Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.
16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.
Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~09
Ariel yang melihat kehadiran Sofia tiba-tiba nampak tersenyum licik, ia penasaran sejauh mana keberanian yang di miliki oleh gadis itu.
Selama ini banyak mahasiswa baru yang berasal dari jalur khusus tak bertahan lama setelah mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Namun tidak dengan gadis itu yang hampir satu bulan masih bertahan di sana dan itu sangat luar biasa menurutnya.
"Apa kau tertarik ?" ucap Ariel kemudian yang langsung membuat pria dengan lengan penuh tato itu nampak tersenyum menyeringai menatap Sofia.
"Tentu saja, dia berbeda dari biasanya." tegas pria itu yang di ketahui bernama Bradon dengan wajah serius dan itu membuat seorang Ariel terlihat menelan ludahnya.
Sebenarnya ia hanya bercanda, lagipula siapa yang akan tertarik dengan gadis kampungan itu pikirnya apalagi seorang Brandon yang sangat menggilai wanita cantik dan seksi namun rupanya ia salah.
"A-apa maksud kalian ?" tanya Sofia tak mengerti seraya menatap ke arah Ariel dan Brandon bergantian.
"Hei nona, jika kamu berada di sini harusnya kamu sudah mengerti apa yang terjadi." teriak pria lainnya menimpali.
"Apa kamu sedang menjadikan ku sebagai ajang taruhan ?" Sofia langsung mendekati Ariel lantas menatap pria itu dengan tajam dari jarak yang sangat dekat hingga membuat mereka saling berbagi napas.
Baru kali ini Ariel menatap gadis kampungan itu dari jarak sedekat ini dan tak ia pungkiri gadis itu mempunyai pesona yang berbeda dari gadis lain.
"Sial !!"
Ariel langsung memalingkan wajahnya saat merasakan perasaan aneh di hatinya saat tatapan mereka beradu.
"Katakan, apa itu benar !!" teriak Sofia lagi.
"Diamlah, aku pasti bisa mengatasinya." tegas Ariel lantas segera berlalu menuju mobilnya.
Sofia yang tidak puas dengan jawaban pria itu nampak mengejarnya lalu membuka pintu mobil sebelahnya lantas segera masuk.
"Apa yang kamu lakukan di sini ?" teriak Ariel saat gadis itu duduk di jok sebelahnya.
"Aku hanya ingin memastikan kamu akan mengatasinya dengan benar, pecundang !!" tegas Sofia.
Karena sudah tak ada waktu, Ariel tak lagi mendengarkan ocehan gadis itu. Kemudian ia segera menginjak pedal gasnya dan mobil sport yang baru ia beli itu langsung melesat dengan kencang.
Sementara Sofia nampak duduk anteng di kursinya, ayahnya sangat menyukai mobil balap dan itu membuatnya tak asing karena sebelumnya mereka sering membahasnya dan ia juga pernah di ajak mencobanya.
Kemudian kedua mobil nampak melaju dengan saling kejar-kejaran hingga beberapa putaran dan dukungan dari masing-masing jagoan pun nampak menggema di tepi jalan.
"Aku tak peduli bagaimana pun juga kamu harus menang, jika tidak aku akan menghabisimu." ancam Sofia sepanjang pria itu mengemudikan mobilnya.
"Apa kau tak bisa diam ?" gerutu Ariel karena ocehan gadis itu mengganggu konsentrasinya hingga mobilnya tertinggal di belakang.
Sofia yang melihat itu langsung panik, ia tak bisa membayangkan jika pria bertato itu yang akan menang dan entah apa yang akan terjadi dengannya nanti.
Kemudian Sofia mulai memerhatikan setiap jalur yang di lintasi oleh mobilnya dengan teliti.
"Saat tikungan terakhir belokkan mobilnya 90 derajat !!" perintahnya kemudian.
"Apa kamu gila ?" timpal Ariel tak percaya.
"Kamu selalu terkejar di sana dan itu satu-satunya jalan." teriak Sofia kemudian, namun sepertinya pemuda itu nampak tak mempercayai.
"Ayahku mantan seorang joki asal kamu tahu." ucap Sofia lagi yang langsung membuat Ariel menatapnya.
"Baiklah, jika tidak kamu akan menanggung akibatnya." ucap Ariel lantas saat melihat tikungan terakhir di depannya pemuda itu nampak melirik ke arah Brandon yang terlihat sedang memperoloknya karena pria itu selalu menang di tikungan tersebut.
"Lakukan !!" teriak Sofia dan mobil yang di kendarai oleh Ariel langsung berbelok dengan tajam hingga membuat mobil Brandon yang ingin mendahuluinya nampak terlempar ke tepi dan sorakan penonton pun langsung menggema di sana.
"Yes, kita berhasil." teriak Sofia menatap Ariel lantas tanpa mereka sadari keduanya nampak berpelukan.
Namun saat menyadari mereka segera mengurai pelukannya dan terlihat salah tingkah dan bersamaan itu beberapa mobil patroli petugas kepolisian datang hingga membuat semua orang yang ada di sana nampak berhamburan pergi.
Brakk
Beberapa saat kemudian seorang pria nampak menggebrak meja saat mengetahui putra kebanggaannya itu telah melakukan pelanggaran hukum.
"Jadi gadis ini mahasiswa di universitas SG ?" ucap William saat menatap Sofia di kantor polisi bersama putranya.
"Dia mahasiswa jalur khusus tahun ini." timpal James yang terlihat menahan emosinya menatap gadis itu, sebelumnya ia sudah menduga jika gadis itu bukan anak baik-baik.
"Bagaimana bisa gadis urakan seperti dia bisa lolos ke kampus kita, James ?" William terlihat sangat geram.
"Aku yang salah, harusnya aku sudah mengusirnya sejak awal." ucap James seraya melirik ke arah Ariel.
"Tidak tuan ku mohon jangan lakukan itu, aku tidak bersalah tapi Ariel yang melakukan semuanya dia menjadikan ku sebagai ajang taruhan." terang Sofia menjelaskan.
"Apa yang di katakan oleh gadis ini benar ?" ucap William seraya menatap putranya tersebut.
"Itu tidak sengaja Pa." sahut Ariel.
"Tidak sengaja kamu bilang ?" Sofia langsung menatap kesal pemuda itu.
"Sudah cukup, saya tidak ingin mendengar penjelasan apapun. Sebagai seorang mahasiswa SG berada di tempat itu sudah mencoreng nama kampus dan ini tak bisa di tolerin jadi mulai sekarang kamu terpaksa di keluarkan dari kampus kami." tegas James seraya menatap ke arah Sofia, ada perasaan tak biasa saat melihat gadis itu terlihat menangis kemudian pria itu segera memalingkan wajahnya.
Baginya peraturan tetap peraturan dan ia harus menjalankannya sesuai dengan prinsipnya meskipun jauh di sudut hatinya ada perasaan tidak tega.
"Tolong tuan jangan lakukan itu ayahku pasti akan sangat sedih jika mendengarnya." mohon Sofia dengan menangkupkan kedua tangan di depan dadanya, namun sepertinya percuma karena setelah itu mereka semua nampak mengabaikannya kemudian berlalu pergi dari sana.
Bahkan Ariel pun nampak diam tak berkutik di hadapan sang ayah dan kini hanya Sofia seorang diri yang menanggung hukumannya.
"Papa tidak bisa lakukan itu, bagaimana pun juga itu semua salahku." protes Ariel setelah mereka sampai di rumahnya.
"Tentu saja itu salahmu dan mulai detik ini kamu bukan mahasiswa di kampus SG lagi dan Papa akan mengirimmu keluar negeri." tegas William yang langsung membuat Ariel melebarkan matanya tak percaya.
"Sementara waktu tetap berada di rumah jika tidak ingin semua fasilitasmu Papa cabut." ancam William lagi lantas segera meninggalkan kamar putranya tersebut.
"Sial !!"
Ariel nampak memukul dinding dengan kencang setelah kepergian ayahnya tersebut.
Sementara Sofia yang kini telah sampai di depan rumahnya nampak menatap nanar rumah sederhana itu, ia telah mengecewakan ayahnya dan ia tidak tahu harus bagaimana memberitahukan padanya.
Saat membuka pintu rumahnya tiba-tiba ia mendengar sesuatu jatuh dari dalam kamar sang ayah dan Sofia segera berlari kesana.
"Ayah !!"
Sofia langsung berteriak saat melihat ayahnya itu nampak terduduk di samping ranjangnya dengan memegang dadanya seperti seorang yang sedang menahan kesakitan.
"Ayah, apa yang telah terjadi ?" tanya Sofia dengan panik.
"Apa berita itu benar, kamu di keluarkan dari sekolah ?" ucap Marco kemudian dan itu membuat Sofia langsung terkejut lantas matanya tak sengaja melihat sebuah pesan email di ponsel pria itu yang tergeletak di atas lantai yang menerangkan jika mulai hari ini ia bukan mahasiswa di universitas SG lagi.
james scott menghukum dg tdk tersenyum krn anaknya yg hilang..aneh gak.. tapi lihat anaknya malah mengumpat dan gak ada simpati2 nya blas sama sofiya. benar kata sofia..dasar org kaya sombong
bikin emosi😏
bikin ketawa😜
bikin nangis😭
makasih k atas rezeki karya sebagus ini, semoga di RL kehidupan KK selalu sehat, bahagia, lancar rezeki usahanya
Aamiin 🤲