Dia selalu di siksa dan selalu di abaikan oleh ayah kandungnya sendiri,Ayahnya lebih menyayangi kakak tirinya,Setiap waktu ibu tirinya selalu mengatur jodoh untuknya,Hingga tanpa sengaja dia mencium seorang pria,Yang tidak ia ketahui siapa pria tersebut,Sampai kemudian pria itu memintanya untuk menikah dengannya,Demi tidak mau mencari masalah dengan pria tersebut dia menerima tawaran pria tersebut.
Akankah suatu saat dia tahu bahwa ternyata pria itu adalah salah satu Milioner di negaranya.
Kalo kalian penasaran mending langsung baca aja ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Arlan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Anggara yang terkejut,Mengerutkan alisnya!.
Wanita ini benar - benar melepas pakaian di hadapannya tanpa merasa canggung sedikitpun.
Tiba - tiba pintu mobil terbuka,Sinar matahari dan udara dingin menyerbu masuk secara bersamaan.
Sebelum Anabella sempat bereaksi,Tubuhnya di tarik dengan keras oleh tenaga yang kuat.
Anggara bersaksi dengan sangat cepat,Seketika dia meraih jas yang awalnya di lepaskan Anabella dan menutup tubuh Anabella.
Lalu dia memeluk Anabella,Dengan begitu tubuh Anabella tidak terlihat oleh orang yang ada di depannya.
Dika membuka pintu mobil,Dan melihat seorang wanita dalam pelukan pak Anggara.
Wajah wanita itu di benamkan di dada pak Anggara,Tubuhnya di tutupi oleh jas pak Anggara.Hanya kedua kaki putih panjang yang terlihat.
Mulutnya ternganga karena kaget.
Dia segera beraksi terhadap kenyataan bahwa dia sudah melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat.Keringat dingin membasahi punggungnya.Dia begitu ketakutan karna sudah menganggu ketenangan orang sangat penting di kotanya.
"Ah,Maaf pak Anggara,Saya menganggu anda.Saya memangil anda dari luar dan tidak menjawab jadi saya...."
Anggara memeluk erat orang yang ada di dalam pelukannya.Dia menatapnya dengan dingin dan berkata dengan nada ketus.
"Pergi sana!"Usirnya pada pria itu.
Dika segera menutup pintu mobil,Dan dengan gugup menyeka keringat di dahinya.Dia begitu panik dan ketakutan.
Dia telah menganggu dan merusak acara pak Anggara,Dia benar - benar akan mati kali ini.
Sementara itu Anabella yang di peluk begitu erat hingga membuatnya sesak.
Dia butuh usaha yang kuat untuk mengeluarkan kepalanya dari jas pria itu.Lalu dia bertanya dengan cemberut.
",Apa yang kamu lakukan?"Tanyanya dengan kesal.
Anggara menunduk untuk menatap gadis yang ada dalam pelukannya.Di balik bulu matanya yang tebal,Sepasang mata wanita itu menatapnya dengan ketidak senangan.
Dia marah?.
Jika dia tidak menariknya dan menutupi tubuhnya,Maka tubuhnya akan terlihat oleh orang.
Dia tidak malu?.
Kembali dari lamunannya, Anggara melepaskannya dengan wajah cemberut.Dan memerintahkan Anabella dengan serius.
"Kenakan pakaianmu sekarang juga!,Kamu sekarang adalah nyonya muda keluarga Pramana,Setiap perkataan dan tindakan mu mewakili keluarga Pramana.Jangan melakukan hal yang memalukan seperti membuka baju seenaknya!"Ujarnya dingin.
Memalukan?.
Bukankah dia yang menyuruhnya untuk membuka baju?.
Anabella tersenyum sinis.Dan berkata dengan dingin.
"Jadi ini sekarang sudah di izin pak,Sekarang aku boleh pakai baju ini kan?"Tanyanya dengan sinis dan dingin.
Anggara mengerutkan kening,Tetapi dia tersenyum tanpa sadar,Gadis ini benar - benar pendendam.
"Pakailah!"Ujarnya.
Anabella berdecak dan menjauh untuk kembali mengenakan pakaiannya.
Anggara tidak menatapnya lagi,Hanya memalingkan muka lalu dia beranjak keluar dari mobil,Dan tidak lupa dia menutup pintu mobil dengan keras.
Dika menjelaskan kepada Erwin,Dengan hati - hati dan dengan ketakutan yang sangat berlebihan.
"Pak Erwin saya benar - benar tidak bermaksud begitu,Pak Erwin tolong bantu saya untuk menjelaskannya kepada pak Anggara."Ujarnya memohon.
Erwin mendengar suara pintu mobil di tutup,Dia mendongak dan melihat Anggara berjalan kearahnya.
"Tuan muda!"
Punggung Dika seketika menjadi dingin,Dia segera berbalik dan membungkuk hormat untuk meminta maaf.
"Pak Anggara tolong maafkan saya,Saya tidak bermaksud membuka pintu dan melihat...?"Ujarnya sangat ketakutan.
Tatapan Anggara menjadi dingin.
"Apa yang kamu lihat?"Tanyanya dengan ketus.
Dika terdiam dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Saya tidak melihat apa - apa,Tidak melihat apa -apa!"Jawabnya dengan keringat yang bercucuran dia sangat ketakutan melihat wajah Anggara yang dingin.