Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putriku telah ternoda
"Ha-hamil?" Ucap Ibu dengan terbata saat putri sulungnya mengatakan jika saat ini ia tengah berbadan dua.
"Nai..." Ayah tak kalah begitu terkejut. Begitu pula dengan Amara.
Pandangan mereka pun turun menatap perut Naina yang nampak membuncit. Bukan lemak yang seperti mereka pikirkan, melainkan sebuah janin yang tengah berkembang di dalam sana.
"Ayah... Ibu... Maafkan Nai... Hiks..." Naina semakin tertunduk dalam kesalahan. Kali ini ia sudah siap jika ayah dan ibunya mengusirnya dari rumah bahkan ia sudah siap mendapatkan tamparan dari kedua orangtuanya karena kesalahannya.
Bruk
Di luar dugaannya. Bukannya menampar atau melakukan tindakan kasar padanya, ayah dan ibu Naina justru menghambur memeluk putrinya bersamaan. Amara yang melihatnya pun ikut menghambur ke dalam pelukan orang tuanya.
"Ayah... Ibu..." Naina semakin tergagap.
"Bagaimana ini semua bisa terjadi kepadamu, nak..." Ucap ibu dengan air mata mengalir deras di kedua pipinya.
"Nai..." Ayah melonggarkan pelukannya lalu menatap intens pada wajah putrinya. "Jelaskan kepada Ayah dan Ibu bagaimana ini semua bisa terjadi?" Tanya Ayah menahan rasa begitu sesak di dadanya. Putri yang ia jaga dari kecil dengan penuh kasih sayang ternyata telah ternoda. "Dan siapa pria itu?" Tanya Ayah lagi.
"Nai tidak bisa menjelaskannya, Ayah... Dan Nai tidak ingin mengingat siapa nama ayah dari bayi ini..." Lirih Naina sambil menggeleng. Mengingat kenangannya bersama Daniel hanya akan membuatnya semakin terluka.
Ibu dan Ayah tak lagi memaksa Naina untuk menjawab pertanyaan mereka saat melihat wajah putrinya yang begitu ketakutan. Mereka pun hanya bisa menunggu sampai Naina benar-benar siap mengatakan kebenarannya. Ayah, Ibu dan Amara malam itu larut dalam kesedihan mereka sambil menenangkan Naina yang nampak begitu tertekan dengan apa yang dialaminya.
Setelah Naina cukup tenang namun masih masih terlihat sesegukan, Ibu pun memberikan segelas air putih untuk Naina. "Minum dulu, nak..." Ucap Ibu mengelus punggung putrinya yang naik turun.
"Ibu... Ayah..." Rasa bersalah masih begitu menghantui Naina. Apalagi Naina dapat melihat dengan jelas raut kekecewaan di wajah kedua orangtuanya walaupun ibu dan ayahnya menutupinya.
"Kita tidak bisa menyalahkan keadaan yang telah terjadi, nak... Menyesal pun tiada guna. Saat ini kita hanya bisa mencari solusi atas permasalahan yang tengah kau alami, Nai..." Ucap Ayah berusaha untuk tetap tenang.
Malam itu ditemani suara hujan yang turun cukup deras, Ayah, Ibu, Amara dan Naina pun mencari solusi untuk keluar dari permasalahan yang tengah Naina alami. Sebagai orangtua dari Naina, baik Ayah dan Ibu sama-sama tidak ingin anak mereka mendapatkan cacian dan hinaan dari lingkungan sekitar yang dapat membuat mental Naina semakin rusak.
Hingga satu keputusan pun Ibu ambil malam itu dan membuat Naina yang mendengarkannya terkejut.
"Hanya ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menutupi masalah Naina dari lingkungan sekitar." Setelah menghela nafas cukup panjang, Ibu pun mengutarakan niatnya yang sudah ia bicarakan sejenak dengan suaminya. "Ibu akan menggantikanmu menjadi ibu dari anakmu, Nai. Ibu dan Ayah sudah bersepakat untuk menjadikan anakmu menjadi anak kita."
"Apa?" Naina begitu terkejut. "A-apa maksud Ibu dan Ayah?" Tanyanya begitu bingung.
"Ibu dan Ayah akan membuat cara seolah-olah anak yang kau kandung adalah anak ibu dan ayah bukan anak darimu, Nai." Terang Ibu. Lagi pula di umur ibu yang baru menginjak 41 tahun tidak akan membuat orang-orang curiga jika ia mengandung adik dari Naina dan Amara. Ibu dan Ayah pun telah memikirkan cara untuk melakukan niat mereka untuk menyelamatkan nama baik putri sulungnya.
***
Untuk mendukung karya author yang baru. Mohon berikan dukungan dengan cara...
Like
Komen
Votenya
Agar author semakin semangat melanjutkan ceritanya. Terimakasih😊😊
Naina
Daniel