NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Berondong Ku.

Di Nafkahi Berondong Ku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:57.6k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Devina adalah seorang mahasiswi miskin yang harus bekerja sampingan untuk membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sendiri. Suatu ketika dia di tawari dosennya untuk menjadi guru privat seorang anak yang duduk di bangku SMP kelas 3 untuk persiapan masuk ke SMA. Ternyata anak lelaki yang dia ajar adalah seorang model dan aktor yang terkenal. Dan ternyata anak lelaki itu jatuh cinta pada Devina dan terang-terangan menyatakan rasa sukanya.
Apakah yang akan Devina lakukan? apakah dia akan menerima cinta bocah ingusan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Devan yang ceplas ceplos.

Setelah berdoa bersama, acara makan malam keluarga besar pun di mulai. Ivan tampak sibuk mengambilkan lauk-pauk yang diinginkan istrinya yang sedang hamil besar. Dia terlihat begitu menyanyangi Vinvin sampai tak merasa malu harus bolak balik melayani istrinya itu.

Devi tersenyum melihat interaksi kedua orang yang sangat romantis itu.

Tidak hanya pasangan Ivan dan Vinvin, kedua orang tua Devan pun sangat romantis. Ayah Devan pun selalu menanyakan apa yang istrinya ingin makan dan mengambilkan piring lauk agar lebih dekat dengan sang istri.

Devi menarik napas dalam, sungguh keluarga yang sangat harmonis dan membuat Devi merasa iri sekali, karena sangat berbanding terbalik dengan kehidupan keluarganya di kampung dulu.

Ayahnya selalu marah-marah, bahkan saat sedang makan. Dia tak pernah bersyukur atas makanan yang sudah Ibu buatkan, padahal dia sendiri tak pernah menafkahi keluarganya.

Devi sering sekali mengeluh pada Tuhan, kenapa Dia harus mengambil Ibunya terlebih dahulu, kenapa tidak ayahnya saja yang mati tertabrak! jika itu terjadi pasti sekarang Devi hidup bahagia dengan sang Ibu.

Tanpa Devi sadari dia menggenggam erat sendok yang ada di tangannya karena merasa kesal pada Ayahnya. Huft! mengingat sang Ayah membuat Devi jadi tak napsu makan, padahal ada bermacam-macam makanan enak tersaji di depannya.

"Mau ayam betutu?" Pertanyaan Devan membuat Devi tersadar dari lamunannya.

"Eh? emh iya, makasih..."

Devan mengambil satu buah paha ayam yang sangat menggoda itu, lalu meletakkannya di piring makan Devi.

"Tumis kangkung, mau?" tanya Devan lagi.

Devi tersenyum, sejenak matanya melirik ke arah Aira yang ternyata sedang menatapnya tajam. Lalu Devi melirik Lucia yang ternyata sedang tersenyum sambil memperhatikannya.

"Duhh... malu..." batin Devi.

"Sambel goreng a-"

"Sudah.. sudah, Dev!" bisik Devi sambil menundukkan kepalanya.

Terlihat Vinvin dan Ivan saling pandang dan tersenyum penuh arti.

"Devan, ambilin kakak ayam betutunya, dong," ucap Vinvin sambil tersenyum.

"Ck!" Devan tampak berdecih tapi tetap mengambilkan apa yang diinginkan kakaknya.

"Dih! nggak iklas amat, beda banget sama yang barusan..." ucapnya sambil terkekeh.

Devi makin mati kutu. Duh, kenapa Devan nggak bisa akting biasa aja, sih! dia kan artis!

"Kamu kuliah semester berapa?" tanya Kevin tiba-tiba.

"Sa-saya semester 4, chef, eh, om..." jawab Devi gugup.

"Devi ini murid kesayangannya Pak Sudiro, loh! katanya dia murid paling pintar di kampus," puji Luci.

"Nggak kok, Tante berlebihan..." ucap Devi malu.

"Kamu aslinya mana, Dev?" sambung Vinvin yang ingin tahu.

"Saya dari kampung, kak. Jauuh dari sini..."

"Pantesan!" ketus Aira, dan langsung dapat tabokan di tangan oleh Mamanya.

"Kangen dong sama orang tua kamu, kapan terakhir ketemu?" tanya Luci.

"Sejak lulus SMA , Saya langsung pindah ke kota dan sampai sekarang belum pernah ketemu orang tua lagi."

"Lah lama sekali, memangnya nggak kangen?" lanjut Vinvin.

Devi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Ibu sudah meninggal, jadi nggak ada yang buat saya kangen kampung halaman," jawab Devi sambil melahap nasinya. Dia mulai tak nyaman, takut mereka menanyakan tentang ayah Devi yang sangat Devi benci.

"Terima kasih Tante Luci, sudah mengajak makan malam, Saya merasa beruntung dan senang sekali bisa makan bareng di sini, dengan keluarga harmonis dan sangat hangat seperti kalian. Saya.. benar-benar iri pada kalian..." lanjut Devi sambil tersenyum malu.

Luci tersenyum, "Besok-besok ikut makan bareng lagi, ya?" ajaknya.

Devi terkekeh pelan, "Jangan Tante, keenakan saya nanti, jadi sungkan..."

"Ya udah, jadi anggota keluarga di sini aja sekalian, jadi nggak sungkan lagi!"

"Uhhuk! uhuk! uhuk!" berkat ucapan Devan yang mengejutkan, Devi sampai tersedak.

Devan dengan cekatan mengambilkan minum dan buru-buru Devi meminumnya.

Setelah selesai minum dan meletakkan gelas di meja, Devi langsung gugup, karena semua mata memandang ke arahnya penuh rasa penasaran.

"Ahahahah! Devan suka bercanda, ya? hahaha..." Devi berusaha mencairkan suasana, namun tidak ada yang ikut tertawa di ruangan itu. Devi pun diam dan menunduk, malu.

"Devi..." panggil Vinvin.

Devi menatap Vinvin, "ya?"

Vinvin mengangkat satu tangannya untuk menutupi sebelah pipinya, "Devan nggak pernah bercanda," bisiknya lalu dia terkekeh pelan.

Devi nyengir kaku. Malu, bingung, serba salah, entah apalagi yang di rasakan dirinya saat ini. Apalagi tatapan Aira makin tajam padanya. Sedang Luci dan Aldrich hanya tersenyum dan saling pandang.

"hadeuuhh.. malunya!!!" teriak Devi dalam hati.

***

"Kenapa sih, kamu harus ngomong kayak gitu! di depan banyak orang lagi!!" geram Devi. Dia sedang duduk di sebuah ayunan yang ada taman kota, bersama Devan.

Setelah makan malam selesai, Devi meminta ijin untuk pulang dan Devan bersikeras untuk mengantarnya.

Devi sudah menolak, tapi siapa yang bisa menang berdebat dengan Devan!

"Kenapa memangnya?" tanya Devan dengan cuek, dia menjilati es krim nya sambil duduk santai di atas ayunan.

Devi menarik napas dalam lalu menghembuskannya kasar, "lain kali, jangan sembarangan bicara! aku nggak suka!"

Devan hanya diam sambil mencebikkan bibirnya.

"Jangan sampai aku di anggap cewek nggak bener sama Mama Papa kamu! susah nanti! katanya suruh nunggu 3 tahun! kamu juga harus tahan mulut kamu sampai tiga tahun ke depan! paham, nggak?!"

"Ya... ya..." jawab Devan masih tak terlalu perduli.

Tiba-tiba tanpa pertanda apapun, hujan turun dengan lebatnya. Buru-buru Devan dan Devi lari menuju motor yang terparkir tak jauh dari tempat mereka duduk, lalu Devan melajukan motornya dengan cepat menuju kostan Devi. Untunglah jarak taman dan kost Devi tak terlalu jauh.

"Sudah sana, buruan masuk!" ucap Devan saat Devi sudah turun dari motornya.

"Kamu nggak bawa mantel?"

"Nggak, aku mau terobos aja!"

"Jangan, Dev! berteduh dulu di kosku..." ucap Devi sedikit ragu. Tapi dari pada Devan kehujanan, bukankah belum lama ini, dia baru sembuh dari sakit?

Devan menatap Devi lama, "boleh, emang?" tanyanya.

Devi menganggukkan kepalanya, "paling nggak, sampai hujannya berhenti..."

Devan mengangguk, lalu menuntun motornya masuk ke dalam gang. Setelah sampai di rumah kos Devi, Devan memarkirkan motornya lalu mengikuti Devi menaiki anak tangga besi menuju kamar Devi yang ada di lantai dua.

Devi menggigit bibir bawahnya saat akan membuka kamar kost nya yang sangat sederhana. Malu sebenarnya, tapi lebih baik kan, dari pada Devan kehujanan.

"Masuk Dev, maaf ya, kamarku kurang nyaman..." ucap Devi sambil tersenyum malu.

Devan berdiri di ambang pintu kamar Devi dan terdiam sejenak. Di ruangan yang sangat kecil itu, hanya ada kasur bisa yang sudah sangat tipis, meja kecil dan sebuah lemari plastik. "Permisi ya," ucapnya sambil masuk ke kamar mungil itu.

Devi segera mengambilkan handuk kering untuk Devan.

"Ganti baju buruan, jangan sampai sakit!" ucap Devan sambil menggosokkan handuk kering tadi ke rambutnya. Dia duduk bersila sambil bersandar di tembok kamar Devi.

Devi nyengir, "kamu balik badan dulu ya, nggak ada kamar mandinya di sini. Kalau mau ke kamar mandi harus turun lagi."

Devan menatap Devi, lalu menurut. Dia membalikan tubuhnya dan Devi pun segera berganti baju. Devan menahan napas sejenak, saat tak sengaja melihat pantulan Devi di kaca jendela. Devi melepas kaosnya dan nampak tubuh polosnya yang hanya berbalut bra. Devan langsung memejamkan mata, tak sanggup melihat lebih jauh lagi. Takut tak bisa menahan diri.

"Sudah Dev," ucap Devi.

Devan langsung berbalik dan menatap Devi yang sedang tersenyum.

"A-aku pulang aja ya, hujannya sudah lumayan reda kok," ucap Devan gugup sambil mendekati pintu dan memutar kenopnya.

"Dev, aku buatin coklat panas dulu ya? atau teh hangat? tawar Devi sambil meraih tangan Devan.

Devan tampak terhenyak saat tangan Devi menyentuh kulitnya. Devi pun kaget dengan respon Devan.

"Kenapa, Dev?" tanyanya bingung.

Devan menatap Devi, lalu dengan cepat mengecup bibir Devi hingga Devi tersentak kaget.

"A-aku pulang dulu!" ucap Devan sambil berlari keluar dari kamar Devi.

"..... "

1
Ayumi Mutiara
astaga lagi seru"nya ciuman di kagetin wkwkwk 🤭🤭
Ulistian
otw 2 bab sehari kakak maniss, semangaaatttttt
Nur Adam
lnjut
aca
kepoo ya ben sama q jg/Hey/
Tamie: othornya juga 🤭
total 1 replies
Marya Dina
ayoo thooorr double up donk
Marya Dina
iihh kalian kang kepo deh🤭
Marya Dina: iya bikin penisirin aja othor nya.
Tamie: kepo maksimal tuh...
total 2 replies
Patrish
dari pada mendengar penjelasan dari orang lain lebih baik begini Devi👍🏻👍🏻
Ulistian
berharap 2 bab sehari sekali update
Tamie: hehehe... klo ada kesempatan pasti ta up 2 kak.. 🤗🤗
total 1 replies
Ayumi Mutiara
kena sensor wkwkwk 🤭🤭
Tamie: biar nggak pada mupeng 🤭
total 1 replies
Listia Sandra
wkwkwkwk..beny penasaran😅🤭
termasuk saya yg baca🤭
Tamie: wkwkwkwk... 🤣🤣🤣
total 1 replies
anasthasia anas
Aira mulai meresahkan
Tamie: iya nih, bikin emosiong
total 1 replies
Marya Dina
gk papa dev.. penting km udh jujur..
restu belakangan..penting devan padamu🤭🤭🤭
Marya Dina: ya devan dulu lain nya nyusul🤭🤭🤭
Tamie: yg penting cuma Devan aja ya.. 🤣🤣
total 2 replies
Listia Sandra
mbuakkkk dikit amat up nya hehehe
Tamie: 😅 maapkeun... 😅😅
total 1 replies
Ayumi Mutiara
ihh lanjut kk😭
Tamie: udah sayy
total 1 replies
aca
lanjut donk
Tamie: udah donk...
total 1 replies
aca
Devi jd gatel. y
Tamie: wkwkwk.... 🤭 lagi kerasukan jin dan jun...
total 1 replies
aca
males bertele tele ceritanya
Tamie: part ini SMP bbrp bab k dpn emang bikin emosi... 🤭 tp g lama kok mak... 🤭🤭
total 1 replies
Nur Adam
ljuut
Tamie: Terima kasih kk 🤗🤗
total 1 replies
aca
q emak emak 32 tahun bca ikut baper/Sleep//Curse/ mana tuh anak seumuran anak ku Thor anak ku usia 13
Tamie: yes berarti akoh berhasil 😎😎😎
total 1 replies
Patrish
baguslah Devi cerita langsung... biar tidak ada salah persepsi.. tinggal mama Luci saja yang kita nanti keputusannya..
Patrish: maunya kami sih... mama Luci oke oke saja.... kalo ada kerikil kwcil dari Airin sih baik lah... pasti Devi siap menyapunya.... 👍🏻👍🏻
ini mah request kami..... 😄😄😄🤭🤭🤭🤭
Tamie: kira kira gimana ya keputusannya?? 🙄🙄🤔
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!