Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.
Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.
Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.
Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.
Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?
Simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menahan diri
Abimana menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, secepat mungkin ia melepas pelukan Sarah. Bukan, ia bukan tidak suka. Sebagai lelaki normal yang sedang jatuh cinta, ia pun menginginkan lebih lama bersama Sarah, tetapi akalnya lebih dominan bekerja dibanding perasaan yang baru tumbuh itu.
"Apa yang kau lakukan Sarah? Pakaian apa yang kau kenakan sekarang?,” bentaknya marah dengan suara yang cukup keras.
"Ayolah Abi, kita dua orang yang sudah dewasa, dan aku, aku adalah tunanganmu. Meski pun itu terjadi, kita akan segera menikah,” tambah Sarah kesal, kembali berusaha memeluk Abi.
"Lepaskan Sarah, apa yang kau lakukan. Apa kau begitu murahan!,” lagi, Abi kembali membentak.
Sarah terkejut mendengar ucapan Abi yang menurutnya begitu kasar. Dengan kesalnya Sarah menampar Abi, kemudian berlalu meninggalkan Abi sendirian.
Abi terhenyak karena tamparan itu. Ia menyadari bahwa ucapannya begitu melukainya tapi tindakan Sarahpun ia nilai begitu tidak bisa di benarkan. Jackson masuk ke dalam Kamar, menanyakan situasi yang terjadi barusan. Kenapa Sarah menangis?
"Apa Anda memarahinya, Tuan?.” tanya Jackson.
"Tidak, mengapa kamu berpikir aku begitu!,” bantah Abi cepat.
"Saya melihat Nona menangis sekeluarnya dari Kamar Anda,” ucap Jackson kemudian pergi dari sana.
\*\*\*
"Kau serius, benarkah Sarah?," tanya Meila, sahabatnya seusai ia bercerita tentang Abi yang membentaknya.
"Apa dia normal? Dia menolakmu? Sungguh, aku tidak bisa percaya ini," ujar Kamila menambahkan.
"Sungguh, aku khawatir sekali, ia tidak menyukai wanita. Aku melihat ia begitu dingin.”
"Aku pikir ia normal! Mungkin dia hanya tidak menyukaimu dari sejak pertama kalian berkenalan,” sambung Kielh.
"Apa maksudmu? Mmm, kupikir kau ada benarnya. Aku akan mencobanya lain kali, tetapi saat sekarang harga diriku sedang terluka!.”
"Baiklah, kau benar. Kau harus menjaga jarak darinya terlebih dahulu.” ucap Meila.
Sarah memikirkan langkah selanjutnya. Ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Ibunya Abi. Tante Luna. Ia menatapnya sumringah kemudian buru-buru mengangkatnya.
Ternyata tante Luna mengajaknya ke Rumah untuk menghabiskan waktu bersama Abi, hitung-hitung sebagai cara mempererat perkenalan mereka.
"Ibunya mengajak aku ke Rumahnya," ujarnya pamit pada teman-temannya.
Bukan Sarah namanya jika ia bisa datang tepat waktu. Ia kembali ke Apartemennya untuk berganti pakaian. Maksudku mencari pakaian untuk menggoda Abi. Memastikan ia menyukai wanita atau tidak. Ia khawatir, jika pria yang sedang di jodohkan dengannya adalah seorang G*y.
Meskipun itu akan terbantah saat ketika kamu melihat Abi, wajahnya yang tampan, tinggi nya yang bak model luar negeri. Siapa pun pasti akan mengakui kesempurnaan yang ada pada Abi. Setelah memastikan tampilannya sesuai dengan tujuannya. Ia pun beranjak menuju kesana dengan senyum sumringah.
\*\*\*
Orang tua Abi menyambutnya dengan hangat. Meski pakaiannya terkesan agak cukup terbuka, tapi Sarah Candra adalah gadis yang tidak melupakan sopan santun. Itu selalu melekat pada dirinya, dan Ibunda Abi cukup terpukau akan itu.
Ah, sebenarnya ia tidak begitu mempermasalahkan bagaimana sikap menantunya yang penting bisnisnya lancar dan sukses. Karena itu tujuan awalnya ingin menjodohkan Abi.
Ibu Luna Sanjaya sebenarnya tidak jahat. Hanya, ia tidak begitu dekat dengan Abi. Meski ia tidak terlihat peduli, tapi ia menyayangi putra satu-satunya itu, dan meski pun tujuan perjodohan ini tidak benar, karena untuk bisnis. Ia tahu, bahwa Sarah adalah gadis yang tepat.
"Langsung ke Kamarnya saja yah, Abi belum keluar dari tadi.” ujar Tante Luna.
"Baik Tante,” sergah Sarah cepat. Ia tersenyum senang. Ia naik ke Lantai atas. Ketika ia hendak mengetuk pintunya, ia sadar jika pintunya tidak di kunci, ia segera masuk ke dalam segera mencari abi yang sedang tidur.
Sarah memandangnya, terdiam kagum akan ketampanan Abi. Tersadar jika ia sedang jatuh cinta pada Abi. Ia segera menyingkirkan pikiran itu, dan kembali mengingat tujuannya kesini untuk apa.
"Hei, bangun!.” kata Sarah menoel pipi Abi lembut untuk membangunkannya.
"Ayolah, Jack, ini bahkan hari libur! Biarkan aku tidur sebentar lagi.”
"Jack..,?,” ucap Sarah pada dirinya, mempertanyakan nama itu. Tidak begitu mengacuhkannya lagi, Sarah memilih ikut tidur di samping Abi dan memeluknya. Awalnya Abi meresponnya, dan ikut memeluk Sarah. Tapi alam Sadarnya segera membangunkannya.
Menyadarkannya bahwa ia hanya tidur sendirian. Lalu, tangan siapa ini? Siapa yang sedang memeluknya? Abi terbangun dan melihat siapa yang ada di sampingnya.
"Hei,” ujar Sarah tersenyum tanpa rasa bersalah. Terkejut, abi menatapnya geram, tapi tak lama, wajahnya kembali biasa saja.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak takut?.” ucap Abi segera.
"Apa yang harus di takutkan? Apa yang akan terjadi? Sebelumnya tidak terjadi apa-apa.” ujarnya sengaja memancing Abi.
"Benarkah kau tidak takut?.” ancam Abi dengan serangai menakutkan.
"Tentu saja, aku tidak takut,” kata Sarah menelan salivanya.
"Pergilah, pergi dari sini!,” sahut Abi memelas.
"Kenapa? Memangnya apa yang akan terjadi?,” tambah Sarah bosan.
Abi bangkit dari tidurnya dan berniat hendak pergi, tapi Sarah segera membuka bajunya. Ia berani sekali melakukan itu, sehingga nampaklah pakaian yang sedang ia kenakan sekarang dan berdiri di hadapan Abi.
"Apa yang kau lakukan?,” kata Abi lemah. Entahlah, kali ini dia merasa ada sesuatu yang salah dari dirinya. Ada perasaan yang seolah mengatakan, ayo Abi lakukan saja bukankah dia sudah memberimu ijin untuk memulai.
Sarah tersenyum. Tapi ia merasa tidak menyukainya jika Abi benar tidak menyukai wanita. Ia tahu tujuannya adalah untuk menggoda Abi saja, ia ingin menguji Abi saja.
Tapi entahlah, ada perasaan aneh yang membuatnya berharap agar Abi melakukannya seperti lelaki normal. Abi mendekati Sarah, mendorongnya ke tempat Tidur.
"Bukan salahku ini terjadi,” kata Abi. Sarah memejamkan matanya. Menunggu saat Abi akan memulai sesuatu yang diharapkannya.
Abi memeluk Sarah, menatapnya yang sedang memejamkan mata itu. Ya, ia sadari bahwa ia jatuh cinta pada Sarah.
Abi mendekatkan wajahnya dekat dengan wajah Sarah, sedikit lagi dengan b*b*r mungil Sarah. Abi menatap Sarah lekat-lekat, tetapi bukan menciumnya, ia hanya tersenyum sekilas. Sarah membuka matanya karena yang ditunggunya tidak kunjung juga terjadi.
"Apa yang kau lakukan?,” ucap Sarah heran, ia jadi makin yakin dengan yang di ucapkan oleh sahabatnya, jika abi tidak menyukai seorang wanita melainkan ia adalah g*y.
"Apa yang kau harapkan?.” ujar Abi membalas, kemudian beranjak dari tempat tidurnya tapi sebelum itu ia lebih dulu menutup tubuh Sarah dengan selimut.
"Pakailah dan segera turun, aku akan mengantarmu pulang!,” kata Abi dengan wajah biasa yang Sarah pikir itu karena ia cuek. Sarah makin tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Yang disatu sisi itu membuatnya senang bahwa Abimana menghormatinya, ia merasa semakin terkesima akan Abi yang memperlakukannya terhormat. Entah itu karena ia seorang g*y atau bukan, namun ia berharap jika pemikirannya salah. Sarah menyukainya.
Ia segera membenahi pakaiannya dan segera bersiap-siap sebelum Abi memanggilnya sekali lagi. Kini mereka saling tatap-tatapan, Sarah menahan dirinya agar tidak tertawa. Dan Abi, ia tidak tersenyum sama sekali. Didalam Mobil, mereka saling canggung akan yang terjadi barusan.
"Aku...,” kata Sarah memulai pembicaraan meski sedikit gugup.
"Ya, aku tahu. Kau pikir aku tidak menyukai perempuan. Ayolah Sarah, aku tidak seperti itu!.”
"Kau,. kau,.. kau tahu?,” lanjutnya.
"Ya aku tahu, jika tidak, kau tidak akan mungkin gugup tadi,” Sarah berdecak kesal tapi ia tidak bohong ia menyukainya. Ia suka akan sikap Abi yang keren baginya. Jika itu pria lain, mungkin akan berbeda ceritanya. Sarah terlihat senang sekali.
Abi menepikkan Mobilnya di pinggir jalan dan itu membuat Sarah bertanya dalam hatinya, apa yang ingin ia lakukan. Ternyata mereka berhenti di dekat Warung di pinggir jalan.
Jujur, ini pertama kalinya bagi sarah, ia tidak pernah ke tempat seperti ini sebelumnya. Tidak menolak, juga tidak bertanya apa-apa. Ia hanya mengikuti Abi dan menurutinya.
\*\*\*
Abi kembali bekerja seperti biasanya. Jackson pun selalu menemani nya setiap hari. Ya, hanya tadi saja, ia tidak mengikutinya.
Abi tidak henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian tadi bersama Sarah. Hal itu membuat para pegawai terus melihat ke arahnya, ia tidak peduli itu. Bunga cinta itu sedang bermekaran.
"Tuan, mengapa Anda tersenyum sendiri? Apa anda sakit?,” ujar Jackson yang langsung membuat simpul senyum itu padam. Tidak mengatakan apa-apa hanya cukup bingung dengan hidup jackson yang menurutnya kaku.
"Tidak,” jawabnya cuek dan tetap tenang.
"Anda memikirkan Nona Sarah!,” lanjut Jack. Itu membuat Abi langsung memandangnya.
"Ya, aku tahu, kupikir semua orang juga tahu itu!.”
"Benarkah, apa yang harus aku lakukan agar orang-orang tidak mengetahuinya?,” tanya Abi pelan. Siapa sangka itu membuat Jack tertawa pelan karena berhasil mengerjai bos-nya yang menurutnya baru pertama merasakan dekat dengan wanita dan itu merupakan tunangannya sendiri.