Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Keajaiban
Hingga akhirnya Xie Xian dan suaminya pun mengangkat tubuh putra mereka ke atas tandu untuk dibawa pulang ke tempat tinggal mereka. Tubuh Fang Yuan junior yang sudah tidak berdaya itu pun dianggap sudah tewas tanpa penyesalan dari Fang Dianzuo atau pihak lainnya, kedua orang tua Fang Yuan pun hanya mendapatkan beberapa kompensasi kecil yang dianggap layak sebagai pengganti untuk mengurus prosesi kematian.
"Istriku, aku yakin putra kita masih belum meninggal" ucap Fang Linpeng sesaat tiba di kediamannya.
"Apakah kamu sedang membodohiku?" tanya Xie Xian tanpa menyeka airmata di pipinya.
Sebagai seorang ibu, ia jelas sangat membenci tindakan orang-orang dari Klan Fang yang dengan sengaja mengabaikan keselamatan nyawa putranya. Meski ia berasal dari Klan cabang, namun setidaknya Fang Yuan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Klan Fang secara keseluruhan.
"Entahlah, aku hanya merasakan jika kondisi jiwanya saja yang sedang berada dalam kondisi tertentu" Fang Linpeng kembali berkata dengan pendapatnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Bukankah kamu juga bisa merasakan jika denyut nadi putra kita tidak dapat dirasakan?" tanya Xie Xian dengan tubuh sedikit bergetar.
"Kita akan tunggu sampai malam ini, jika terjadi keajaiban maka akan terjadi. Jika tidak, maka esok pagi kita akan menyiapkan pemakamannya. Sekarang biarkan ia berbaring di dalam kamarnya saja, aku akan mencari petunjuk" jawab Fang Linpeng yang mencoba menenangkan keadaan istrinya itu.
Dunia kultivator selain mengandalkan kekuatan untuk menjadi penguasa, terdapat juga keajaiban yang seringkali dilewatkan. Oleh karenanya Fang Linpeng ingin mencoba peluang terakhir tersebut sambil menghubungi beberapa tabib ajaib yang ia anggap kompeten untuk bisa menyelamatkan kondisi putranya.
Segera ia beranjak pergi untuk menuju Sekte Gunung Pedang, ia berharap mendapat bantuan dari Sekte yang selama ini menjadi pijakan beberapa petinggi Klan Fang itu. Sementara itu ia membiarkan istrinya untuk tetap menemani Fang Yuan junior yang tampak tidak bergerak itu, hanya rembesan darah yang keluar sesekali dari lubang hidungnya.
Di sisi lain, Liu Feng yang mulai tersadar di alam pikirannya itu seolah merasakan jika dirinya baru saja kembali dari perjalanan panjang, bahkan ia juga merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya yang menandakan jika dirinya baru saja terluka akibat perkelahian yang sangat serius. Dia membuka matanya dengan perlahan dan menyadari jika kini ia berada di dalam sebuah kamar sederhana yang terasa asing, hanya saja ada wangian herbal yang cukup mengganggu indera penciumannya.
Menyaksikan hal yang berbeda ini, Liu Feng pun mulai meyakini jika dirinya sudah berpindah alam dengan kondisi jiwanya saja yang masih bisa ia rasakan dengan menempati tubuh yang berbeda.
"Sungguh malang nasib anak ini, seharusnya ia sudah mati saat aku mengisi tubuhnya" pikir Liu Feng dengan perasaan yang rumit.
Meski sebelumnya Fang Yuan selaku gurunya tidak menjelaskan hal semacam ini, namun sebagai kultivator ranah keabadian Liu Feng yakin jika dirinya baru saja dihidupkan kembali dengan keadaan yang berbeda.
"Aagghh.."
"Apa yang terjadi?" tanya Liu Feng dengan ekspresi linglung, ia terbangun dari kondisi tidak sadarkan diri dan berusaha duduk di sisi ranjang.
Bersamaan dengan hal itu, tanpa ia sadari asupan udara yang ia hirup membentuk suatu untaian kekuatan aneh di dalam tubuhnya. Hal tersebut merupakan akar roh khusus yang merupakan cikal bakal kekuatan seorang kultivator di Alam Dewa.
Suara keheranan Liu Feng menyadarkan Xie Xian, sebagai seorang ibu yang kelelahan menangisi putranya karena kondisi mengenaskan itu, membuat ia tercengang untuk beberapa saat. Meski ia sulit percaya, namun dengan apa yang ia saksikan sendiri membuatnya menjadi bahagia yang tidak terkira.
"Putraku, akhirnya kamu sudah bangun, kamu benar-benar membuat ibu cemas" ucap Xie Xian sambil bergegas dengan cepat menghampiri putranya itu.
Melihat seorang wanita asing yang menghampirinya, Liu Feng terdiam dan mencoba mencerna informasi yang terdapat di dalam kepalanya. Namun dengan kondisi yang berlangsung cepat ini, ia tidak mengingat apa-apa selain ingatan lamanya dan juga beberapa ingatan yang ditinggalkan oleh gurunya.
"Syukurlah kamu baik-baik saja Yuan'er" ucap Xie Xian lagi sambil menyentuh bahu Liu Feng.
"Yuan'er?" gumam Liu Feng dengan heran.
"Kamu terlalu berlebihan hingga kondisimu seperti ini, sudahlah sebaiknya mulai sekarang kita kembali ke Desa Kranggan saja" ucap Xie Xian menasehati putra semata wayangnya tersebut.
Desa Kranggan merupakan sebuah desa tempat dimana Klan Xie berada, tempat tersebut lebih tenang dan merupakan wilayah khusus untuk penduduk biasa yang tidak mengejar kultivasi. Kebanyakan penduduknya merupakan pembudidaya tanaman herbal, sehingga wilayah tersebut menjadi wilayah yang terjaga dan terlindungi.
Mendengar perkataan dari wanita yang merupakan ibunya itu Liu Feng pun terdiam, seolah membisu dengan perubahan situasi yang masih ia terka dengan hati-hati itu. Ia merasakan kehangatan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama tidak ia dapatkan, kasih sayang yang tulus yang sebelumnya telah lama hilang akibat perputaran waktu yang tidak bisa ia hentikan.
"Ma.. Maafkan aku ibu" ucap Liu Feng melontarkan kalimat yang ia coba susun dengan rapi.
"Sudahlah, sekarang sebaiknya kamu beristirahat. Seharusnya hal ini akan membuat ayahmu merasa bergembira juga" ujar Xie Xian yang tidak bisa menahan kegembiraannya itu.
"Baik ibu.." jawab Liu Feng dengan patuh.
Hari sudah gelap, meski berada di dalam kamar ia jelas masih bisa merasakan perbedaan waktu dengan baik. Oleh karenanya ia bisa berkata dengan bijak menuruti perkataan dari wanita yang kini menjadi ibunya tersebut.
Xie Xian segera meninggalkan kamar putranya, dengan beberapa ramuan herbal terbaik yang ia racik sendiri tentunya ia mulai merasa lebih tenang saat menyaksikan keajaiban yang dialami oleh putranya tersebut. Sebelumnya ia sudah mendengar sendiri ejekan dari orang-orang di Kaln Fang jika putranya telah tewas akibat kesombongannya sendiri menghadapi jenius Klan Fang yang sesungguhnya.
Sementara itu, Liu Feng yang tidak langsung beristirahat itu memilih untuk segera menghampiri sebuah lemari berukuran sedang untuk mendapatkan beberapa petunjuk tentang keberadaan dirinya saat ini.
"Seharusnya di dalam lemari ini ada petunjuk yang bisa aku dapatkan" ucap Liu Feng dengan penuh harap.
"Braaakkk"
Tiba-tiba tubuh Liu Feng terjatuh, kondisi tubuhnya yang belum baik benar membuat pergerakan yang semestinya tidak ia lakukan hingga menyebabkan kekacauan.
"Bukankah ibu sudah memintamu untuk beristirahat" ucap Xie Xian dengan panik.
Ia yang sebelumnya mulai senang tiba-tiba berubah panik kembali sesaat mendengar suara gaduh dari dalam kamar putranya.
"Maaf ibu, aku hanya ingin mengambil beberapa benda pribadiku di dalam lemari" ucap Liu Feng beralasan.
"Jika seperti itu, mengapa tidak bilang sejak awal" keluh ibunya sambil membenarkan posisi Liu Feng kembali ke atas ranjang.
Setelah membaringkan putranya kembali, Xie Xian pun segera mengambil beberapa catatan yang menjadi barang simpanan pribadi putranya. Meski ia sendiri tidak tahu apa yang ditulis oleh putranya, namun ia juga tidak ingin mencampuri urusan yang menjadi masalah pribadi putranya yang sudah beranjak dewasa tersebut.
"Terimakasih ibu" ucap Liu Feng kemudian.
"Jika butuh sesuatu katakan saja, jangan biarkan sikap keras kepalamu membuat dirimu kembali terluka lebih parah" ucap Xie Xian dengan nada sedikit sedih.
"Aku berjanji tidak akan membuat ibu khawatir lagi" balas Liu Feng dengan hangat.
Apa yang dikatakan oleh Liu Feng yang kini sudah menjadi Fang Yuan junior itu tentu sangat beralasan, ia penguasa dunia fana dan berikutnya akan menjadi penguasa Alam Dewa.
"Kuharap juga demikian" balas ibunya sambil merapikan selimut yang sempat terjatuh ke lantai.
Sekedar Saran, usahakan berbeda alur ceritanya dengan cerita Pertama KPBB. Jangan sampai pembaca merasa penglulangan cerita hanya berbeda dunianya; dunia fana Dan dunia Dewa. /Pray//Pray//Pray/