Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Keesokan harinya, Okta terbangun dari tidurnya yang menurutnya itu tidur terlama yang pernah dia rasakan karena dia tidur selama 8 jam. Biasanya dia tertidur dari jam 1 malam sampai menjelang subuh namun sekarang tidak dan tidak tahu sebabnya apa.
Saat dia terbangun, dia tidak melihat Gracia disana dan dia juga baru menyadari bahwa dia tertidur di kamar bersama dengan Gracia yang membuatnya terkejut.
Okta berharap Haikal dan orang rumah tidak berpikiran aneh-aneh pada mereka berdua dan juga tidak mengusir dari rumahnya. Akhirnya Okta bangkit dan mencari keberadaan Gracia sekarang.
Dia keluar dari kamar dan melihat rumah itu dalam keadaan sepi namun dia mendengar kegaduhan di daerah dapur yang entah mamahnya Haikal atau istrinya Haikal sedang memasak atau bagaimana dia tidak tahu.
Okta melangkah menuju dapur untuk menanyakan dimana Gracia sekarang, dan dia terkejut setelah melihat apa yang terjadi di dapur.
Ternyata Gracia, mamahnya Haikal, dan juga istrinya Haikal sedang memasak sesuatu dan itu membuat Okta terkejut dan bersembunyi karena takut ketahuan.
Namun sayang ternyata Gracia menyadari kehadirannya disana dan berusaha menghampiri dia namun dengan langkah berlahan.
"Hayoloh" Gracia mengagetkan Okta
"Astaghfirullah gre" Okta yang terkejut melihat Gracia
"Kamu ngapain disini?" Tanya Gracia sambil memicingkan matanya
"Ngga ngapa-ngapain kok" jawab Okta dengan salah tingkah
"Boong" Gracia menusuk-nusuk pipi Okta
"Beneran"
"Ya udah akhirnya kamu bangun"
"Emang kenapa?"
"Kamu kemaren tidur berjalan"
"Hah maksudnya?"
"Kemaren kan kamu tidur di sofa terus temen kamu liat kamu lagi di depan pintu berdiri entah ngapain, pas disamperin ternyata kamu tidur" Gracia menjelaskan ternyata Okta tidur berjalan
"Kok aku ngga ngeh yah" Okta yang tidak menyadari itu
"Kan kamu tidur ta ya ngga sadar kamu tidur jalan"
"Iya sih terus si Haikal ngapain aku?" Tanya Okta pada saat Haikal melihat Okta seperti itu
"Dia bawa kamu ke kamar dan pas aku udah bangun jadi dia pindahin kamu ke kasur" jawab Gracia yang mengingat Haikal membawa Okta pada kamar tamunya
"Pantesan aku tadi bangun di kamar tamu"
"Gitu yah, kamu lagi ngapain?" Lanjut Okta apa yang dilakukan Gracia
"Ohh iya"
Gracia kembali masuk ke dalam dapur entah ingin menunjukkan atau apa disitu Okta menunggu Gracia kembali. Saat menunggu, istri dari Haikal keluar dan melihat Okta disana.
"Kamu Okta yah" ucap seseorang dibelakangnya
"Ehh iya, kamu?"
"Ehh iya aku istrinya Haikal, Cahyani" ternyata orang itu adalah istri dari Haikal
"Oktavian, salam kenal yah" Okta memperkenalkan dirinya kembali
"Iya, kamu temen Haikal darimana?" Tanya Cahyani status Okta dan Haikal
"Dari SMP"
"Waduh lama juga yah"
"Ya gitu deh"
"Ohh iya tadi aku sama pacar kamu bantuin mamah bikin kue gpp kan?" Tanya Cahyani meminta izin
"Kue?" Okta yang bingung
"Iya, mamah lagi pengin bikin kue" jawab Cahyani kenapa mereka bertiga di dapur sekarang ini
"Gitu yah, gpp kok" Okta mengangguk-anggukkan kepalanya
"Ya udah aku balik ke kamar dulu" pamit Cahyani
"Iya"
Cahyani melangkah menuju kamarnya dan baru Gracia muncul membawa beberapa kue yang sudah dia buat untuk dicicipi oleh Okta.

"Ota cobain deh" Gracia memberikannya sepiring kue untuk Okta coba
"Ini kamu yang buat gre?" Okta yang terkesima dengan hasil kue buatan Gracia
"Yang ini kalo yang lain yang bikin ibu sama kak Cahyani" Gracia menunjuk kue hasil buatannya
"Ohh aku cobain ya"
Okta mengambil kue dan memakannya dan Gracia menunggu respon dari Okta. Setelah memakannya Okta tidak menunjukkan ekspresi yang bahwa dia menyukai kuenya.

"Kenapa ta ngga enak?" Gracia yang khawatir karena Okta diam saja
"Kata siapa?" Okta mengerutkan keningnya
"Itu muka kamu pas makan ngga ada suka-sukanya" Gracia menundukkan kepalanya
"Emang harus banget dari muka?"
"Iya kan ekspresi itu menunjukkan sesuatu"
"Gitu yah"
"Enak ngga ta?"
"Lain kali kamu bikin yah buat aku" ucap Okta dengan tersenyum
"Maksudnya"
"Aku suka"
"Ihhh kamu ta" kesal Gracia mencubit tangan Okta
"Ehhh beneran kok gre aku suka kuenya" Okta menahan tangan Gracia
"Makasih ya ta, nanti aku bikinin buat kamu" Gracia membalas senyuman Okta
"Iya gre"
"Wihh ada yang lagi seneng nih" ucap ibu dari Haikal baru muncul dari dapur
"Ehh maaf Bu" mereka berdua salah tingkah setelah dipergoki oleh ibu Haikal
"Gpp kok gre, gimana ta kue buatan Gracia?" Tanya ibunya Haikal
"Enak Bu" Okta menganggukkan kepalanya
"Sebenarnya yang di piring itu semua bikinan Gracia" puji ibunya Haikal
"Beneran Bu?"
"Kalo yang ibu sama Cahyani disana buat Haikal sama bapak" ibunya Haikal menunjuk piring yang ada di dapur
"Ohh gitu yah Bu"
"Iya, Ohh iya kamu udah hubungin orang kamu?" Tanya ibunya Haikal kembali
"Sudah Bu kira-kira besok saya akan dijemput" jawab Okta yang sudah menghubungi orangnya
"Ya udah kalo gitu, ibu ke kamar ibu dulu yah" pamit ibunya Haikal
"Iya Bu"
Ibu Haikal melangkah menuju kamarnya dan mereka berdua duduk di kursi meja makan dan menikmati hasil kue Gracia.

"Wihh enak ta" Gracia yang gembira dengan hasil bikinannya
"Emang enak sayang" Okta tersenyum dan mengelus kepala Gracia
"Hehehe iya ya ternyata aku ada bakat juga" Gracia kegirangan ternyata dia memiliki bakat memasak
"Makanya sering bikin yah" canda Okta
"Enakan di kamu kalo aku lagi ngga pengin masak gimana?" Tanya Gracia menyindirnya
"Ya gantian dong"
"Emang kamu bisa masak?"
"Ehh ngga percaya sama pacar sendiri"
"Iya deh anggap aja aku percaya"
"Hadehh ada-ada aja kamu gre, nanti kita pulang aku masakin ya"
"Beneran ta?"
"Iya dong"
"Wihh asik nih" Gracia memeluk Okta
"Biasa aja dong" Okta tersenyum dan membalas pelukannya
"Ngga boleh biasa harus luar biasa" Gracia melepaskan pelukannya dan menunjuk Okta
"Iya ya gre" Okta menurunkan dan memegang tangan Gracia
"Ehh ta emang yang mau jemput kita siapa?" Tanya Gracia yang bingung dengan siapa orang yang Okta hubungi
"Vino"
"Vino? Emang dia bisa?"
"Kemaren aku udah bilang katanya bisa" jawab Okta yang ternyata menghubungi Vino dan dia bisa menjemputnya
"Beneran itu?"
"Ngga tau sih"
"Ya udah deh, nanti masaknya yang enak yah"
"Siap laksanakan grendut" Okta memperagakan prajurit sedang hormat
"Enak aja aku ngga gendut yah" Gracia mencubit perut Okta
"Aduh iya gre tapi pipi kamu itu udah gembul gitu" Okta menahan tangan Gracia agar tidak mencubit perutnya
"Ini emang udah dari sananya" Gracia menangkup wajahnya
"Iya gre iya, udah yuk dihabisin kuenya ngga enak kalo ngga habis" ajak Okta untuk menghabiskan hasil buatan Gracia
"Iya"
Mereka berdua melanjutkan makan mereka. Okta sangat menyukai hasil buatan Gracia karena selama ini Gracia tidak pernah memasak ataupun membuat kue, semoga dengan ini Gracia maupun Okta dapat melengkapi kekurangan masing-masing.
*
Disisi lain, setelah mendapatkan pesan dari Okta yang tersesat di Tegal Vino berencana untuk menjemputnya namun itu bukan keinginannya karena terpaksa dan seharusnya dia dan Shani akan pergi berlibur tapi tertunda oleh sahabatnya itu.
Vino yang sedang gabut di kantornya berniat menghubungi Shani. Dia mengambil handphonenya dan menghubungi Shani.
"Assalamualaikum cah ayu"
"Ihh kak jangan gitu manggilnya"
"Salam itu harus dijawab"
"Walaikumsalam"
"Nah gitu dong"
"Jangan manggil gitu kak"
"Kenapa ngga?"
"Ngga cocok kalo kakak manggil aku gitu"
"Emang kenapa?"
"Ngga pas aja"
"Iya deh iya, kamu lagi ngapain?"
"Lagi meriksa laporan kak, kenapa?"
"Gpp sih lagi gabut aja"
"Emang laporannya kakak udah selesai semua?"
"Ehh meragukan kemampuan aku"
"Bukan gitu kak, pasti laporan kakak banyak"
"Tenang aja udah selesai"
"Alhamdulillah kalo gitu, ya udah aku tutup ya kak"
"Ehh nanti dulu dong baru sebentar"
"Tapi aku banyak laporannya kak"
"Udah ditaro aja hp kamu, kamu fokus aja meriksa laporannya"
"Kakak gpp"
"Gpp dong kan aku yang minta"
"Ok deh"
Shani menyalakan loud speaker nya dan menaruh handphonenya di sebelah dirinya kemudian dia melanjutkan memeriksa laporan bawahannya, dan Vino mendengarkan Shani yang sedang memeriksa laporan.
Tiba-tiba Jevan masuk menemui Shani, Shani yang terkejut langsung menutup handphonenya namun dia tidak menutup telpon dari Vino jadi dia mendengarkan semua percakapan mereka berdua.
"Ehh Shan nanti kita makan siang bareng yah" ajak Jevan namun tidak masuk ke dalam kantor Shani
"Tapi pak saya belum selesai" Shani berusaha menolaknya
"Udah gampang"
"Saya udah ada janji pak"
"Udah ngga usah nolak" Jevan bersikeras
"Tapi pak..."
"Kalo kamu berusaha nolak saya pecat" ancam Jevan
"I...iya pak" jawab gugup Shani
Kemudian Jevan meninggalkan Shani yang bingung karena dia sudah memiliki janji akan makan siang bersama dengan Vino. Setelah itu dia duduk dan melihat handphonenya ternyata telponnya dengan vino belum tertutup jadi Vino mendengarkan semuanya.
"Tadi siapa?" Tanya Vino dengan nada datar
"B...bos aku" jawab Shani yang gugup
"Siapa namanya?"
"J... Jevan, please kak jangan marah" Shani memohon agar Vino tidak meluapkan amarahnya
"Aku ke kantor kamu sekarang"
"Kak jangan"
Tiba-tiba Vino menutup telponnya dan itu membuat Shani panik karena akan terjadi hal yang tidak dia ingin, setelah itu Shani membereskan barang-barangnya dan menuju lobby memastikan jika Vino beneran datang ke kantornya Shani dapat menahan amarah Vino.
*
Beberapa menit kemudian Vino sampai di kantor Shani dan langsung melangkah menuju kantor Jevan, dia melewati lobby dan beberapa security disana namun dia dapat melewatinya sampai Shani melihat Vino datang langsung mencegahnya.
"Kak please" Shani berusaha menahan Vino
"Minggir Shan" Vino bersikeras melepaskan genggaman Shani
"Kak tolong" sekarang Shani menahannya dengan memeluk Vino
"Shan tolong minggir yah" Vino tetap berusaha melepaskan pelukannya
"Ngga mau kak" Shani menggelengkan kepalanya
"Kalo kamu ngga mau, panggilan Jevan kesini" Vino akhirnya luluh namun tetap ingin bertemu dengan Jevan
"Kak please aku ngga mau ada keributan disini" Shani melepaskan pelukannya kemudian menggelengkan kepalanya dan memegangi tangan Vino
"Ok kalo kamu ngga mau, sekarang kamu ke mobil yah" pinta Vino
"Sama kamu juga" balas Shani juga
"Aku disini dulu"
"Kak please, jangan cari keributan"
"Ya udah"
Mereka berdua kembali ke mobil Vino, pada saat mereka berdua melewati meja resepsionis Vino mampir sebentar disana.
"Mba tolong sampaikan pesan pada pak Jevan ketemu saya di... Setelah makan siang" Vino menyampaikan pesan pada pegawai disana
"B...baik pak" jawab pegawai itu dengan gugup
Vino langsung menuju mobilnya yang sudah ada Shani disana kemudian mereka melaju menuju tempat biasa mereka makan siang. Setelah terjadi keributan di lobby akhirnya Jevan keluar dari kantornya dan turun menuju lobby untuk memeriksanya.
"Pak ada pesan dari pak vino" pegawai itu memberikan pesan Vino padanya
"Iya ya saya sudah tau pesan itu" Jevan menganggukkan kepalanya
"Tapi pak..."
"Hushh kamu balik kerja lagi"
"I...iya pak"
"Gw tau Lo pasti marah tapi gw lebih marah pada saat Lo ambil Sinka dari gw" batin Jevan
Jevan keluar dari kantornya menuju mobil dan melaju ke tempat yang Vino minta agar mereka bertemu.
***