Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Malam harinya Abbio mencium bau harum dari arah dapur . Dia melihat jam dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 , tidak biasanya maid memasak pada malam hari begini , lagipula dapur khusus maid ada sendiri di bangunan belakang tempat para maid tidur .
Perlahan Abbio turun ke lantai bawah karena jujur saja perutnya merasa lapar setelah mencium bau harum masakan tadi . Dan dahinya berkerut ketika melihat siluet seorang wanita sedang memasak di dapur .
Wanita itu sepertinya hanya menyalakan lampu senter dari ponselnya agar tidak mengganggu penghuni rumah lainnya . Sepertinya wanita itu sudah selesai memasak karena terlihat sudah mematikan kompornya .
KLEKK ...
Abbio menyalakan lampu hingga ruangan dapur kembali terang benderang . Wanita itu berjengit kaget karena merasa ada orang di belakangnya .
" Sedang apa kamu ??!!!! " sinis Abbio sambil mendekat , ia ingin melihat asal bau wangi yang ada di penggorengan yang ada di depan wanita itu .
" Tuan ... maaf kalau saya sudah mengganggu istirahat anda " sahut Anna terbata .
Abbio melihat nasi yang sudah berwarna kecoklatan di wajan itu , sepertinya nasi bercampur telur dan beberapa sayuran itu sudah menjadi gosong karena tak lagi berwarna putih .
" Kau buat racun lagi untukku ?? "
Anna merutuki laki laki itu yang sangat suka menuduhnya dengan hal yang tak masuk akal . Tadi dia merasa lapar karena dia hanya memakan seiris roti bakar yang di buat oleh Rose untuknya .
Tadi dia memberanikan diri pergi ke dapur dan hanya menemukan nasi , jadi dia berinisiatif untuk membuat nasi goreng .
" Racun itu bukan untuk anda ... tenang saja tuan ! Itu racun untuk saya . Jangan khawatir saya sudah terbiasa makan racun seperti ini " jawab Anna saking sebalnya .
" Cihh ... siapa yang sudi mengkhawatirkan gadis seperti dirimu . Melihatmu saja aku sudah muak !!! Gembel !!! "
Anna memejamkan matanya , entah kenapa mulut pria tampan didepannya tidak bisa berkata hal yang manis . Mulut itu selalu saja mengeluarkan kata kata yang sangat menyakiti hatinya .
" Jika anda muak melihat saya maka tuan boleh kembali ke atas ... "
" Tapi ini rumahku !! Kau tidak berhak mengusirku !! "
" Jika begitu saya yang pergi .... "
Anna membalikkan badannya untuk mengambil dua piring untuk menaruh nasi goreng yang telah ia buat . Sebenarnya ia sengaja membuat dua porsi karena berniat membangunkan Rose agar bisa ikut mencicipi masakannya .
" Tapi ini dapur milikku "
" Saya tahu , makanya saya pergi ! Dan silahkan jika masih ingin berada di sini karena ini dapur anda "
" Berani kau .... Itu juga nasi milikku "
" Ini racun " sahut Anna , walau sebenarnya ia sudah berkeringat dingin karena takut tapi dia kumpulkan seluruh keberaniannya agar pria itu tidak selalu menindasnya .
" Duduk !! Aku ingin melihatmu makan racun yang sudah kau buat .... "
Tanpa bertanya Anna langsung duduk dan menyendok nasi gorengnya , ia benar benar lapar jika untuk terus meladeni kegilaan sulung Al Shamma itu .
Abbio menelan ludahnya kasar melihat betapa lahap gadis di depannya makan . Pipi gadis itu menggembung karena penuh dengan nasi dengan mata bening yang sesekali melirik sebal padanya .
Sungguh cara makan gadis itu malah membuat hatinya sedikit tergelitik , tidak seperti wanita wanita lain yang selalu menjaga tata cara makan dengan makan hanya sedikit . Tak jarang mereka tidak menghabiskan makanannya agar terlihat lebih anggun dan berkelas .
Tak lama sepiring nasi itu sudah habis tak bersisa , tapi Abbio melihat Anna terlihat baik baik saja . Bahkan gadis itu sudah menggeser satu piring nasi yang tadi belum tersentuh olehnya .
" Stopp !! Jangan sentuh piring itu "
" Kenapa ?? Racun ini terlalu kuat , saya khawatir jika ada yang memakan ini dan akan menjadi sakit . Jadi saya putuskan untuk menghabiskan semuanya "
" Tunggu ... sepertinya aku bisa belajar sedikit demi sedikit agar kebal pada racun buatanmu . Bawa ke sini nasi gosong itu "
" Ini nasi goreng tuan ... "
" Iya digoreng sampai gosong "
Anna berdiri dan membawa piring berisi nasi goreng ke depan Abbio . Sesaat pria itu melihat dengan teliti setiap butir nasi yang ada dipiring itu , membuat Anna menahan tawanya . Baru kali ini dia bertemu dengan orang yang tidak pernah makan nasi goreng .
Mata pria itu mengerjab ketika sudah memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya . Kepalanya manggut manggut kemudian menyendok lagi hingga isi piring itu ludes tak bersisa .
" Anda habiskan racun yang saya buat ?? Anda tidak takut dengan reaksi racun itu
setelahnya ?? "
" Besok lagi buatkan aku sepiring nasi gosong seperti ini lagi . Sepertinya aku harus membuat diriku kebal dengan lebih sering makan racun yang kau buat "
Setelah berkata seperti itu Abbio berjalan ke atas menuju kamarnya . Entahlah setelah makan nasi buatan gadis menyebalkan itu dirinya merasa sangat mengantuk .
Dan Anna masih berdiri di dapur dengan mulut mengerucut , tak pernah ia bertemu laki laki yang searogan dan menyebalkan seperti tuan mudanya .
aku suka ceritanya .