Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#9. Sebuah Rencana.
Choki berdiri dari duduknya ketika mendengar gebrakan pintu pada kamar.
Dalam hati pemuda itu sadar bahwa dirinya telah menyinggung perasaan gadis itu. Apalagi Annisa pasti banyak pikiran. Belum lagi tadi pagi, pemilik rumah kontrakan ini mengusirnya. Berarti besok mereka harus sudah pindah.
Choki menggaruk belakang kepalanya. Melangkah gontai ke dapur untuk mengambil makan malamnya.
Meksipun penampakan makanan itu tak membuat pemuda ini berselera, tapi Choki juga tak mau kelaparan sampai pagi.
Choki terpaksa makan makanan yang belum pernah ia jamah seumur hidupnya.
"Semua ini karena kerjaan si Bopeng. Idup gue jadi berantakan, dan nyusahin orang," gumam Choki setelah ia selesai menghabiskan makan malamnya itu.
Katanya gak level, tapi abis ya Choki. 😁
Sementara itu di dalam kamar.
"Yah, Ibu ... kalian tau gak sih gimana keadaan Annisa sekarang. Bukannya Annisa mau ngeluh tapi, Annisa cuma bingung. Kenapa Annisa yang selama ini sudah menjaga semuanya harus berakhir dengan sebuah ikatan yang seperti ini? Semua warga telah memberi cap buruk pada Annisa," Isak gadis itu hingga tergugu.
Tak lama terdengar ketukan pada pintu kamarnya. Itu pasti Choki, ya siapa lagi.
"Ngapain dia ngetuk pintu kamar. Gak mungkin kan kalau pemuda itu ingin tidur di sini?" risau Annisa yang langsung berdiri dan salah tingkah.
"Annisa, buka dong pintunya. Ada yang mau aku bicarakan sama kamu!" panggil Choki.
Annisa mengusap air matanya dan kembali mengenakan niqob.
Kemudian gadis itu membuka pintu kamarnya dengan kewaspadaan tinggi. Dalam hatinya Annisa takut jika nanti pemuda yang telah menjadi suaminya ini menuntut haknya.
"Ada apa?" tanya Annisa mencoba tetap tenang. Padahal dadanya berdentum kencang sekali.
"Kita ngomongnya di ruang tamu aja deh biar enak dan kami gak ketakutan kayak gini," ajak Choki.
"Eh, siapa yang ketakutan!" kilah Annisa. Bukankah dirinya sudah sebisa mungkin menutupi perasaannya. Kenapa Choki bisa tau?
"Udahlah, ketauan dari suara dan cara kamu liatin aku," ucap Choki.
Pemuda itu berlalu dari hadapan Annisa dan kembali duduk di sofa.
Dengan pakaian baru yang Annisa beli. Choki nampak lebih kalem dari biasanya. Setidaknya Annisa tidak terlalu risih karena tubuh pria itu telah tertutup sempurna.
"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, karena secara gak langsung udah bikin hidup kamu susah. Aku juga berterima kasih atas apa yang udah kamu lakuin buat aku selama beberapa hari ini. Aku sama sekali gak tau dan gak nyangka kalo akhirnya akan jadi seperti ini buat kita. Jadi, aku mau menawarkan kerja sama ke kamu. Agar masalah tempat tinggal kamu bisa terselesaikan," tutur Choki panjang lebar yang nyatanya membuat Annisa mendongak dan membulatkan matanya.
"Ye, kok malah melotot sih!"
Annisa buru-buru menundukkan lagi pandangannya. Ia tak sengaja melebarkan kedua mata indahnya kala mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari bibir Choki.
"Iya, gak ada yang tau apa yang terjadi di kemudian hari. Ini semua sudah menjadi ketentuan dari Allah. Annisa dan kamu harus menerimanya dengan lapang dada. Mengenai kerja sama, apa maksud kamu?" tanya Annisa.
"Jadi gini ...."
Malam itu keduanya mengkompromikan sesuatu, yaitu rencana mereka kedepannya akan bagaimana dan seperti apa. Chiko, hanya berpikir untuk dapat menyelesaikan masalah tempat tinggal Annisa yang baru dan juga bagaimana caranya agar ia bisa bebas keluar rumah.
Bagaimanapun Choki, membutuhkan uang. Pemuda ini harus dapat menghubungi anak buahnya.
"Baiklah, Annisa akan usahakan. Karena postur kamu tinggi besar, Annisa harus membeli perlengkapan itu semua. Karena, takkan ada warga yang bisa meminjamkan barang-barang itu," ucap Annisa.
"Begini saja, berapa tabungan kamu? Anggap saja aku meminjam itu dan aku janji akan menggantinya sebanyak lima kali lipat. Asalkan, aku bisa keluar dengan aman dan kembali ke markas tanpa ketahuan," jelas Choki.
"Annisa cuma ada uang satu juta. Itu juga untuk bayar kontrakan. Berhubung sudah di usir, Annisa harus mencari tempat tinggal baru dengan uang itu."
"Cukup. Jadi, aku minta tolong sama kamu ... besok ke pasar lagi ya. Aku yakin, kamu pasti paham apa maksud aku ini," pinta Choki.
Baru kali ini, pemuda itu meminta tolong pada orang lain, terutama wanita. Hal yang belum pernah ia lakukan yaitu mengandalkan keselamatannya pada seseorang yang lebih lemah darinya.
Choki tak tau bagaimana rupa Annisa.
Gadis penyelamatnya yang secara mendadak menjadi istrinya secara agama. Entah bagaimana nanti tanggapan dari kedua orangtuanya jika tau bahwa dirinya sudah menikah lantaran di gerebek massa.
Akan tetapi satu hal yang Chiko paham dari apa yang ia pelajari dan terima dari apa yang selama ini Annisa berikan padanya. Nyatanya banyak yang sudah gadis itu korbankan selama keberadaannya di rumah ini.
Meskipun dirinya belum bisa menerima gadis itu sebagi istrinya namun Choki tidak melupakan apa yang telah Annisa lakukan untuknya.
"Insyaallah, Annisa percaya sama kamu. Kalaupun kamu bohong, Annisa yakin Allah ada bersama Annisa. Allah gak akan membiarkan orang yang jahat melenggang bahagia selamanya di atas bumi ini. Akan ada masanya setiap manusia menuai apa yang telah ia tanam selama kehidupannya," tutur Annisa.
Dimana kalimat yang terlontar dari bibirnya sekaan menusuk relung hati terdalam Choki.
"Benarkah, apa yang kita perbuat akan kembali lagi kepada kita? Apakah ini yang dinamakan karma?" tanya Choki.
Annisa tersenyum tipis di balik niqob-nya. Pemuda di hadapannya sudah berani banyak bicara dan bertanya. Itu artinya, Choki mulai percaya dan terbuka.
"Karma itu tidak ada dalam Islam, yang ada itu adalah setiap perbuatan akan mendapat balasannya sekecil apapun itu. Bahkan, semua ini terdapat dalam firman Allah di dalam surah Al Zalzalah ayat 7-8. Dimana ayat itu berbunyi : Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah ( biji sawi ) niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya," tutur Annisa menjelaskan dengan ayat Al Qur'an.
Hal itu tentu saja membuat Choki melongo.
Bagaimana tidak, apa yang ia lakukan selama ini banyakan tidak baiknya. Meskipun Genk motornya tidak pernah melakukan tindakan kriminal namun Choki tidak menjamin seratus persen bahwa komunitasnya itu tidak menciptakan gangguan pada masyarakat.
Choki menunduk, banyak hal yang tidak ia ketahui tentang agamanya sendiri.
Bahkan, perkara solat pun Choki tak tau.
Karenanya saat ke musholla Choki memilih shaf yang paling belakang.
Di kampung ini pertama kalinya dalam hidup Choki menginjak tempat ibadah yang di sebuah musholla.
Pertama kalinya pemuda ini melakukan solat berjamaah sebanyak dua waktu sekaligus.
Sekalipun Choki tak tau apa yang harus ia baca dalam sholatnya.
Apakah kejadian ini merupakan teguran baginya?
Satu hal yang pasti, pada saat ini banyak hal yang berkelebat didalam kepala seorang Choki.
"Percaya dan yakinlah, bahwa setiap kejadian dan ketentuan yang Allah berikan kepada kita itu semua pasti ada maksud di baliknya. Hikmah, nyatanya hanya dapat ditemukan bagi kita yang berpikir.
_______
"Tuan, saya sudah menemukan siapa pria yang mengejar tuan muda dan berusaha menembaknya," lapor Rocky Garang.
"Tunggu, aku akan kesana!" ucap Alberto di balik telepon.
Pria itu memutuskan sambungannya dengan sang anak buah dan kembali menghubungi asistennya.
"Snape, batalkan keberangkatanku hingga lima hari kedepan."
Setelahnya, Alberto pun menuju lokasi yang telah di beritahukan oleh Rocky.
Seorang pria bertato dari bahu hingga ke lengannya, nampaknya kini tak dapat lagi merasakan jemari tangannya. Ketika, Rocky mendaratkan kakinya yang beralaskan sepatu pantofel di sana.
"Ampun Tuan!!"
Krakk!!
Argh!!
...Bersambung....
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan