Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
USG
2 minggu berlalu, dan selama itu Varro belum punya keberanian untuk menampakan diri dihadapan zea, banyak alasan untuknya tetap terlihat tidak mengetahui keberadaannya. Selama ini dia hanya memantau dari kejauhan, cukup melihat zea baik baik saja dia sudah senang.
drttt
"varro" terdengar suara istrinya sedang kesal di seberang sana
"Ya"
"Barusan dokter danu telpon aku dan kamu tau dia bilang apa?"
"Apa" jawab varro penasaran
"Dia bilang sampel benih kamu waktu itu hilang varro" teriaknya
"Bagaimana bisa?" varro terkejut mendengarnya bagaimana tidak, tidak mungkin bisa hilang begitu saja. Varro takut benihnya digunakan orang lain.
"Nanti aku ke rumah sakit untuk memastikannya"
"Jemput aku, aku ikut"
"Biar aku sendiri, kamu terima beres." sahutnya langsung mematikan telepon
Varro menekan interkom memanggil jimmy untuk datang padanya.
"Jim, masuk"
cek lek
"Ada apa?" tanya jimmy
"Ada jadwal apa lagi setelah jam makan siang nanti?"
"Kosong, hanya beberapa dokumen yang perlu tanda tangan nanti" jawab jimmy setelah melihat tab nya memastikan jadwal varro
"Baiklah, aku mau ke rumah sakit. Jangan sampai presdir tau aku pergi." pinta nya membuat jimmy heran
"Ada apa?
"Sampel benihku waktu itu hilang, barusan sela ngasih tau." seru varro membuat jimmy kaget
"Bagaimana bisa? bukannya disana sangat ketat"
"Justru itu aku juga bingung, bagaimana bisa sampai hilang begitu saja. Kalau sampai digunakan sama orang yang gak bertanggung jawab aku juga yang kena."
"Tapi bukankah ini keberuntungan untukmu?" seru jimmy memandang sahabatnya
"Maksudmu?"
"Bukankah sela berniat melakukan program bayi tabung. Dan bahkan sekarang baru sampel untuk diperiksa kesehatan benih mu saja sudah hilang, ini bisa dijadikan alasan untuk mengulur waktu sampai kita mendapat bukti kecurangan mereka" seru jimmy
"Ya kamu benar." varro menarik ujung bibirnya sarkastik
"Tapi walau begitu aku tetap harus mencari tau tentang hal ini" ucapnya dengan mata menunduk melihat pada jam ditangannya
"Masih ada waktu, cepat berikan dokumennya padaku" pinta nya. Jimmy menganggukan kepalanya kemudian berlalu keluar ruangan itu.
Tak lama jimmy kembali masuk dengan beberapa dokumen ditangannya "setelah ini selesai kamu bisa langsung pergi" kemudian pergi menuju mejanya sendiri
Di rumah zea sedang ber malas-malasan ditempat tidur, padahal hari ini dia ada jadwal ke dokter lagi.
"Ya ampun ZEA" pekik shanum gregetan dengan sahabatnya yang satu itu entah kenapa dari pagi sangat sulit beranjak dari tempat tidur.
"lihat matahari sudah di atas kepala, belum mau bangun juga?" gerutu shanum sambil membuka pintu balkon menunjukan waktu sudah sangat siang.
"5 menit" jawab zea lemas
"5 menit ke seratus yang kamu pinta ze" shanum mendelik kesal dengan tangan berada di pinggangnya
"Ayo buruan bangun mandi, katanya mau ngecek hasilnya" dengan menarik tangan zea supaya bangun dari tempat tidur dan mendorong pelan ke arah kamar mandi
"udah kaya ibu tiri aja si" gerutu zea kesal. Dengan terpaksa dia melanjutkan langkahnya masuk. Mandi dan bersiap .
shanum tertawa mendengar gerutu-an zea, namun mana dia peduli yang penting sahabatnya itu mau mandi.
Sambil menunggu zea selesai, shanum merebahkan tubuhnya di sofa yang ada disana lalu membuka handphone dan berselancar di dunia maya.
cklekkk
Mendengar suara pintu terbuka shanum mengalihkan pandangannya ke arah kamar mandi , dia mengernyit heran "Udah?
"UDAH" tekan zea
"Mandi apa cuci muka ko cepet banget, heran"
"Ya mandi lah" zea melengos berjalan menuju lemari pakaiannya
Shanum memutar kedua bola matanya malas seolah berkata terserah. Yang benar saja mandi secepat kilat gitu apanya yang digosok.
"terserahlah. Buruan siap-siapnya aku tunggu dibawah" ucapnya seraya berdiri mengambil tasnya kemudian berlalu keluar dari sana
.
.
.
Sesampainya di rumah sakit mereka menuju meja resepsionis
"Permisi"
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Dokter danu ada?"
"Kebetulan masih ada, silahkan bisa langsung ke ruangannya saja" ucapnya tersenyum
"Terima kasih" ucap zea kemudian berlalu menuju ruangan dokter danu
Toktok
Zea mengetuk pintu lalu membukanya setelah mendengar sahutan dari dalam.
"Selamat siang dok" sapanya
"Siang" dokter danu tersenyum
"Maaf dok saya datang tidak sesuai waktu yang di janjikan kemarin" sesal zea
"Tidak apa apa, kebetulan saya sudah tidak ada pasien lagi" jawabnya ramah
"Bagaimana apa ada keluhan?"
"Tidak ada dok, semuanya baik"
"Baiklah kita langsung cek usg saja, mari silahkan berbaring disana"
Anggukan zea berikan, lalu beranjak berbaring
Perawat perempuan disana membantu mengoleskan gel khusus di area perut zea. Dokter menempelkan transducer dan menggerakannya di area tersebut.
"Lihatlah, sudah ada kantong janin disini" mendengar itu zea mengalihkan pandangannya pada layar monitor
"Dan bukan hanya satu kantong tapi ada dua kantong janin" membuat mata zea berkaca kaca melihatnya, seolah tidak percaya di perutnya kini ada kehidupan baru.
"Selamat nona zea, program inseminasi nya membuahkan hasil nona zea mengandung janin kembar." ucap dokter danu tersenyum
Pemeriksaan selesai, perawat kembali membantu membersihkan gel diperut zea.
Zea beranjak bangun dati pembaringan berjalan kembali duduk di kursi meja kerja dokter.
"Terima kasih dokter telah membantu saya" ucap zea haru
"Sama sama nona. Jangan lupa tetap menjaga kesehatan, jangan mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang dapat membahayakan janin. Jangan terlalu lelah dan stres."
"Baik dok"
"Kalau begitu saya permisi"
"Silahkan"
zea keluar dari ruang dokter berjalan sambil mengusap perutnya. Masih belum percaya, dia takut ini hanya mimpi. Semua bercampur bahagia, haru, dan takut. Dia senang dengan kehadiran calon buah hatinya, namun dia takut hal ini dapat membuat orang tuanya kecewa dan marah padanya.
"Selamat ze, akhirnya kamu berhasil" ucap shanum dia ikut bahagia mendengar kehamilan sahabatnya
"Makasi" sahutnya
Mereka berjalan ke arah mobilnya.
Dari arah lain seorang pria yang hendak turun dari mobilnya melihat ke arah mereka.
"Zea. Apa yang dia lakukan di rumah sakit. apa ada yang sakit" tanya nya pada diri sendiri
Pria itu hendak menghampiri namun terlambat mobil zea sudah berlalu keluar dari sana memasuki jalan raya.
Dia memutuskan masuk menemui dokter nya. Soal zea nanti bisa dia cari tau lagi.
"Permisi dok" sapa nya
"Ya silahkan tuan varro mari silahkan duduk"
"Bisa langsung jelaskan saja, apa benar sampel benih saya hilang" pintanya
"Sebelumnya saya minta maaf tuan, saya belum sempat memeriksakan sampel nya karena di hari setelah tuan menyerahkan sampel tersebut saya menerima pasien yang melakukan program inseminasi. Dan sangat disayangkan bukan saya yang membantu melakukan prosesnya, namun rekan kerja saya. Pada saat itu sampel tuan varro belum saya serahkan ke laboratorium" jelasnya
"Jadi maksud dokter sampel saya yang di pakai untuk inseminasi itu?" tanya varro bingung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...