Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 29
"Eh, selamat pagi Sandi. Bagaimana liburannya?"
Hilda menyapa Sandi yang baru saja datang, melihat wajah Sandi yang muram Hilda tersenyum dan merasa jika Sandi pasti sedang bertengkar dengan istrinya.
"Iya, selamat pagi" jawab Sandi ketus
Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi Sandi pergi ke ruangannya dan duduk di kursinya. Melihat hal itu tak habis akal Hilda mencoba untuk mendekati Sandi, bahkan ia mencoba merayu Sandi dengan pakaian sexy yang ia kenakan.
"Sandi... Ini berkas yang kamu minta untuk aku kerjakan kemarin, kamu periksa ya"
"Aku akan memeriksanya nanti, simpanlah di situ" Ucap Sandi yang menunjuk sudut meja dengan matanya.
Dengan gerakan gemulai Hilda mengangkat rok mininya dan mencoba menggoda Sandi, namun bukan hanya tidak dilihat Sandi justru tidak memperdulikan keberadaan Hilda
"Kenapa kamu masih di sini? Apakah masih ada yang harus dibicarakan?"
"Ehmm, tidak. Kalau begitu aku pergi dulu"
Hilda nampak kecewa saat Sandi mengabaikannya, sedangkan hari itu Hilda benar-benar memakai pakaian terbuka untuk menggoda Sandi sayangnya rencana ia tidak berhasil.
"Mustahil Sandi tidak tergoda olehku, dia pasti hanya pura-pura menahannya" Keluh Hilda
Beberapa teman kantor Hilda yang melihatnya nampak berbisik dan membicarakan tingkah Hilda yang nyeleneh, tanpa Hilda sadari teman-teman kantor kerap membicarakan dirinya yang mencoba mendekati Sandi.
"Gak tahu malu banget ya tuh cewek, berani menggoda terang-terangan seperti itu"
Hilda yang mendengar teman sekantornya itu berbisik dengan mata tertuju ke arahnya tentu saja langsung tersinggung, Hilda memarahi kedua teman kantornya itu dan meminta mereka untuk pergi jauh-jauh dari hadapannya.
"Kenapa kalian masih melihatku?! Pergi sana!!"
Sebagai pegawai baru, sikap Hilda kerap menjadi bahan perbincangan teman satu kantornya. Bagaimana tidak, pakaian Hilda yang selalu terbuka dengan menggunakan rok di atas lutut dan kemeja yang memperlihatkan belahan dadanya membuat citra Hilda menjadi jelek.
Banyak pegawai lain yang berpenampilan seperti Hilda, namun mereka lebih sopan dengan melapisi kemeja mereka dengan jas dan memakai rok di bawah lutut.
"Apa-apaan sih mereka!! Kurang ajar sekali"
Dengan ekspresi kesal Hilda kembali ke tempat kerjanya.
Di tengah kesibukan bekerjanya Sandi di datangi oleh John yang membawa kopi untuknya.
"Eh, John?!..."
"Ini kopi untukmu....bagaimana liburanmu dengan istrimu? Semuanya lancar?"
Sandi yang mendengar hal itu syok dan meminta John untuk mengecilkan suaranya.
"Ups.. aku minta maaf, aku benar-benar keceplosan" jawab John dengan panik dan melihat sekeliling.
Beruntung saat itu di dalam kantor masih belum banyak yang datang, sehingga perkataan John tidak ada yang mendengarnya.
"Untung saja belum banyak orang yang datang, jika tidak mereka akan mendengar perkataanku barusan yang membicarakan istrimu. Jika ada yang mendengar, pasti kabarnya tidak bisa di tutupi lagi" jelas John. Ini
Sandi dan John menarik nafas lega, namun barulah beberapa saat mereka merasa tenang tiba-tiba sebuah gelas pecah terdengar di pintu masuk ruangan.
Sandi dan John terkejut karena melihat Intan, seorang wanita yang terkenal biang gosip di kantornya itu tengah menatap mereka berdua dengan ekspresi tak biasa.
"Pak-Pak Sandi sudah menikah?!" Ucap Intan
Mendengar kalimat yang terucap dari mulut Intan membuat Sandi dan John berlari menghampirinya untuk meminta Intan agar tidak menyebarkannya. Namun sikap Intan yang sudah terbiasa menyebarkan gosip itu tak bisa dihentikan oleh Sandi dan John.
"Intan, aku mohon kamu jangan membicarakan apapun yang baru saja kamu dengar, oke?!" Pinta Sandi
"Pak Sandi beneran sudah menikah?!"
Mendengar kalimat yang terus diucapkan oleh Intan membuat Sandi dan John semakin panik. Karena hari mulai siang, dan teman kantor mereka pasti sebentar lagi akan segera berdatangan.
"Pak Sandi sudah menikah!!!...." Teriak Intan
Mendengar teriakan Intan, beberapa orang yang ada si ruangan sebelah pun ikut melihat dan penasaran. Sikap Intan yang sudah tidak terkendali membuat Sandi tak berdaya, ia hanya pasrah jika kabar dirinya sudah menikah akan segera tersebar di dalam kantor.
Benar saja, di jam istirahat semua teman-temannya menghampiri Sandi dan menanyakan tentang kabar kebenaran dirinya yang sudah menikah.
"Kamu benar-benar keterlaluan ya Sandi, bahkan kamu menikah tidak mengundang kami ke pernikahan kamu"
"Tidak!! Bukan seperti itu kawan, tapi...."
"Betul! Kamu sangat keterlaluan Sandi. Bagaimana bisa kamu menyembunyikan pernikahan kamu, menyembunyikan istri kamu! Setidaknya jika kamu ingin menyembunyikan pernikahanmu janganlah kamu sembunyikan istrimu juga" potong salah seorang teman sandi yang bernama Rival
Sandi yang mendapat tekanan dari teman-temannya itu merasa kebingungan, karena faktanya pernikahannya dengan Mesya memang benar-benar mendadak. Bahkan memang benar mereka belum melakukan resepsi untuk menjaga nama baik Mesya yang masih harus melanjutkan pendidikannya.
"Oke gini aja, gimana kalau sore ini kita main ke rumah kamu Sandi!?? Kami ingin melihat istrimu"
"Tapi..."
"Betul itu, aku juga ingin melihat wanita seperti apa yang berhasil meluluhkan pria yang menyebalkan ini" potong kembali Rival
Sandi terdiam sejenak, bagaimana pun ia berpikir keras agar teman-temannya itu tidak berkunjung ke rumahnya namun mereka semua tetap memaksa untuk datang.
"Bagaimana nih Sandi?! Tega sekali sih kamu kalau gak mengizinkan kita untuk main ke rumah mu"
"Baiklah, kalian boleh main ke rumahku" Ucap Sandi pasrah
Setelah mendengar persetujuan Sandi, semua teman-temannya pergi dengan gembira. Sandi yang kebingungan mencoba untuk mengirimi Mesya pesan dan menjelaskan apa yang terjadi, namun berulang kali Sandi menghapus kembali pesan yang sudah ia ketik karena ia ragu untuk mengirimkannya kepada Mesya.
"Bagaimana ini, semalam aku bertengkar dengan Mesya. Apakah dia akan setuju kalau aku mengajak teman-teman ke rumah" Batin Sandi
Sejak Sandi melihat Mesya bertemu dengan Ajiz, Sandi terus menanyakan hal yang membuat Mesya tidak nyaman. Sehingga Mesya yang mulai kesal pun mengungkit bagaimana Sandi menghentikan ia menolong dan bertemu Namira seakan-akan Sandi mengenalnya. Meskipun kenyataannya Sandi memang mengenal Namira, karena Namira adalah mantan kekasihnya.
"Haaa bagaimana ini"
Sandi yang kebingungan memutuskan meletakan ponselnya di atas meja, namun tanpa sadar Sandi menekan tombol kirim sebelum mematikan layar ponselnya, sehingga tanpa ia ketahui pesan yang sebelumnya ia ketika sudah terkirim dan terbaca oleh Mesya.
["Iya mas"] Sebuah pesan masuk muncul di notifikasi ponsel Sandi
Sandi yang mendengar ponselnya berbunyi sontak terkejut karena mendapatkan Mesya yang mengiriminya pesan. Setelah mengecek nya Sandi mulai panik karna tanpa sengaja ia mengirimi Mesya pesan.
Beruntung Mesya tidak marah dan tetap mengizinkan teman-teman Sandi untuk datang berkunjung ke rumah mereka.
"Terima kasih istriku. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sedikit lebih cepat, agar aku bisa pulang lebih awal"
Pesan balasan di kirim oleh Sandi, sampai sebuah balasan yang tak kunjung terlihat membuat Sandi kembali gelisah.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?!" Gumam Sandi
...****************...