Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat
Amira baru saja pulang dari pasar membawa barang belanjaan nya setelah itu dia mengeluarkan semuanya dari dalam kantong kresek dan menyusun kedalam kulkas.Belanjaan hari ini itu untuk stok makanan tiga hari.
"Tempe,kangkung,tahu itu lagi makanan kita hari ini Amira,apa nga ada lagi lauk yang lain di jual di pasar sana?" Tanya mertuanya yang sudah berdiri di depannya.
"Mau gimana lagi ma,uang pemberian mas Dimas hannya cukup untuk beli ini." Jawab Amira dengan nada kecil.
"Makanya kamu sebagai menantu berguna sedikit dong,bantu suami untuk cari nafkah jangan cuma mengandalkan gaji suami mu yang tidak seberapa,semenjak kamu datang ke rumah ini memang bisanya hannya menyusahkan saja,kamu tidak lihat menantu tetangga sebelah mereka bisa membantu suaminya makanya mertuanya pada senang tidak seperti kamu bisanya hannya menumpang dan makan tidur." Ucap Maya wanita yang sudah berumur lima puluh tujuh tahun itu.
Amira menghela napas panjang,setahun pernikahannya dengan suaminya tidak pernah sekali pun dia merasakan ketenangan tinggal di rumah mertuanya.Sudah beberapa kali dia meminta suaminya untuk pindah rumah saja Dimas menolak dengan alasan dia anak laki-laki satu-satunya dan dia harus bertanggung jawab untuk kedua orang tuanya.
Maya duduk di sopa usang miliknya,wajahnya yang masam menunjukkan kalau dia masih marah kepada Amira,tapi Amira hannya diam saja dan melakukan semua pekerjaannya dengan lapang dada dan sabar kalau tidak seperti itu mungkin dari awal pernikahan dia sudah meminta cerai dengan suaminya.
Amira seorang gadis yang dibesarkan oleh tantenya,dari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu atau bapak karena waktu umur tiga tahun ibu dan bapaknya kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan orang tua.
Yang namanya menumpang dengan keluarga sudah bisa dibayangkan kalau Amira hidup dengan penuh serba kekurangan.Di umurnya yang delapan belas tahun dia memutuskan menerima lamaran Dimas tanpa pacaran.
"Amira...Buatkan aku teh."Maya mertuanya menjerit dari depan rumah padahal suara kecil saja mungkin Amira bisa mendengarnya.
Amira langsung bergegas membuatkan teh permintaan mertuanya di tambah sepiring singkong rebus.
Maya yang sedang menonton drama FTV,menerima teh yang diberikan menantunya.Dari awal Amira menjadi menantunya dia kurang menyukai Amira.Tetapi karena dimas anaknya memaksakan keinginannya akhirnya dia hannya bisa pasrah.
"Amira lebih baik kamu menjadi pembantu di rumah pak Baskoro,aku rasa mereka butuh pelayan,lagian kamu sudah bisa bekerja kembali,aku rasa bekas operasi mu itu juga sudah kering.Kamu sudah menganggur lebih dari tiga bulan apa kamu tidak kasihan melihat suamimu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan semua orang di rumah ini." Ucap Mertuanya.
Empat bulan yang lalu Amira melakukan operasi usus buntu,dari situ dokter menyuruhnya untuk istrahat di rumah dan di larang mengangkat beban berat karena bisa melukai bekas operasinya.Beruntung dia punya BPJS jadi tidak butuh biaya.Yang menjadi masalah sejak itu mertuanya selalu menyindir dan memojokkannya karena di anggap menantu yang tidak bisa menghasilkan uang seperti menantu orang pada umumnya.
Lelah sudah pasti,makan hati apalagi mendengar setiap sindiran kedua mertuanya beruntung Dimas sangat mencintainya jadi ada obat pelipur lara di hatinya.
"Bu...Aku rasa aku belum mampu,ini baru beberapa bulan setelah aku operasi,ibu kan tau sendiri dokter bilang aku harus istrahat paling tidak satu tahun." jawab Amira.Sudah beberapa kali dia mendengar kata-kata itu dari mertuanya,dan pada akhirnya ada perasan tidak enak dihatinya.
"Oalah....Satu tahun,kamu memang sangat manja,padahal kamu itu keturunan orang susah juga nya entah kenapa semenjak menikah dengan anakku kamu menjadi manja seperti ini.Kamu memang istri yang jahat,kamu tega membiarkan suamimu bekerja sendirian." Omel mertuanya panjang lebar.
"Sudahlah kamu pergi sana,aku muak melihat wajah pura-pura mu itu,kamu pura-pura lemah agar dikasihani suami mu dan kamu bisa bebas melakukan apa saja termasuk tidak mau mencari nafkah di rumah ini." Ucap Maya.
Amira meninggalkan mertuanya yang masih mengomel,telinganya sudah terbiasa mendengar omelan mertuanya setiap hari.
Sore harinya suaminya kembali dari perkebunan teh milik juragan di desanya.Dimas sudah memiliki jabatan disana dan gajinya juga sudah lumayan besar karena dia sudah lama bekerja di tempat itu.Bahkan bosnya sudah memberikan inventaris mobil untuknya dan sebagai kepercayaan di sana dia bekerja dengan sangat jujur.
Amira mengambil tangan suaminya dan menciumnya setelah itu dia membuatkan kopi untuk suaminya yang baru pulang kerja.
"Dimas kasih mama uang dong,mama sudah tidak punya uang lagi!!" Ucap Maya yang baru saja datang dari belakang rumah.
"Lah...Kok uang lagi ma...Bukannya Minggu kemarin aku baru kasih uang tiga ratus ribu,untuk apa lagi uang itu ma?" Dimas menatap mamanya dia seperti tidak puas dengan sikap mamanya yang selalu meminta uang ke padanya padahal walaupun dia sudah mandor di perkebunan milik bosnya dia cuma dapat gaji empat juta sebulan dan itu dia bagi-bagi untuk semua kebutuhan rumah.
"Iya...Mama perlu,kemarin Bu Rini beli baju mama juga pengen mama tidak enak jika ada pengajian bajuku itu-itu saja malu aku Dimas."
"Tapi satu bulan ini ma...Gaji Dimas sudah sama mama satu juta lima ratus selebihnya kebutuhan rumah ma..." Ucap Dimas dengan nada mulai meninggi.
Maya tidak mau kalah, dia kesal melihat ekspresi dimas yang sudah mulai berubah,dan pada saat itu Amira datang membawa satu gelas kopi untuk suaminya.
"Kamu memang tidak bisa di harapkan,baru satu juta setengah saja kamu sudah seperti itu,kamu tidak lihat anak-anak tetangga mereka membahagiakan ibunya dengan memberikan uang yang banyak makanya suruh istrimu bekerja supaya dia bisa membantu perekonomian keluarga ini jangan cuma santai-santai di rumah." Ucap Maya lalu pergi meninggalkan keduanya dengan wajah yang sangat emosi.
Amira hannya diam,dia tidak berani lagi mengajak suaminya berbicara,kalau sudah seperti ini dia akan serba salah.
Dimas menghabiskan kopi yang ada di gelasnya lalu pergi meninggakan Amira tampa sepatah kata pun.
Dimas memang anak yang sabar berbakti kepada ibunya,dia selalu menuruti apa pun permintaan kedua orang tuanya bahkan disaat gajian dia akan memberikan jatah masing-masing kedua orang tuanya lima ratus ribu sementara dia sebagai istri tidak pernah mendapat uang sepeser pun kecuali untuk belanja.
Hidup miskin dan melarat sudah hal biasa bagi Amira,bisa ganti pakaian sekali setahun saja sudah sangat dia syukuri selama ini,tapi kemiskinan itu semakin besar saat dia dinikahi oleh Dimas karena dia tidak pernah mendapat uang untuk kebutuhan pribadinya.
💗💗💗bersambung 💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Anonymous
m
2024-08-24
0
Maricha
punya mertua ke gitu gue gantung di pohon mangga
2024-08-01
0
Anonymous
keren
2024-07-28
0