Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 12 : Dia Diam Bukan Berarti Lemah
Setelah berbasa-basi singkat Gu Bei mengungkapkan niatnya untuk berpamitan kepada Tuan Kota dan Guang He. Dia beralasan harus pulang dengan cepat karena langit sudah mulai gelap. Namun baru saja dia melangkahkan kakinya terlihat di kejauhan rombongan Keluarga Jian berjalan dari arah gedung ke tempat mereka.
"Tuan Kota!" Jian Shu, kepala Keluarga Jian itu menyapa sambil menunjukkan senyum yang ramah.
Jelas sekali mereka datang untuk bertemu dengan tuan kota. Namun karena tanpa sengaja bersimpangan membuat Gu Bei merasa perlu berinisiatif menegur pria itu.
"Tuan Besar Jian,"
Jian Shu sejenak mengalihkan pandangannya kepada Gu Bei. Dia berhenti dan balik menyapanya. "Tuan Besar Gu. Sepertinya kalian sudah mau pergi." Sambil menatap anggota Keluarga Gu lainnya.
"Benar. Kami harus bergegas karena kediaman kami berada di ujung selatan."
Jian Shu manggut-manggut. "Ya. Kalian memang harus bergegas jika tidak ingin bermalam di perjalanan."
Saat itu Gu Bei terlihat ingin mengatakan sesuatu. Dia ragu, tapi setelah diam beberapa saat dia mulai membuka mulutnya.
"Omong-omong ... Untuk masalah yang tadi, ...."
Ha-ha-haha...
Jian Shu tiba-tiba tertawa dan menyentuh pundak Gu Bei. Pada saat yang sama mengalihkan pandangannya kepada Zhao Yang yang berdiri di samping.
"Tuan Besar Gu. Kau tidak perlu memikirkannya. Masalah di antara anak muda tidak perlu kita para orang tua ikut campur ke dalamnya. Lagi pula aku yakin putraku Jian Yun tidak mempermasalahkannya. Benarkan, Yun'er?"
Jian Yun hanya bergeming mendengar apa yang dikatakan ayahnya. Mata hanya tertuju kepada Zhao Yang, dan terlihat sangat jelas jika dia masih begitu kesal.
Mustahil bagi Jian Yun untuk tidak mempermasalahkan apa yang terjadi di ruang lelang. Baginya itu sebuah penghinaan karena dipermalukan oleh seorang pria yang dicap sebagai menantu tidak berguna.
"Jika Tuan Besar Jian berkata seperti itu maka kami bisa pulang lebih tenang." Gu Bei tertawa dan bergurau.
Begitu selesai dengan apa yang ingin diucapkannya Gu Bei kemudian mengajak anggota keluarga lain termasuk Zhao Yang kembali ke kereta kuda. Mereka berjalan melewati rombongan Keluarga Jian. Semua baik-baik saja, dan tidak ada yang salah sampai Jian Yun tiba-tiba menaruh kakinya berniat mengganjal kaki Zhao Yang.
"Lihat bagaimana kau akan terjatuh seperti orang bodoh. Orang-orang yang masih di sini akan menertawakanmu!"
Jian Yun mengira dengan gerakannya yang cepat Zhao Yang tidak akan sadar.
Namun salah besar. Meski Jian Yun menjulurkan kakinya dengan cepat dan tiba-tiba, tetapi Zhao Yang yang berada di tingkat langit memiliki intuisi yang tajam sehingga mampu membaca niatnya.
Bukan perkara yang sulit jika Zhao Yang berniat menghindar. Tapi dia merasa terlalu sayang jika menyia-nyiakan kesempatan ini.
Alih-alih mengangkat kakinya melewati kaki Jian Yun, Zhao Yang malah dengan sengaja menginjak kaki pria itu dan menekannya sekuat tenaga.
"Arg- ...."
Suara jeritan Jian Yun tertahan. Wajahnya memerah padam saat menatap jejak kaki mengecap pada permukaan sepatunya.
"Badjingan! Beraninya dia menginjak kakiku!!" Dia sangat marah tapi berusaha tidak menunjukkannya.
Akan terlihat memalukan jika dirinya yang berada di tingkat bumi terprovokasi oleh menantu sampah yang bahkan tidak memiliki basis budidaya.
"Sial! Aku tidak mungkin meladeni sampah di hadapan banyak orang. Tapi ...." Jian Yun tak melanjutkan ucapannya dan mulai mengumpulkan Qi hingga membentuk jarum spiritual yang melayang di atas telapak tangannya.
"Sekarang mari kita lihat apa kau masih bisa menghindar atau tidak."
Jian Yun menyeringai. Dia menjadi begitu percaya diri dan mulai mendorong tangannya sehingga tiga jarum spritual berukuran kecil itu melesat dengan cepat.
Whuus...
Suara yang ditimbulkan saat jarum spritual itu bergerak dengan cepat terdengar oleh telinga beberapa orang. Gu Bei, Gu Yi, bahkan Gu Xingyu menoleh ke belakang merasakan fluktuasi energi yang mengarah ke mereka.
Namun bukan benar-benar mereka yang menjadi sasaran. Melainkan Zhao Yang yang berjalan paling belakang dan agak tertinggal.
"Awas!!"
"Zhao Yang ...."
Gu Bei cukup panik, dan berniat membantu dengan menciptakan pelindung untuk menahan serangan jarum spiritual tersebut. Namun sebelum sempat melakukannya, dia terkejut melihat Zhao Yang sudah mengembalikan serangan itu dengan ayunan tangannya.
Whut...
Blam!
Jarum spiritual meledak tepat di samping tempat Jian Yun berdiri. Tangan pria itu tampak gemetar, sementara kedua alisnya agak menyatu dengan ketidakpercayaan. "Mu-mustahil!! Bagaimana dia melakukannya?!"
lanjutkan lg ceritanya thorrrr