NovelToon NovelToon
Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat

Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Agustina Pandiangan

Karena kehidupan yang sangat miskin,Amira terpaksa merantau ke kota Jakarta,meninggalkan suaminya di desa tinggal bersama mertuanya.Amira sangat berharap kepergiannya ke kota Jakarta bisa merubah kehidupannya kelak di desanya.

Ternyata kepergiannya merantau untuk mencari modal membuat suaminya berpaling ke lain hati dan itu semua di tutupi oleh mertuanya yang sangat munafik.

Amira menghabiskan banyak uang untuk mertua dan suami yang sudah mengkhianatinya.

Bagaimana kisah hidup Amira apakah dia bisa melanjutkan pernikahannya dengan suaminya yang sudah memiliki istri siri atau dia meminta cerai dan bagaimana mertuanya yang sangat munafik dan jahat? bagaimana keluarga mertuanya melanjutkan hidup sementara selama ini Amira menjadi tulang punggung mereka?

ikuti kisah sedih pernikahan wanita lugu dan polos ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 ~ Tidak mau kalah ~

Amira tidak tahan lagi dengan sikap mertuanya,dia semakin merasa kalau mertuanya semakin memojokkannya.

"Bu...Setahun aku menjadi menantu mu sekalipun aku tidak pernah melaporkan kehilangan uang,kalau pun hari ini aku keluar,aku cuma bertemu teman SMP ku.Mari kita temui dia mas di rumahnya biar semakin jelas." Ucap Amira.Dia yakin mertuanya sengaja memojokkan dirinya agar dimas suaminya semakin tidak menyukainya.

Maya terdiam,dia kesal karena Amira terus membela diri.Setelah kemarahan Dimas beberapa hari yang lalu Maya sedikit takut jika terlalu menampakkan rasa tidak senangnya terhadap Amira.

"Sudah...Sudah biar nanti mas pinjam sama bos biar ada gantinya,sekarang buat kan mas kopi." Ucapnya.Mendengar ucapan kakaknya Tuti yang sudah menguping pembicaraan mereka dari tadi langsung keluar dari persembunyiannya.

"Kak enak sekali Amira,besok-besok dia akan terus bilang uangnya hilang biar bisa dapat uang terus dari kakak." Ucapnya tidak tau malu.

"Sudah-sudah mungkin memang uangnya hilang,selama ini juga dia tidak pernah mengeluh kalau dia kehilangan uang." Ucap Dimas.Amira akhirnya bisa menghela napas lega,setidaknya dia masih bisa menyimpan uang pemberian sahabatnya untuk jaga-jaga mana tau suatu saat penting.

"Amira siapkan makanan mas sudah lapar." Ucap Dimas dia berjalan ke meja belakang.Maya langsung membawa plastik kresek tempat makanan yang di bawanya.

"Sudah..Kamu kerjakan yang lain saja biar aku yang buat makanan untuk kami." Maya mendorong tubuh Amira yang sedang berjalan di belakang.

"Tuti ambilkan piring kita makan dan panggil juga kedua anakmu."Perintah Maya.Dia membuka beberapa bungkusan pemberian Safira sebelumnya dia tidak apa yang diberikan Safira kepdanya dan ternyata ayam goreng dan ayam panggang ada juga beberapa tusuk seta kambing.

"Tumben Bu makan enak dapat uang dari mana?" Tanya Dimas penuh selidik dia curiga ibunya mengambil uang dari lemari istrinya.

"Ini dikasih teman ibu,mereka sangat baik kapan-kapan ibu membawamu bertemu mereka kamu kenal kok sama dia.Jangan kamu pikir ini uang istrimu yang hilang,dia pasti sudah menghabiskannya sendiri." Ucap Maya lalu menyendok banyak lauk kepiring Dimas.

Mereka semua sangat menikmati makanan yang ada dimeja jarang sekali mereka bisa makan enak seperti itu,karena sudah sangat lapar Dimas sampai lupa kalau Amira tidak makan bersama mereka.

"Dek...Kamu dimana?" Tanya Dimas tidak enak kepada Amira apalagi semua makanan sudah habis dari piring jujur saja dia merasa tidak enak hati kepada Amira.

Amira yang sedang duduk di belakang mengabaiakan panggilan suaminya,tampa sadar matanya meneteskan air mata,sekarang dia semakin percaya apa yang di katakan oleh Putri seorang wanita tidak akan berharga di mata lelaki dan juga mertua kalau tidak bisa menghasilkan uang dan di sudah merasakan itu.

Dia hannya seonggok debu dimata keluarga dari suaminya,semua pekerjaan rumah yang dia kerjakan penuh susah payah tidak di hargai sedikit pun oleh suami dan mertuanya.

"Untuk apa lagi aku bertahan dengan rumah tangga ini,aku rasa aku tidak akan mampu bertahan dengan suami yang terlalu menuruti semua kemauan ibunya dan aku juga yakin mas Dimas hannya memikirkan diri dan keluarganya saja tanpa memikirkan perasaanku." Ucapnya dalam hati.Dia menyeka air mata yang menetes beberapa kali dia merasa iba kepada dirinya sendiri yang tidak pernah sekali pun mendapat kebahagiaan.

"Ngapain duduk disini,bereskan meja makan kamu disini pura-pura sedih untuk mendapat simpati dari mas Dimas ya?" Tiba-tiba Tuti datang menghampirinya dan menyindirnya.Hati Amira semakin panas melihat sikap Tuti yang sudah membuatnya jengkel dari tadi sore.

"Bukan kah kalian sendiri yang makan kenapa kamu tidak menyimpannya saja sendiri." Ucap Amira dia membalikkan tubuhnya lalu menatap Amira dengan sinis dan garang.

"Mata mu itu sangat menjijikkan,kamu menatap ku seakan-akan ingin memakan ku hidup!! jika kamu sudah bosan tinggal di rumah ini silahkan kamu pergi kami bisa menikahkan Dimas dengan wanita lain yang jauh lebih baik dari kamu." Jawab Tuti.

Amira sangat tercengang mendengar kata-kata Tuti,dia merasa heran kok bisa ada wanita sekejam Tuti padahal mereka sama-sama wanita juga dan akan menikah dengan pria lain.

"Kenapa tidak kamu saja yang bilang sama kakak mu untuk menceraikan aku,dengan senang hati aku akan menerima jika dia ingin kami bercerai." Jawab Amira tidak mau kalah.

Tuti membelalakkan matanya mendengar jawaban kakak iparnya dia mengira akan takut jika dia mengancamnya demikian ternyata dia sama sekali tidak peduli.

Kalah berdebat dengan Amira,Tuti meninggalkan dapur lalu menemui ibunya yang masih duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.

"Kenapa wajahmu kesal seperti itu?"

"Siapa lagi yang membuatku kesal kalau tidak wanita sialan itu,kapan sih ma Amira bercerai dengan Dimas aku sudah muak melihatnya di rumah ini,coba kalau Safira jadi istri Dimas pasti kita makan enak setiap hari." Ucap Tuti tidak tau malu dan Maya hannya tersenyum membayangkan hari itu datang.

"Bu...Besok bawa aku bertemu dengannya,aku harus mendekatkan diri kepadanya agar kalau dia sudah menikah dengan Dimas aku langsung dekat dengannya." Ucap Tuti membujuk merayu ibunya.

Keesokan paginya saat Dimas sudah berangkat ke tempat kerjanya seperti biasa,Maya dan Tuti bangun bersamaan.Rumah dan semua pekarangan rumah sudah rapi pakaian kotor juga sudah bersih kecuali pakaian Tuti dan kedua anaknya tidak terlihat di jemuran.

"Amira....Kenapa baju kami tidak ada di jemuran apa kamu menyisihkan pakaian kami lagi?" Tanya Tuti dia sudah sangat emosi melihat Amira.

"Aku bukan pembantu,kalau kamu ingin berpakaian bersih silahkan cuci,kalau tidak ya sudah di rumah ini tidak ada pembantu gratis." Ucap Amira dengan lembut tapi cukup menusuk.

"Dasar bodoh...Kamu memang pembantu di rumah ini kamu tidak sadar kalau kamu itu pembantu." Maki Tuti dengan nada tinggi hingga membuat Maya kaget saat dia keluar dari kamar mandi.

"Untuk apa kamu menjerit,sekarang kamu mandi agar kita keluar."

"Terus Mona, Diky aku bawa Bu."

"Titipkan kepada Amira dia kan dirumah."

"Ibu saja yang bilang kalau sama aku dia melawan terus ma,aku kesal." Jawab Tuti lalu dia masuk kedalam kamarnya dan mulai mandi.

Setelah keduanya selesai mandi Tuti dan Maya keluar dari dalam kamar dan menghampiri Amira yang sedang menyetrika pakaian yang sudah segunung.

"Amira kamu jaga Mona dan Diky kami mau keluar dan mungkin akan kembali nanti sore." Ucap Maya dia menemui Amira yang sedang di kamar.

💗💗💗bersambung 💗💗💗

1
Sanatun Eka Ayu Aprilya
Duh, Adam. jepitan 5 jt. bisa dapat emas 5 gr. sementara aq 1 gr emas pun tak menghiasi diri ini..
Sanatun Eka Ayu Aprilya
huf maya, mertua tak tau malu. makan dari hasil ketingat mantu. belagu
Sanatun Eka Ayu Aprilya
sakit benetan kau dimas. dan sakit parah g ada yg urus..
Sanatun Eka Ayu Aprilya
Amit2 dimas laki2 tak pun ya harga diri.
-
sengsara nanti kau dimas. banyak dzalim pada isteri yg tulus..
Sanatun Eka Ayu Aprilya
bu maya sama tuti jadi pembantu d rumah safira. greget kali aja part selanjutnya ada kisah mereka nyapu, ngepel dll
Sanatun Eka Ayu Aprilya
dimas laki2 gak tau fiqih rumah tangga
orang tua dimas dan adiknya minus adab.keluarga semerawuttt


.
Fitri Wulandari
Luar biasa
Wijiyanti Solo
tk ad kata selain bdoh2 jdi wanita
Wijiyanti Solo
y smga aj Amira gk bdoh n semoga cpat ketahuan
Wijiyanti Solo
Skali lagi kak thor yg terhormat kata2 nya banyak yg ketukar dan salah terutama nama orang selalu tertukar
Wijiyanti Solo
maaf y kakak thor tlong dikoreksi lgi kata2 nya seakan GK nyambuk dn bingung arti kata yg salah
Wijiyanti Solo
klau sakit hati y tinggalin apa susahnya jdi wanita jgn bdoh n lempek gitu yg tegas kenpa
Wijiyanti Solo
y udah lha tinggalin aj dr pda ngeluh meluluk suami m mertua gk kaya gitu gk usah dibotin ngapain juga
niktut ugis
Thor...Amira manggilnya ibu atau mama nech
niktut ugis
ya ampun Adam...beli di bang Baron tukang jepitan 20rb aj q tawar 😭
niktut ugis
menantu q durhaka Krn mutus silaturahmi ibu anak
niktut ugis
ini si Aaron licik juga otak nya
Bunda Puput
Luar biasa
Anonymous
m
Titik Supadmi
kon ga ada bonchap thor... sampai punya Amira punya anak dgn Adam dong thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!