Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sarah melihat Dodi yang tersenyum bahagia, ia hanya bisa tersenyum tipis. Lalu Damini menarik tangan Sarah untuk berbicara empat mata.
Damini terdiam dengan mata yang berkaca-kaca, ia berusaha untuk berbicara dengan Sarah.
"Kondisi Dodi sungguh sangat parah.." Damini berbicara dengan mata yang berkaca-kaca, ia sama sekali tidak terlihat berpura-pura.
Sarah terdiam sejenak saat mendengar hal itu, ia bingung harus berbicara apa. "Lalu apa yang dokter sarankan?" Tanya Sarah dengan mata yang sendu.
"Dokter mengatakan jika Dodi lebih baik di pulangkan saja ke rumah, karena.." Damini tidak melanjutkan pembicaraannya, mulutnya tidak bisa berbicara dan memilih menahan tangisannya.
Sarah terdiam, ia memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Air matanya tiba-tiba mengalir begitu saja, dengan cepat ia menyeka air mata yang terus mengalir.
"Kita sudah berusaha semaksimal mungkin.." Gumam Sarah dengan senyuman di wajahnya.
Damini tidak bisa menghentikan tangisannya, Sarah pun memeluk ibu ibu tirinya dan menenangkan wanita itu.
"Kita akan berusaha untuk menyembuhkan ayah, aku yakin ayah pasti akan sembuh.." Bisik Sarah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya kita akan berusaha.." Jawab Damini dengan tangisan yang tidak bisa berhenti.
Sarah memilih untuk pulang lebih awal, ia berpamitan dengan Dodi yang nampak senang saat melihatnya.
Wanita itu dengan tatapan bingung dan sedih, mengemudikan mobilnya. Hingga ia memilih untuk berhenti di sebuah restoran yang nampak sepi, Sarah tidak bisa menyembunyikan perasaan sedih di hatinya. Kondisi ayahnya yang makin hari makin memburuk membuatnya tidak bisa menahan rasa ingin menangis.
Demi ayahnya, ia bekerja sama dengan Damini untuk menjebak Reno agar bisa mendapatkan uang demi pengobatan ayahnya.
Sarah duduk di meja makan, ia memilih beberapa makanan berat dan minuman. Saat berada di rumah sakit, ia sama sekali tidak bernafsu untuk makan. Melihat kondisi ayahnya yang seperti itu, membuatnya seperti kehilangan akal sehat.
Saat hidangan datang, Sarah langsung makan secara perlahan. Ia duduk sendirian dan menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung yang datang ke restoran tersebut. Tapi Sarah sama sekali tidak menghiraukannya.
Hingga tatapannya tertuju pada tiga sosok yang baru datang ke restoran, mereka terlihat sangat dekat layaknya sebuah keluarga.
Reno dan Dara berjalan saling bergandengan tangan, Andrew berjalan di belakang mereka dengan senyuman senang. Seperti seorang ayah yang mengantar kencan anak gadisnya.
Sarah hanya diam dan tidak menegur atau melabrak suaminya yang secara terang-terangan bersama dengan wanita lain.
Sarah memejamkan matanya, ia ingin sekali berpisah dengan Reno. Tapi hatinya masih ragu-ragu, bukan karena cinta melainkan karena ia masih membutuhkan uang dari Reno untuk pengobatan ayahnya.
Hingga tatapan Sarah dan Andrew tak sengaja saling bertemu, Andrew nampak sedikit terkejut namun ia menatap tajam Sarah yang tengah menatap ke arahnya.
Andrew tersenyum mengejek, lalu tak beberapa lama Reno berpamitan kepada Andrew dan membawa Dara pergi dari restoran. Mata Sarah terus menatap kepergian suaminya dengan wanita lain, tanpa ada niatan untuk menegur sama sekali.
Hingga Sarah sedikit terkejut dengan pria yang tiba-tiba datang dan langsung duduk berhadapan dengannya.
"Betapa yang kau inginkan?" Tanya Andrew dengan tatapan dingin.
Sarah mengerutkan keningnya saat mendengar hal itu, ia melihat mata Andrew yang menatapnya dengan tatapan mencemooh dan menghinanya.
"Apa yang anda maksud?" Tanya Sarah dengan senyuman di wajahnya.
"Aku akan memberikan uang berapapun yang kau mau, asalkan kau meninggalkan Reno." Jelas Andrew dengan tatapan dingin.
Sarah tertawa saat mendengar hal itu, pria itu memang pelindung Dara. Bahkan tanpa malu mengatakan hal seperti itu, hanya untuk membuat keponakan nya senang.
"Anda tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga ku." Jelas Sarah dengan tatapan tak suka, ia tadinya lapar tapi seketika nafsu makannya langsung hilang.
"Jelas aku akan ikut campur karena ini menyangkut kebahagiaan Dara."
Sarah tersenyum mengejek, "Oh? Menyangkut kebahagiaan pelakor itu?" Tanya Sarah dengan mengejek Dara.
Andrew seketika marah saat mendengar hal itu, tapi ia masih bisa menahan emosinya. "Mulutmu semakin hari semakin tajam." Jawab Andrew dengan tatapan dingin.
"Paman Andrew.."
"Jangan panggil aku paman, aku bukan paman mu." Sela Andrew dengan tatapan dingin.
Sarah tersenyum mengejek, "Oke, sebaiknya kau segera pergi. Melihat mu datang ke sini, membuat nafsu makan ku hilang." jelas Sarah yang langsung mengusir Andrew tanpa belas kasihan.
Andrew tertawa saat mendengar hal itu, wanita di depannya memang tak tahu malu. Berani-beraninya mengusir dirinya, dan menyebut jika ia adalah penyebab hilang nafsu makannya.
"Sebaiknya kau segera tinggalkan Reno, karena aku bisa melakukan hal yang lebih parah untuk membuat mu menderita." Jelas Andrew dengan tatapan serius dan nada yang mengancam.
"Lakukanlah jika kau mampu." Jawab Sarah, tanpa rasa takut.