ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
...POV NAJWA...
tidak terasa waktu cepat berlalu walau tinggal serumah dengan mas Rendi sekalipun dia tidak pernah menyentuhku lagi setelah semua ini Padahal aku masih istri sahnya
dia sama sekali tidak menghargaiku sedikitpun tapi tidak mengapa rasa baperan ini hanya karna aku belum terbiasa tanpa dia. Aku harus segera mengurus surat cerai dengan mas Rendi dan menyelesaikan semuanya
Aku juga harus fokus dengan pekerjaanku di perusahaan Raymond Company sekaligus mengurus perusahaanku sendiri ,selagi bos Cakra masih ada pertemuan di luar negeri Maka aku bisa leluasa mengurus perceraianku
lagi pula sekretaris pribadi bos Cakra bukan hanya aku saja,di saat bos Cakra akan ada pertemuan keluar Negera aku tetap berada di perusahaan Raymond Company
Alex asisten pribadi kepercayaan bos Cakra yang selalu setia menemani dia dan sering megantikannya di saat ada hal darurat.lagi pula aku kasihan dengan Yusuf yang telah lama menungguku. selepas pulang dari kantor pengadilan aku kembali ke kantor menemui mas Rendi
Dia sekarang aku pekerjakan menjadi OB di perusahaan bukan tidak adanya tempat yang lebih cocok, hanya saja Mas Rendi harus mengerti karena tidak ada yang mudah didunia ini seperti dia dengan mudahnya berkhianat
Aku juga sebenarnya tipe orang yang tidak tegaan hanya saja intan terus menguatkan hatiku supaya tidak lemah mudah terhasut,benar benar tidak salah memang aku berteman dengannya
"Mas" sapaku saat mas Rendi beristirahat makan siang, sengaja ia menjauh dan bersembunyi disuatu sudut kantor Mungkin dia malu pada mantan karyawan karyawannya bahwa bos mereka sekarang jadi OB
"Kasian banget ya bos Rendi, gara gara kecantol pelakor jadi di azab istri tapi tidak apa juga sih biar tau rasa bagaimana rasanya tidak punya apa apa alias miskin"
"aku paling benci dengan orang seperti itu ngesara sudah kaya tapi tidak memiliki rasa syukur malah nyeleweng"
"pada ahirnya dia sendiri yang rugi berlian di buang sampah di pungut ya seperti itu.kurang apa dengan Bu Najwa dia pintar cantik elegan dan wanita berkelas lagi" bisik-bisik staf yang lewat begitupun dengan karyawan yang lain
bisikan mereka langsung terhenti saat melihat aku mendatangi mas Rendi ke kempat persembunyian makan siangnya itu
"eh ada ibu Najwa ,mari bu" sapa mereka sesopan mungkin
"Mari " sahutku menyunggingkan senyum. Mas Rendi berdiri melirik berkas yang ada ditanganku
"Ada apa?"
"Ini surat perceraian. kamu tanda tangan gih!" titahku menyodorkan kertas.ia duduk di kursi tunggu aku mendekat menyodorkan berkas itu lebih dekat
"Pria yang menjemputmu malam itu apa dia pacarmu?" tanyanya melirikku dengan tatapan sinis. Aku menatapnya dengan datar
"Ya.., " singkatku
"Kamu yakin dia akan menerimamu apa adanya,kenapa kamu semudah itu menerima orang baru yang baru kamu kenal bagaimana kalau dia hanya mempermain kan kamu saja najwa" tanyanya membuat alisku sedikit terangkat
"itu bukan urusan kamu mas lagi pula aku cukup mengenalnya dia bukan pria picik sepertimu hanya kamu pria yang tidak bersyukur mas dan yang tidak menghargai aku sama sekali sebagai istrimu"
"hanya gara gara kekuranganku yang satu ini kamu sampai melupakan kebaikan yang lainnya. Sudahlah aku males membahas itu lagi ayo cepat tanda tangani"
"Bukannya sudah jauh hari kamu bilang bahwa hubungan ini tidak bisa di pertahankan lagi karena aku tidak bisa memberimu keturunan. Justru aku membantumu sekarang," jelasku panjang lebar
Dengan berat hati mas Rendi kembali meletakkan berkas itu. Sontak aku menautkan alisku terheran heran
"Berapa kali aku harus bilang padamu Najwa kalau aku tidak akan mau melepaskanmu.kenapa tidak kamu coba saja menerima Wulan sebagai madumu"
"apa susahnya kamu menuruti kemauan suamimu najwa.ini juga buat kebaikan kita bersama Najwa setidaknya meskipun kamu tidak bisa memberikan aku anak tapi kamu mendapatkan ganjarannya sudah nurut berbakti dengan suamimu"
"ajaran kita tidak melarang untuk beristri lebih dari dua atau tiga asal bisa adil dan tercukupi,kalau masalah adil aku akan adil dengan kalian kalau masalah nafkah aku rasa kita tidak akan kekurangan"
"jadi aku mohon Jangan kamu egois najwa Jujur aku belum bisa menanda tangani ini sampai kapan pun jadi intinya aku tidak akan menceraikanmu"lirihnya berkata tegas dan sunguh sungguh
Nafasku sesak tersengal tiba tiba dadaku terasa penuh Entah kenapa aku baper binar mataku berkaca-kaca mendengar ucapannya,apa yang dia katakan aku egois tidak kah itu salah mas Rendi
Entah kenapa aku merasa bahwa mas Rendi masih menyanyangiku seperti dulu. Tapi tetap saja semua ini telah fatal bagiku. Mas Rendi mengkhianati pernikahan kami dan membohongiku mentah mentah.
"kau terlalu egois mas Jangan berharap aku mau berbagi suami dengan wanita lain apapun itu alasannya,aku bukan wanita lemah bisa di tindas seperti apa mau mu"
"tanda tangan saja mas Bukankah aku ini wanita yang tidak berguna dan belum puaskah kau menyakiti hatiku ini jadi biar kan aku bebas kau juga bisa leluasa dengan istri barumu tanpa ada gangguan"lirihku dengan suara berat.
"Najwa sebelum aku melakukan ini semua aku telah memikirkan dengan matang matang Jagan fikir aku egois,ini semua demi kebaikan kamu juga Najwa"
"coba sedikit saja kamu bisa menerima wulan Kita akan punya anak. Dan hidup kita akan terasa lengkap di tambah hidupmu juga tidak akan sendirian saat nanti telah menua kita memiliki anak dari pernikahan keduaku dengan Wulan"
"anak Wulan juga anakmu kita akan menjadi keluarga harmonis tolong fikirkan nasibmu juga aku melakukan ini bukan semata untukku saja tapi untukmu juga" lirih Mas Rendi tertunduk dan mencoba berucap dengan berat menatapku dalam
"sudah aku katakan aku tidak Sudi berbagi suami,sama saja kamu telah merendahkan harga diriku sebagai istrimu kalau begitu"
"kalau kamu punya fikiran benar benar sayang denganku kau tidak akan sampai hati menikah lagi,masalah anak bisa kita adopsi dari panti,di luaran sana masih banyak anak anak yang butuh kasih sayang orang tua jadi kita bisa menjadikannya anak"
"camkan ini sampai kapanpun aku akan tetap gugat cerai kamu mas,apapun caranya akan aku lakukan Kamu fikir Aku akan berubah pikiran dan menerima istri keduamu itu dirumah"
" kamu salah besar kalau begitu mas!" hardikku menyambar berkas itu lagi setelah mendapat paksa tanda tangannya Aku berlalu dengan kesal
Rasanya lama lama dekat mas Rendi membuat darahku terasa mendidih karena kesal,aku berdecih mendengar ungkapannya bagaimana kalau dia tau tentang fakta yang terjadi bahwa dia lah yang sebenarnya tidak berguna mandul