagetkan Hana.
"Yank, bikin kaget saja!" Hana duduk disisi ranjang.
"Maaf yank, kamu melamun ya? Melamunkan apa sambil senyum² gitu!" tanya Hasyim lalu duduk disamping Hana.
"Gak ada yank, hanya ngerasa lucu aja sama Hasna!" jawab Hana bohong. "Maaf ya aku bohong." batin Hana.
"Iya kah? Emang Hasna kenapa?" tanyanya penasaran.
"Hasna di kos mau kerja tugas sama temannya tapi temannya gak jadi datang karena pacarnya datang ngapel. Lucu kan?" ujar Hana tersenyum dipaksakan. "Kenapa bohongnya makin kemana²?" batinnya lagi. "Aku mau belajar bentar kak, sekalian siapkan berkas yang perlu dibawa besok." pamit Hana hendak bangkit.
"Masih ada nanti dan esok yank, kan ujiannya sore! Gimana kalau olah raga dulu yuk?" ajaknya.
"Mana bisa aku nolak? Dosa lo!" batin Hana sambil menatap suaminya. Terjadilah olah raga malam hari antara Hasyim dan Hana diatas ranjang yang empuk.
***
"Pagi ini aku yang akan masak untukmu yank!" ujar Hasyim hendak bangun lalu menuju kamar mandi, shalat dan ke dapur. Hana hanya mengangguk saja sambil membuka Tesisnya.
"Nasi goreng saja yang simple." batin Hasyim. "Nah kan pake telor dan sosis, mantap." lanjutnya. Usai masak, Hasyim memanggil Hana untuk sarapan.
"Yank, ayo sarapan. Dah siap tuh!" ajaknya.
"Ayo, kayaknya enak banget kak! Aromanya sampai dikamar loh!" serunya lalu bangkit menuju dapur kemudian menyiapkan ke dalam piring masing².
"Mantap kak." Ucap Hana sambil mengunyah menikmati nasi goreng buatan suaminya. "Makasih ya. Jadi makin sayang!" ujarnya tulus.
"Kamu sayang sama aku Hana?" tanya Hasyim serius.
"Hhmm tentu." jawabnya singkat sambil mengunyah makanannya. "Kenapa kak?" setelah sadar kalau suaminya memperhatikannya.
"Gak. Makan lah." jawabnya.
"Aneh, apa semua laki² kalau sudah menjadi suami akan bersikap begitu? Tapi kayaknya ayah dan ibu baik² saja, bahkan mereka romantis." batin Hana sambil membayangkan kedua orang tuanya.
***
Flashback On
"Bu, makanlah. Sini ayah suap supaya cepat sehat bu!" ujar ayah Ahmad.
"Pahit makanannya ayah!" jawab ibu Ramlah.
"Makanlah walau hanya sedikit bu, lalu minum obat biar cepat sembuh ibu." bujuk ayah Ahmad.
"Iya ayah." lalu ibu Ramlah disuap oleh ayah Ahmad hingga makanannya habis.
"Alhamdulillah." ucap ayah. "Minum air putih lalu minum obat bu." ujar ayah dengan menyiapkan air dan obat ditangannya.
"Ibu bisa sendiri ayah!" ucap ibu.
"Udah ayah bantu bu!" paksa ayah.
Flashback Off
***
"Kamu kenapa Hana? Hobby kamu melamun ya?" tanya Hasyim penasaran.
"Aku kangen ayah ibu, mereka itu romantis kak." jawab Hana jujur. "Meski hal² kecil tapi so sweet." lanjutnya. "Kakak sayang gak sih sama aku?" tanya Hana tiba².
"Kamu kenapa tanya begitu?" tanya balik Hasyim.
"Kalau ditanya itu menjawab kak, kenapa balik nanya sih?" kesal Hana.
"Iya aku sayang sama kamu! Aku nyaman sama kamu Hana. Ya mungkin karna kita setiap hari bersama, dan memang sudah kewajibanku kan untuk memperlakukanmu dengan baik karena kamu isteriku?" jelasnya sekaligus bertanya.
"Hhmm mungkin memang begitu." jawabnya singkat. "Disetiap pembahasan kita pasti ada saja dia buat aku kesal! Apa aku yang terlalu baper ya?" batin Hana. "Sudah lah abaikan saja!" gumamnya pelan.
"Kamu kenapa?" tanya Hasyim.
"Ibu sudah dibakari ya?" tanya balik Hana. Hasyim hanya tepuk dahi lalu menyelesaikan makannya dan mengambil hpnya untuk menelfon ibunya.
"Halo Hasyim, ada apa?" tanya ibu Setia setelah mengucapkan salam lalu bertanya.
"Iya bu. Begini, ibu nanti sore ada waktu gak? Hana akan ujian ba'da ashar, kalau sempat tolong hadir ya!" ujar Hasyim menyampaikan.
"Iya nanti ibu usahakan, mungkin ibu sendiri karena ayahmu mau pergi ke Makassar." jelas ibu Setia.
"Ya udah gak apa². Emang Lastri gak mau ikut?" tanya Hasyim.
"Dia mana mau ikut begitu Hasyim, kayak gak tau adik kamu saja!" jawab ibu Setia.
"Ya sudah nanti Hasyim jemput ya bu. Aku tutup dulu telponnya." ujar Hasyim pamit lalu mengucapkan salam penutup.
"Ibu akan datang, nanti aku yang akan jemput. Kamu bareng kami atau gimana?" tanya Hasyim.
"Kalau cepat ki siap bisa bareng yank, tapi nanti terlambat. Atau aku duluan saja ya? Nanti biar Diana yang suruh jemput aku yank." ujar Hana menjelaskan.
"Boleh juga, nanti pulangnya baru sama² ki." akhirnya Hasyim setuju setelah sempat berpikir mencari solusinya.
'Diana dimana ki?' chat Hana untuk Diana.
'Di rumah say. Ada apa?' jawabnya.
'Nanti hadir diujianku kan?' tanya Hana.
'Tentu say. Kenapa?'
'Jemput k jam 03.00 ya!' pinta Hana.
'Beres bos. Mau k juga bimbingan nanti karena pengujimu pembimbingku say.' jelasnya.
'Semangat say, semoga segera nyusul. Aamiin.'
'Thanks Hana. Nanti ku jemput Ok.'
'Sip. Makasih juga say.' balas Hana menutup chat mereka.
"AlhamduLillah Diana bisa jemput nanti sore, sekarang lanjut memperlancar materinya dulu deh!" batin Hana menuju ke Tesisnya.
"Sudah kabari Diana yank?" tanya Hasyim.
"Sudah kak. Kakak mau kemana rapi?" tanya balik Hana.
"Ke Kantor dulu sebentar. Ada urusan mendesak tapi nanti cepat pulang kok!" ujar Hasyim sambil pamit.
"Iya hati² kak." jawab Hana singkat.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆