NovelToon NovelToon
Istri Dosen Galak

Istri Dosen Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / dosen / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kunay

Sebuah perjodohan membuat Infiera Falguni harus terjebak bersama dengan dosennya sendiri, Abimanyu. Dia menerima perjodohan itu hanya demi bisa melanjutkan pendidikannya.

Sikap Abimanyu yang acuh tak acuh membuat Infiera bertekad untuk tidak jatuh cinta pada dosennya yang galak itu. Namun, kehadiran masa lalu Abimanyu membuat Infiera kembali memikirkan hubungannya dengan pria itu.

Haruskah Infiera melepaskan Abimanyu untuk kembali pada masa lalunya atau mempertahankan hubungan yang sudah terikat dengan benang suci yang disebut pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapatkan Saingan

Tap dulu tombol like-nya Sebelum melanjutkan membaca.

Infiera baru saja menyelesaikan kelasnya saat melihat terdapat banyak panggilan di ponselnya. Kening Fiera mengerut bingung dengan panggilan Abimanyu.

Ada apa?

Kenapa dia menghubungi terus-menerus?

Abimanyu hampir tidak pernah meneleponnya. Dia biasanya akan mengirimkan pesan jika memang ada sesuatu yang penting. Tidak... dia hanya mengirimkan pesan jika menyuruhnya untuk belanja.

Saat menghubunginya balik, betapa terkejutnya Fiera saat mengetahui kalau ternyata mertuanya sudah berada di Jakarta.

Aduh, bagaimana ini?

Pertengkarannya dengan Abimanyu membuat Fiera lupa untuk memberi tahunya saat itu.

“Fier, lo pulang ke mana? Ayo, gue antar? Gue lagi ada urusan, jadi engga langsung pulang.” Bimo, muncul dari arah belakang mengejutkannya.

Fiera terlihat berpikir. Haruskah dia menerima tawaran temannya ini? Bimo pulang dengan menggunakan motor, pasti akan lebih cepat untuk sampai. Tapi, bagaimana kalau pria itu tahu jika dirinya adalah istri Abimanyu. Tiba-tiba, sebuah ide melintas di kepalanya.

“Bim, lo tahu, ga, toko kelontong Baba Ahong? Yang sebelum tempat pemandian mobil itu?”

“Iya, ngapa emang?”

“Antar sampai sana, ya? Ada yang harus dibeli soalnya.”

“Ayo.”

Fiera bernapas lega karena Bimo tidak banyak bertanya dengan permintaannya itu. Dia segera mengikuti pria itu menuju motornya. Mengejutkan, Bimo bahkan membawa dua helm untuk mereka kenakan.

Benar saja, tidak membutuhkan banyak waktu untuk sampai di tempat yang sebelumnya Fiera sebutkan. Dia turun dan berkata, “Makasih, ya, Bim.”

“Sama-sama, Ra, gue pergi dulu, ya. Abang gue minta bantuan soalnya di bengkelnya.”

Fiera mengangguk dan melambaikan tangan pada temannya. Sekarang, dia hanya perlu berlari menuju rumah Abimanyu yang sudah tidak jauh lagi dari sana. Fiera khawatir kalau mertuanya sudah sampai rumah. Bagaimana kalau mereka tahu? Pasti akan sangat kecewa. Abimanyu juga pasti akan marah karena memang itu adalah kesalahannya, yang tidak memberi tahu mengenai kedatangan orang tuanya.

Deg!

Wajah Infiera berubah menjadi pias saat dia melihat mobil lain yang terparkir di halaman rumahnya. Dia yakin kalau itu adalah mobil ayah mertuanya. Fiera memegang erat tali selempang tasnya, seraya melangkahkan kakinya, masuk ke dalam rumah.

“Sayang, kamu sudah pulang, Nak?” Suara ibu mertua langsung menyambut begitu Fiera membuka pintu.

Fiera mengangkat wajahnya dan tersenyum kaku. “Iya, assalamualaikum, Bu.”

Fiera menghampiri dan mencium punggung tangan Alana, ibu mertuanya.

Ibu mertua menarik tangan Fiera menuju ke ruang tamu. Ternyata, ayah mertuanya berada di sana bersama dengan Abimanyu yang duduk di seberang sofa. Pria itu menatapnya dengan ekspresi datar. Fiera menelan ludahnya susah payah.

“Ayah, sehat?” tanya Fiera, dia menghampiri dan melakukan apa yang dilakukan olehnya pada ibu mertua. Fiera juga menghampiri Abimanyu. Jujur, ini pertama kalinya dia pulang mencium tangan pria itu.

Kenapa malah terasa aneh?

“Ayah akan sehat untuk melihat cucu ayah nanti.” Gunawan, ayah Abimanyu berkelakar. Dia tertawa dengan ucapannya, begitu juga ibu mertua yang menyetujui ucapan suaminya.

Berbanding terbalik dengan Fiera yang malah berubah semakin tegang, dia menatap ragu pada Abimanyu yang ternyata masih melihat ke arahnya dengan tatapan datar. Sepertinya, pria itu sedang sekuat tenaga menahan amarahnya.

Fiera tidak tahu saja jika Abimanyu sedang kesal bukan hanya karena hal itu. Dia masih kesal dengan isi laci milik istrinya.

“Nak, kamu cepat mandi dulu. Setelahnya cepat turun. Ibu bawain kalian mpek-mpek, ada juga tekwan kesukaan Abim.”

Fiera tersenyum kaku. Dia semakin frustrasi.

Apanya yang mandi? Sekarang dia hanya ingin melarikan diri dari bom yang akan meledak. Apa lagi dengan Abimanyu yang hanya diam saja, menatapnya.

“Naiklah ke kamar. Kita makan sama-sama.” Abimanyu akhirnya berkata.

Fiera meliriknya. Naik ke atas? “Ah, iya, Fiera naik ke atas dulu Yah, Bu.”

Ayah mertua mengangguk dan ibu mertua kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan yang dibawanya. Dia terlihat bersemangat dengan hal itu. Setelah berbulan-bulan tidak bertemu dengan kedua anaknya, ia akhirnya bisa makan bersama meski minus Asyifa, putri bungsunya yang tidak bisa ikut karena belum memiliki libur.

Fiera berbalik dan berbalik menuju kamar Abimanyu yang ada di lantai dua. Dia bertanya-tanya, apakah Abimanyu sudah mengurus semuanya karena pria itu langsung memintanya naik lantas dua.

Perlahan, Fiera membuka pintu kamar Abimanyu. Aroma sitrus langsung tercium. Aroma segar dan maskulin. Hampir setiap hari Fiera menikmati aroma itu ketika dia membereskan kamar suaminya.

Iya, aku masuk ke sini hanya untuk membereskannya!

Fiera menggaruk belakang kepalanya, dia terlihat bingung dan berjalan ke sana-ke mari. Dia tidak memperhatikan sekitarnya, kalau koper miliknya sudah tergeletak di sudut kamar di dekat lemari milik Abimanyu.

“Aku harus bagaimana sekarang? Semua pakaianku ada di kamar bawah. Masa iya aku harus pakai baju Abimanyu?”

Aaaaa!

Fiera ingin sekali berteriak, tapi hal itu pasti akan membuat kedua mertuanya datang ke kamar itu.

Jegrek!

Tiba-tiba pintu terbuka dari luar. Abimanyu masuk dan melihat Fiera yang terlihat sangat cemas dengan ekspresinya yang kusut.

Abimanyu menaikkan alisnya. “Kenapa kau masih diam saja?”

Fiera berjalan cepat menghampiri.

“Pak, bagaimana kalau ibu dan ayah tau? Ayo, ajak mereka jalan-jalan. Aku akan membereskannya dulu. Pakaianku juga masih di sana.”

“Kau gila? Ayah dan ibu baru saja sampai setelah menempuh perjalanan hampir 9 jam karena mereka datang dengan menggunakan mobil.”

“Lalu, bagaimana aku mengambil bajuku di kamar?”

Diingatkan hal itu, Abimanyu malah kembali teringat saat dia membereskan pakaian di depannya. Pakaian dalam yang berbaris rapi di dalam laci. Sekarang, wanita ini malah ada di kamarnya, wajahnya kembali terasa hangat. Dia berdehem untuk mengendalikan diri. “Itu, di sana. cepatlah.” Abimanyu menunjuk koper yang tergeletak.

Fiera mengikuti arah tunjuk suaminya, dia bernapas lega. “Ah, ternyata sudah dibereskan?”

“Tentu saja. Kau harus membayarnya karena sudah membuatku membereskan kekacauan yang kau buat,” sungut Abimanyu, mengingatkan kembali sifat teledor istrinya.

Fiera mencebikkan bibirnya. “Siapa suruh marah-marah. Aku, kan, jadi lupa.”

Abimanyu melotot. “Jadi, kau menyalahkanku?” tanyanya dengan wajah garang.

Fiera menggeleng cepat. “Ti-tidak, bukan itu. Aku hanya lupa.”

Menyebalkan!

“Sudahlah, cepat mandi. Ibu sudah menunggu.” Abimanyu mengibaskan tangannya. “Ah, kau juga panggil aku mas atau ibu akan curiga.”

“Iya, iya.”

Fiera enggan hanya untuk sekedar mengangguk. Dia berbalik untuk menghampiri kopernya. Begitu juga Abimanyu yang melangkah keluar dari kamar.

“Ingat, untuk membayar pekerjaanku juga!” Abimanyu sempat-sempatnya mengejek lagi.

Fiera manyun. “Bagaimana aku membayarnya? Uang saja engga punya! Dia aja engga pernah ngasih uang nafkah,” sungut Fiera saat dia berjongkok di hadapan kopernya. Dia tidak menyadari, kalau Abimanyu masih ada di depan kamar dan mendengar ucapannya sebelum menutup pintu.

Selama ini, Abimanyu hanya memenuhi kebutuhan rumah dan juga membayar biaya kulian Fiera. Dia melupakan kewajibannya yang lain, membuat wanita itu harus bekerja ekstra sebagai penulis novel online. Bukan Abimanyu tidak mau memberikannya, tapi dia benar-benar melupakannya karena memang hubungan mereka tidak pernah terjalin layaknya suami istri sebelumnya.

***

Setelah menikmati makan malam. Fiera masuk ke dalam kamar. Ketegangan wanita itu sedikit berkurang saat sore hari mereka makan mpek-mpek buatan ibunya dan juga tekwan yang dibuatkan oleh bude yang khusus diberikan untuk Abimanyu.

Fiera jauh lebih santai karena kedua orang tua Abimanyu tidak menunjukkan kecurigaan pada hubungan mereka. Ibunya hanya sibuk berbicara, wanita yang sudah melahirkannya itu begitu bersemangat. Padahal, jika diingat, pertemuan mereka cukup singkat saat sebelum pernikahan terjadi. Tetapi, ibunya terlihat sangat menyayangi Fiera, seperti dia menyayangi anaknya sendiri.

Berbeda dengan Fiera, Abimanyu memilih untuk meninggalkan rumah. Dia mengatakan pada orang tuanya kalau masih ada sesuatu yang harus diselesaikan karena tadi siang dia pulang lebih awal untuk menyambut kedatangannya.

Nyatanya, Abimanyu pergi menemui Gerald di salah satu cafe. Dosen blasteran itu menggerutu kesal. “Lo benaran engga bisa ya sehari aja engga ketemu gue?” sungut Gerald, yang menjatuhkan bokongnya di kursi. “Padahal, gue baru saja mau kencan.” Pamer.

Abimanyu mendengkus mendengar ucapan rekan sekaligus temannya itu. Dia menyeruput kopi di depannya. “Kencan? Sepertinya dia harus segera memeriksakan matanya.”

“Sialan!” gerutu Gerald tidak terima, tapi dia tidak melakukan apa-apa, karena memang nyatanya dirinya tidak memiliki kekasih. “Tunggu si gadis tidak peka menerimaku.”

“Gadis tidak peka?”

Ck! “Kau memang tidak pernah peduli denganku!” cebik Gerald mendramatisasi.

“Menggelikan!”

Gerald menghela napas. Abimanyu memang tidak pernah bisa diajak bercanda. “Gue, kan, pernah cerita kalau gue mau mendekati Infiera?”

Abimanyu yang sedang menyeruput kopinya tiba-tiba tersedak mendengar hal itu. Dia terbatuk beberapa kali, sebelum kembali reda.

“Haha ... lo kenapa?”

“Ka-kau serius ingin mendekatinya.”

“Hei, umur gue sudah tiga puluh lebih. Mana mungkin gue bercanda.”

Abimanyu berdehem, dia merasa tidak nyaman saat mendengar hal itu. Meski tidak memiliki perasaan pada Infiera, tapi bukankah dia tetap suaminya? Namun, Abimanyu tidak mungkin mengatakannya pada Gerald karena temannya itu tidak tahu mengenai pernikahannya.

“Tunggu dia sampai lulus,” ucap Abimanyu berusaha menghentikan niat Gerald saat ini. Mengingat Fiera masih membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk menyelesaikan kuliahnya.

Dia tidak sadar kalau tidak terima dengan niat temannya. Tapi, Abimanyu enggan mengakui.

“Tidak ada larangan mahasiswa dilarang menikah di kampus kita. Gue bakal tetap membiarkan dia kuliah dan akan membiayai kuliahnya. Gue pria yang bertanggung jawab dan akan menafkahinya lahir dan batin.” Gerald tertawa, dia merasa geli dengan ucapannya sendiri.

Bagaimana mungkin dia sudah memikirkan hal itu sangat jauh, Infiera saja selalu menganggap ucapannya bercanda. Sejujurnya, itu sangat menyenangkan melihat tatapan geli dari wanita yang disukainya.

Padahal, jika diingat kriteria Gerald tidak pernah ada pada diri Infiera, tapi wanita itu memang cukup menarik perhatian.

Abimanyu terdiam, bukan karena cemburu, tapi dia kembali mengingat ucapan Fiera sore tadi yang tidak sengaja didengarnya. Selama ini, dia hanya memenuhi kebutuhan rumah dan juga biaya kuliahnya. Abimanyu melupakan hal penting lainnya, yaitu memenuhi kebutuhan istrinya. Lalu, selama ini, dari mana Fiera mendapatkan uang? Apakah dia mendapatkannya dari orang tuanya di Bandung?

“Bi, bagaimana hubungan lo dengan Bu Almira?” tanya Gerald, kembali menyadarkan Abimanyu.

Abimanyu merengut. “Gue sudah bilang kalau kami sudah tidak memiliki hubungan.”

“Tapi, lo cocok banget sama dia. Di kampus juga semua orang mengira kalau kalian pacaran.” Gerald mengetahui itu juga dari Bu Gina. Haha.

Abimanyu hanya berdecak mendengar hal itu. Dia sangat tahu kalau Gerald tidak akan berhenti sampai dia merasa puas dengan apa yang ingin diketahuinya. Itu sebabnya, Abimanyu mengabaikan. Dia mengajak pria itu datang ke cafe hanya untuk menenangkan diri.

Kedatangan orang tuanya terlalu mengejutkan. Selain itu, kamar yang biasanya ditempati sendirian, kini Fiera di sana, membuat Abimanyu sedikit enggan. Bagaimana jika dia hilang kendali?

Abimanyu lagi-lagi mengalami amnesia, kalau dia boleh kehilangan kendalinya karena Infiera memang istrinya.

“Bi, kalau lo nanti balikan sama Bu Almira, kita, kan bisa double date. Haha. Bagaimana?”

Abimanyu menatap sinis dengan ocehan Gerald. Dia mulai jengkel dengan rencana temannya yang hendak mendekati Fiera untuk menikahinya.

Abimanyu bangkit dari duduknya dan meletakkan uang dua ratus ribu di atas meja. “Gue pulang dulu!”

“Hei, kenapa kau terlihat kesal? Gue, kan, cuman bercanda. Lagi pula, kau benar dia masih kuliah. Dia juga mahasiswaku.”

“Terserah kau saja!”

“Hei.” Gerald memanggil, tapi temannya itu terus melangkah keluar. Dia tidak bisa menyusul karena harus membayar terlebih dahulu pesanan mereka.

“Dia kenapa? Kenapa tiba-tiba terlihat kesal? Bukannya dia ngajak keluar karena mau membiarkan orang tuanya yang baru datang untuk istirahat?” Abimanyu berkata, kalau dia berada di rumahnya ibunya akan terus mengajaknya berbicara dan tidak akan tidur. Itu sebabnya Gerald menyetujui ajakannya, tapi sekarang dia malah meninggalkannya begitu saja.

“Bajingan itu memang tidak pernah bisa ditebak.” Gerald memilih mengambil uang yang diberikan Abimanyu dan membayar semua pesanan mereka.

1
Anonymous
keren
Meli Handayani
bagus
Cut Risnawati
Lumayan
Cut Risnawati
Biasa
essydabby
Kecewa
essydabby
Buruk
Sri Handayani
smangat thour ....sy jg hasil prjodohan mskipun dlu suam nembak dluan tp awalnya perantara orang tua kita,,,,orang tua pasti akan memberi yg terbaik buat ankny....&didalam do'a orang tua pasti ada kebahagiaan untuk anakny....🥰
Sri Handayani
oo...klo caranya Abi kyak gtu ...blas aja Fiera jln bareng Gerald biar Abi tau rasanya diduakan....
Elicia Yeung
Luar biasa
Sri Handayani
aq suka ceritanya,truskan fier pancing trus abi biar merasakan gmn rasany kehilangan & menyesal nnti......
Tiwik
Luar biasa
Sri Handayani
pingin lihat Abimanyu gmna Krn ada saingannya....apakah msih ketus aja SM Fiera......!!!!
Bungatiem
apa cuma suami GW ga pernah nyuruh istri nya bikin minum, dan kalo dibikin juga ga mau.malah GW selalu disiapkan minuman kesukaan 🥰🥰 katanya istri itu pendamping hidup bukan pelayan 🥰
Bungatiem
yang ditunggu malah di skip si Thor 😂😂
Teresya Bundax RachelElin
kecebong sudah mulai tumbuh,..😁😁
Ririn Mutiarini
Fiera jangan mudah terpancing dan terpengaruh kata² dan kabar disekitarmu tp tanyakan dan komunikasikan dengan suamimu Abimanyu secara langsung 🫣😬
Ulfa Indah Putri
sumpah gak keruan anjay, ini gimana si maksudnya, gue uda tertarik dari awal kenapa di part ini dan sebelumnya kek ngerasa apaan ini woyyy gak nyambung
neni onet
AC nya kegedean neeh, sampe unboxing nya anyep, ga ada hareudang2 nyaaa. . . 🤣
neni onet
aku fikir saat pak dosen sakit, keadaan akan membaik, ini koq pada naik komedi puter ga berenti2 lhoo salah faham nyaaa. ..
neni onet
katanya mau menjauh biar ga ada pihak ke-3, lhaa malah menjauh saat Terima telp, jadi kezeel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!