Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.
Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBH 09. Dua Sisi Berbeda
Kota kecil dengan luas hanya sekitar 18 Km dan di kabupatennya memiliki ikon yang pernah menjadi salah satu 7 keajaiban dunia ini terlihat begitu asri. Udara yang sejuk dan relatif dingin membuat para penghuninya enggan untuk keluar dari rumah saat di luar masih gelap. Namun berbeda dengan seorang wanita cantik nan sederhana itu. Dia sudah berkutat di dapur miliknya mengolah banyak rempah rempah untuk dijadikan jamu tradisional.
Kunyit, kencur, brotowali, asam dan banyak bahan lagi yang ia gunakan untuk membuat jamu yang biasa ia gendong dengan bakul. Ya wanita ini menjual jamunya dengan cara digendong. Namun jangan membayangkan ia akan mengenakan kain jarik dan baju kutu baru yang seksi, wanita ini menjual jmau gendongnya dengan mengenakan pakaian muslimah dilengkapi dengan hijab yang lebar menutupi dadanya.
Kirana Adzakia, atau yang biasa dipanggil Kiran itu sesekali melihat ke arah kamar sang ibu untuk memastikan ibunya baik baik saja. Ibu Kiran yang bernama bu Sariah memang sudah lama sakit. Kiran hanya tinggal bersama ibunya karena sang ayah telah meninggal 4 tahun silam. Dan sejak itu Kiran menjadi satu satunya pencari nafkah untuk ibunya.
" Lho ibu mau kemana?"
" Mau ke kamar mandi nduk."
" Sini Kiran bantu bu."
Kiran menghentikan aktivitasnya sejenak lalu memapah sang ibu ke kamar mandi. Sebenarnya Sari bisa sendiri namun Kiran terlalu khawatir. Kiran takut ibunya terpeleset di kamar mandi yang licin.
" Wes nduk, lanjutkan saja. Ibu bisa kembali sendiri."
Kiran mengangguk, ia kembali berkutat dengan apa yang dia kerjakan. Sari menatap iba kepada sang putri. Disaat teman temannya masih bisa bermain, ia harus banting tulang setiap hari. Terkadang Sari menyalahkan kondisi dirinya yang sakit sakitan.
" Mesakke koe nduk ( kasihan kamu nak)."
Sari meneteskan air matanya. Dalam lubuk hatinya ia berdoa agar putrinya bisa mendapatkan pria yang tepat. Pria yang mampu membahagiakannya, bukanlah pria yang menyakitinya seperti yang sudah terjadi sebelumnya.
" Allaahu akbaar… allaahu akbar."
Adzan subuh berkumandang, kiran sudah selesai dari aktivitasnya mengolah bahan rempah menjadi jamu. Ia pun segera menuju ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu.
Kiran membentangkan sajadahnya dan menjalankan kewajiban 2 rakaat. Selesai ucapan salam ia masih bersimpuh di atas sajadahnya. Berkeluh kesah tentang apa yang dirasakan hatinya.
Wanita berhijab itu menangis tersedu mengingat apa yang menimpanya. Ia selalu mengingat peristiwa pahit yang mungkin tidak akan pernah dilupakan. Peristiwa tersebut menjadi goresan besar dalam hatinya dan juga trauma yang mendalam.
" Ya Allaah ….. Tutuplah luka di hatiku ini. Sembuhkanlah luka ini ya Allaah, agar hamba bisa membuka hati hamba kembali. Aamiin."
Kiran melipat kembali sajadah dan mukenanya lalu menaruh di atas tempat tidur. Ia menuju ke kamar sang ibu. Ibunya juga sudah selesai menjalankan dua rakaat pagi itu.
" Bu… mari sarapan. Maaf ya ibu harus sarapan lebih pagi. Seharusnya ibu sarapan nanti juga ndak apa apa."
" Ora popo nduk. Ibu senang bisa sarapan tiap hari sama kamu. Takutnya nanti nanti ibu udah ndak bisa nemenin kamu."
" Ibu ini ngomong opo to. Jangan ngomong yang aneh aneh."
Kiran memang gadis yang lembut, banyak pria yang ingin mempersuntingnya namun kini dia tidak mudah menerima. Ia begitu takut dengan cinta setelah apa yang dialaminya.
Waktu menunjukkan pukul 5.15 pagi memang tergolong pagi untuk ukuran sarapan. Tapi karena Kiran harus segera berjualan jamu maka ibu Sari memutuskan sarapan bersama putrinya itu.
" Kabeh wes siap nduk?"(Semua sudah siap nak?)
" Sampun bu. Kiran berangkat dulu ya. Kalau ada apa apa ibu telpon Kiran. Tidak usah minta tolong sama bude Mar."
Sari mengangguk, ia paham apa yang dimaksud Kiran. Bude Mar, atau yang mempunyai nama lengkap Martiyah itu adalah kakak dari ayah Kiran. Namun keluarga Bude Mar dari dulu tidak pernah menyukai Sari dan Kiran.
Terlebih setelah ayah Kiran, Prapto meninggal. Martiyah selalu menganggap Kiran dan Sari adalah pembawa kesialan bagi keluarga mereka. " Adikku kalau nggak nikah sama kamu mesti masih hidup sekarang.", kalimat itu yang selalu diucapkan oleh Bude Mar.
Kiran tinggal di desa dan ia menjual jamunya di kota. Jarak tempuh dari desanya ke kota hanya sekitar 15 menit menggunakan angkutan. Kiran melakukan semuanya dengan senang hati. Karena berjualan jamu juga merupakan salah satu cara melupakan rasa sakit hatinya.
🍀🍀🍀
Di sisi lain seorang wanita muda tengah marah marah sepanjang hari. Bahkan sampai di butiknya semua orang mendapat luapan emosinya.
Safira begitu kesal dan marah. Setelah pulang dari rumah Kai dan mendapati bahwa pria pujaannya pergi entah kemana ia selalu uring uringan.
" Sialan, kemana sih laki laki itu. Kenapa dia selalu menghindariku argh…."
Bukan hanya sekali dua kali Safira berusaha menemui Kai, namun selalu saja tidak pernah bertemu. Kai selalu sibuk entah benar benar sibuk atau hanya membuat alasan untuk tidak bertemu dengannya.
" Fira sudah, nanti para pelanggan tahu. Kamu harus jaga imej kamu. Jangan sampai mereka membuat berita buruk tentang mu."
Teman sekaligus manager di SJ Clothes yang bernama Nina itu memperingatkan Safira atas perlakuannya.
" Huft .. Tapi aku sangat kesal Nin… kau tahu kan aku sungguh mencintai Kai."
" Iya aku tahu. Tapi dengan kamu marah marah seperti ini hanya akan membuat reputasi mu buruk. Jika diliput oleh media dan Kai melihat apa yang akan terjadi coba?"
Safira terdiam mendengar ucapan temannya itu. Semua memang benar. SJ Clothes yang ia buat ini sudah memiliki nama besar. Dan sebagai perancang dan pemilik SJ Clothes apapun tindakannya menjadi sorotan publik.
" Kau benar Nin, aku harus tenang. Aku yakin Kai suka tipe tipe wanita yang anggun dan berkelas. Aku tidak boleh bersikap seperti ini."
Nina tersenyum mendengar ucapan Safira. Ia menghela nafas kelegaan. Nina pun kembali ke pekerjaannya.
" Bu Nina hebat bisa menenangkan singa marah."
" Husttt sudah kembali bekerja sebelum singa itu mengamuk lagi."
Beberapa karyawan tersenyum dengan selorohan Nina.
" Huftt...Fira.. Fira… bagaimana kau bisa mendapatkan hati tuan muda kaya itu jika sikapmu masih begini. Manja, angkuh dan temperamen mu yang masih meluap luap. Kai pasti memiliki kriteria sendiri dalam mencari istri dan entah kenapa itu bukan kamu. Huft…"
Nina membuang nafasnya kasar. Ia terlalu bingung bagaimana harus menyampaikan apa yang dia rasakan kepada Safira. Nina berharap Safira bisa mengerti sedikit bahwa orang seperti Kai bukanlah tipe tipe orang yang menyukai keglamoran.
Mengapa Nina bisa bicara begitu? Beberapa kali Nina memergoki Kai dan keluarganya entah itu bersama ibu nya, adik adik nya ataupun semuanya makan dengan santai dipinggir jalan. Sedangkan Safira begitu anti. Jangankan makan di pinggir jalan, jika bukan resto mahal dan berkelas Safira tidak mau.
" Aku yakin kau akan kesulitan masuk ke keluarga mereka. Meskipun mereka adalah orang kaya dan terpandang namun mereka selalu sederhana. Itulah yang kulihat. Jika kau ingin mendapatkan Kai maka belajarlah untuk down to earth Fir."
TBC
KIRANA ADZAKIA.KAI ANAK SITA DAN DANI ANAK SAMBUNG RAMA