Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masak Air
Pagi-pagi sekali Adelia,memasak untuk sarapan pagi mereka. Matanya tertuju ke pintu kamar,dimana suami dan adik madunya. Air bening lolos lagi, segera di hapusnya. Tak sudi rasanya menangisi pria seperti Alfan, tidak tahu diri dan mengkhianati dirinya. Menangis bukan berarti sakit hati, melainkan menyesal sudah menghabiskan waktu dengan keluarga suami. Namun sia-sia dan tidak ada artinya.
Ingin sekali pergi dari rumah ini, tetapi dia membutuhkan uang. Lumayan 6 juta sebulan,di tempat lain mana mungkin mendapatkan gajih perbulannya 6 juta. Tidak masalah memasak, beberes rumah dan mengurus ibu mertuanya. Sesekali dia bisa mengancam ibu mertuanya,agar tidak semena-mena terhadapnya seperti dulu.
Cinta? Bagi Adelia tidak ada lagi, semenjak suaminya memboyong istri barunya ke rumah ini. 2 bulan kemungkinan cukup bertahan di sini, sambil mencari-cari tempat kerja bagus dan tempat tinggal baru. Dia tak mungkin tinggal diam,ada sesuatu yang licik di benaknya.
Jam 7 pagi, pekerjaannya sudah selesai. Sudah waktunya membangunkan ibu mertua, memandikan lalu memberikan makan. Itupun membutuhkan waktu ekstra kesabaran, sudah pasti menguras tenaga dan emosi. Sedikit demi sedikit,dia bisa menghasut Devi melalui ibu mertuanya. Jangan harap Devi,bisa tenang di rumah ini.
Devi,yang diam-diam meletakkan baju di keranjang cucian. Mencampur pakaian dengan ibu mertuanya,agar Adelia tak sengaja mencuci bajunya itu."Sesekali aku kerjain kamu,mbak". Gumamnya pelan.
Tetap saja Adelia, mengetahui rencana adik madunya diam-diam memperhatikan di balik pintu. Membiarkan adik madunya, melancarkan aksinya.
"Ngapain kamu Dev?". Tanya Adelia, sontak membuat Devi gelabakan jadinya.
"Gak papa,mbak". Jawab Devi, cengengesan."Mau nyuci sih,tapi sudah telat mengerjakannya". Devi,menjadi salah tingkah karena ketahuan atau tidaknya. Karena masih ada pakaian di tangannya,tak sempat lagi.
"Makanya jangan bangun kesiangan, pagi-pagi bangun biar bisa nyuci baju. Ogah banget nyuci baju kamu dan mas Alfan. Itu sudah tugas kamu, Devi. Aku ngalah banyak denganmu, sudah masak,nyapu,pel,nyuci baju mertua". Ucap Adelia, panjang lebar.
Devi, geram istri pertama suaminya itu . Dia sok berkuasa di rumah ini, terbuat dari apa hatinya. Sialan, lagi-lagi aku kalah dan tidak bisa melawan.Batinnya.
"Gimana mau bangun pagi-pagi,mbak. Soalnya kecapean tadi malam, maklum mas Alfan minta terus". Sahut Devi, sengaja berkata seperti itu. Untuk membuat hati Adelia,memanas mendengarnya. Kenapa mbak Adelia, panaskan mendengar ucapan ku? Pastilah karena mas Alfan, terus-menerus lengket dengan ku dan menghabiskan waktu malam bersamaku.
Astaga,dia ingin membuatku panas. Ckckck... Semenjak mas Alfan,menikah lagi. Ogah banget mau tidur sama dia,jijik bekas dirimu.Batin Adelia, bergidik ngeri.
"Ada apa, ribut-ribut sepagi ini?". Tanya Alfan, mendekati Kedua istrinya. Tidak bisakah,ada kedamaian sehari saja. Kepalaku sudah mau pecah, melerai mereka bertengkar dan selalu ada masalah.
"Oh,ini mas istri keduamu malas untuk mencuci baju sendiri dan punya mu. Heran deh,sama kamu mas. Mau-maunya menikahi wanita malas seperti ini, mendingan aku yang carikan istri untuk mu. Di bandingkan model begini, sudah bangun siang,malas lagi". Gerutu Adelia,mencibik bibirnya.
"Aku kecapean tadi malam,mas. Makanya bangun siangan". Devi,memasang wajah sedihnya. Sialan kamu mbak, menjelekkan perilaku dihadapan mas Alfan.
"Sudahlah Adelia,jika Devi tidak sempat mencuci bajunya. Kan bisa pulang kerja nanti,". Akhirnya Alfan, mencari jalan tengah agar mereka berdua tidak ribut.
"Dengar apa perkataan mas Alfan, pulang kerja harus di cuci. Mau setumpuk gunung? Gak mau kan, makanya jangan malas". Decak Adelia, meninggalkan mereka berdua ke kamar ibu mertuanya. "Gak yakin aku,biar segunung cucian bajunya. Ogah banget,". Gumamnya.
Devi, menghentak-hentakkan kaki di lantai. Pagi-pagi moodnya sudah ambyar,belum lagi di kantor mengerjakan berkas-berkas. "Mas, laundry aja yah". Rengeknya kepada sang suami.
"Terserah kamu,tapi gunakan uang mu sendiri. Nyuci bajumu dan punya mas, laundry segala. Jangan malas Devi, seharusnya kamu belajar dari mbakmu". Alfan,malah menasehatinya. Sungguh membuat Devi,jadi geram terhadap suaminya juga. Aaarghhh... Gak Devi,gak Adelia,bikin mumet otak ku.
"Ini sudah jam 7 lewat,belum sarapan. Cepat mandi sana,jangan lama-lama. Ibuku bakalan marah-marah,jika lama di kamar mandi. Sebentar lagi beliau,mau mandi". Perintah Alfan, mengantri untuk mandi. Matanya melirik ke arah meja, tidak ada kopi atau teh panas. Ingin di buatkan oleh Adelia, tetapi dia tengah sibuk mengurus ibunya.
Alfan,menghela nafas beratnya dan membuat kopi panas sendiri. Meminta bantuan kepada Devi, tidak yakin dia bisa mengerjakannya.
Sedangkan Adelia, telaten membersihkan tempat tidur ibu mertuanya. Sudah tak sabar untuk kebebasan dari pekerjaan ini,ada senyuman kecil di sudut bibirnya Adelia. Bagaimana jadinya nantinya, dirinya tidak ada? Lalu,ibu mertuanya di urus oleh siapa? Karena Devi, tidak meyakinkan seperti dirinya.
"Adelia, cepetan yah. Ibu mau mandi,gak enak banget pampersnya sudah di kencingin pasti penuh ini. Jangan lupa yah, daster yang warna navy ada bunga-bunganya. Ibu mau memakai daster itu,". Pinta bu Norma,kepada menantunya.
"Sebentar dulu bu,bisa jadi mas Alfan atau Devi yang mandi. Daster ibu yang minta,belum kering. Soalnya kemarin di gunakan, baru di cuci. Yang lain aja yah,". Adelia, menghela nafas panjang. Mulai lagi sang ibu mertua, cerewet masalah baju.
"Aduhhh....Apa Devi,bangun kesiangan? Anak itu, harus di beri nasehat. Bangun saja kesiangan, bagaimana mengurus anakku? Ck, punya mantu tidak ada paham-pahamnya. Adelia,ibu mau daster itu gak mau tau pokoknya. Di setrika kek,biar cepat kering,". Bu Norma, terus memaksa menantunya.
Adelia, memutarkan bola matanya. "Iya, nanti Adelia setrika dulu. Tapi,pakai daster yang lain yah.Hanya sementara doang yah, setelahnya kita sarapan pagi.Dia bukan bangun siang saja bu, melainkan malas nyuci bajunya sendiri. Gimana mau ngurus mas Alfan? Bisa jadi anak ibu,mati kelaparan dan tak terawat".
Adelia, tersenyum sumringah karena menjelekkan adik madunya itu. Sudah pasti Devi, mendapatkan semburan pedas dari ibu mertuanya.
"Iya,cepat bawa ibu keluar dari kamar ini. Ibu paling tidak suka dengan orang pemalas, susah di atur". Pinta bu Norma,tak sabar memberikan ceramah terhadap menantu keduanya itu.
"Iya,sabar dulu". Jawab Adelia, mengambil pakaian ibu mertuanya di lemari dan meletakkan di tempat tidur. Barulah dia mendorong kursi roda keluar kamar, menuju ke dapur.
"Devi ,masih di kamar Del?ibu mau mandi gak enak nih". Pinta bu Norma, merasakan pampersnya sudah penuh.
"Iya,aku siapkan air hangat dulu". Adelia, menepuk keningnya karena air panas yang masak sudah tidak ada. Kurang ajar sekali Devi, bisa-bisanya melakukan hal ini.Batinnya."Bu air panasnya sudah tidak ada,bisa jadi Devi menggunakannya. Sabar dulu bu,aku masak air lagi".
"Apa? Kurang ajar Devi! Devi!keluar kamu, Devi". Bu Norma, berteriak-teriak memanggil mantunya. Dia marah besar karena menggunakan air panas untuknya mandi,lalu menunggu air masak lagi.