[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 05
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Hubungan antar keluarga bangsawan sudah menjadi hal yang lumrah. Bukan hanya dengan keluarga ksatria sampai menikahkan anak mereka, Genevieve adalah keluarga kerajaan yang paling memiliki banyak koneksi
Salah satunya dan yang paling utama adalah keluarga kekaisaran, Levanthor. Mereka merupakan keturunan asli Darian Aranthor, kaisar yang menjadi salah satu pahlawan di Eldhora
Kedekatan yang sudah seperti keluarga, wajar kalau mereka saling mengenal dari kecil. Termasuk Esther Alarion dan Aru. Walau salah satu dari mereka adalah anak pelayan, karena masih sangat kecil mereka berteman dengan siapa saja
Tapi semakin dewasanya seseorang maka sifatnya juga bisa berubah. Semenjak kakak pertama Alarion dinobatkan sebagai kaisar, dia benar-benar menjadi laki-laki yang angkuh dan juga pembuat onar seperti yang Freya katakan
Walau begitu, pastinya ada suatu kejadian yang benar-benar merubah pikiran lelaki itu
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
KRINGG
Esther yang tadinya tengah tertidur pulas langsung jatuh dari kasurnya mendengar suara bel itu
"Bel apa di malam hari?!"
"Ekhem perhatian!. Seluruh murid segera menuju aula utama untuk makan malam dalam lima belas menit!. Jika tidak jangan merasa kesal karena tidak kebagian!"
"Makan malam?!" Esther bergegas
Untungnya saat jam pelajaran selesai, para murid boleh memakai baju apapun asal sopan untuk pergi makan malam. Setelahnya pun mereka ada waktu dua jam sebelum tidur, biasanya dipakai untuk murid-murid yang pacaran
Esther keluar dari kamarnya dan melihat anak-anak perempuan Roylt yang mengobrol di ruang tamu tapi kemudian diam menyadari kehadirannya
Tapi gadis itu tak peduli dan dengan cepat keluar dari asrama Roylt. Ketika keluar dia langsung memeluk dirinya merasa dingin
"Ah sial!. Harusnya aku bawa syal!" Tepat ketika dia berteriak begitu, seseorang memberikan syal berwarna kuning
"Lho?!. Ophelia?!"
"K-kau bilang tadi dingin." Esther tersenyum kecil dan memakai syal itu
Mereka berdua sama-sama berjalan dalam keadaan hening. Sampai tiba-tiba seorang roh datang
"Malam Yang Mulia!" Mereka berdua terkejut, terlebih lagi Esther yang belum terbiasa melihat manusia melayang
"Renji, apa yang kau lakukan disini?!"
"Hm?. Ini kan jalan ke aula utama haha. Oh apa dia temanmu?"
"Dia kakakku. Estheria Genevieve."
Esther tertegun, dia pikir Ophelia malu menyebut siapa dirinya
"K-kakakmu?!. H-halo Yang Mulia, aku Renji dari asrama Ignis!"
"I-iya, kau temannya Ophelia ya. Panggil namaku saja hehe." Esther tersenyum kecil melihat Renji yang terus bicara sementara Ophelia hanya diam, entah mendengar atau malas menyahuti
"Ahh jangan bilang kalian berdua itu lagi." Mereka berdua terdiam. Tiba-tiba wajah Ophelia memerah
"B-bukan begitu!" Renji menatap bingung kedua saudari, dia pikir yang dimaksud Esther adalah soal pertemanan
Padahal bukan begitu pikiran Esther
"Iya betul kok!. Kami itu!" seru Renji yang langsung mendapat amukan Ophelia
Tawa Esther pecah saat itu juga
"Esther." Mereka bertiga terkejut dan berhenti
"M-master Valent!" Ophelia dan Renji sontak membungkuk mengagetkan Esther
"E-eh?. Apa aku juga harus-."
Ophelia mendongak dan langsung mendapat tatapan tajam Valent, dia dengan segera menarik Renji dan pergi terlebih dahulu tanpa bilang apa-apa pada si kakak
"K-kenapa mereka?"
"Kau tak lupa untuk pergi ke ruanganku kan?"
"Eh?. Iya sehabis makan malam kan?. Atau sebelum ya." Esther melirik takut-takut karena tadi dia ketiduran setelah mendapat kamarnya, bahkan tak sempat membereskan barang-barangnya
"Berikan tanganmu."
Esther tersentak dan mengulurkan kedua tangannya. Valent mengeluarkan sebuah cincin emas dan ditaruh di tangan Esther
Awalnya tidak terjadi apa-apa, namun sedetik kemudian keluar cahaya yang sangat menyilaukan mata. Sangking terkejutnya Esther sampai melempar cincin itu dan terjatuh
"A-apa-apaan itu?!" Valent mengambil kembali cincin tadi dan diam
"Pak?"
"Selepas makan malam pergi ke asrama Alkemis, dan temui anak bernama Atlas Redglaver. Bawa ini bersamamu." Valent memberikan bola itu dan pergi begitu saja
"A-aku tak paham, tapi perutku lapar!. Oke makan dulu!"
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Glek
Di Alarice Academy, bukan Roylt yang seharusnya dihindari. Tapi Alkemis. Mereka memang anak-anak pintar tapi juga licik dan diam-diam menghanyutkan
Tak salah kalau sekali lihat bisa membuat merinding. Seperti Esther saat ini yang tak berani masuk ke gedung asrama Alkemis
"Aku tau sih ada roh, tapi hantu itu kan lain juga. Ahh pak Valent juga kenapa menyuruh yang tidak-tidak sih?. Bagaimana caranya aku mencari laki-laki bernama Atlas Redglaver?!"
"Untuk apa kau mencarinya?"
Esther berteriak histeris sampai menarik perhatian anak-anak Alkemis yang baru saja kembali dari makan malam
"K-kenapa tiba-tiba-."
"Jawab pertanyaan ku dulu." Esther menelan ludahnya
"A-ahh pak Valent yang menyuruhku." Laki-laki berambut merah itu mendelik
"Kau memanggil wakil pemimpin akademi 'pak'?. Angkatan berapa kau?"
Esther tertegun baru mengetahui itu, dia mencoba mencari jawaban tapi tatapan tajam laki-laki itu membuatnya tidak berani bicara
"Kenapa master mencari anak Alkemis?"
"Ah u-untuk ini." Esther segera memberikan cincin emas itu tapi anehnya laki-laki itu memundurkan tubuhnya
Esther kembali maju tapi dia terus mundur seolah menghindar
"Kau kenapa?!"
"P-pokoknya jangan dekatkan aku dengan benda keramat begitu!"
"Ha?!. Bagaimana bisa?. Ini emas lho!. Walau agak berkarat."
"CK. Kalau kau memang mau mencari seseorang, harusnya datang saat jam pelajaran. Orang itu sibuk." Laki-laki itu segera berlari kecil masuk ke dalam asramanya sebelum Esther menahan
Esther berkedip saat anak-anak Alkemis menatapnya seperti hewan buas kelaparan
"A-ah aku pergi sekarang kok. S-selamat malam!"
Setelah melihat gadis itu kabur, anak-anak Alkemis langsung tertawa terbahak-bahak
"Padahal dia punya aura Roylt lho, kenapa kabur begitu sih?"
"Haha lucu juga. Oh ya Atlas sepertinya kenal dengannya, lihat kan mereka mengobrol tadi."
"Yahh, kalau mau bertanya pun tak akan dijawab. Atlas itu kan anak paling pintar dan paling sibuk di angkatan kita, bahkan sampai para gadis tak berani mengencaninya."
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Esther sebenarnya bingung kenapa anak-anak Roylt tak ada yang mau berteman dengannya
Sayangnya kelas campuran asrama hanya dilakukan dua kali seminggu, lebih tepatnya hari senin dan jumat, sementara akhir pekan libur
"Hahh bosan." Gadis itu kini duduk di ujung lapangan dan terus menghela nafas bosan
Dia sebenarnya ingin pergi ke asrama Alkemis tapi terlalu takut
"Ahh Freya dan Erynn dimana ya?. Kalau ada mereka pasti asyik."
"Yang Mulia!"
Esther menengok pada Triton, ketua Orion Novare yang berlari ke arahnya
"Sudah kubilang panggil namaku saja, Tonton."
"Kau bahkan lupa namaku. Aku Triton, bukan Tonton." Esther tertegun
"Itu sama!" serunya tak mau kalah. Triton menggeleng
"Kalian latihan lagi?" Triton mengangguk
"Iya, tapi kali ini bareng Alkemis. Hahh kami harus menahan gengsi kalau bersama mereka. Kalau tidak Roylt yah, anak-anak Alkemis yang kami hindari. Ah bukan berarti aku menyinggungmu."
"Gak kok. Boleh aku bergabung?"
Mereka berdua kemudian turun ke lapangan. Esther kagum melihat para penyihir itu tengah bersiap dengan sapu yang diapit kedua kaki
"Hee aku juga ingin."
"Haha kau kan tak punya sihir, dia tak akan bisa terbang tanpa sihir." Esther mengangguk sendu
"Oh lihat itu!"
Perhatian semuanya teralihkan ke lapangan dimana anak-anak Alkemis tengah berlatih. Dahi Esther mengernyit merasa mengenal laki-laki berambut merah yang kali ini berlari ke gawang portal dengan Coreball di tangannya
Tim lawan mencoba menahannya tapi kalah cepat. Tepat ketika para Drogon melesat ke arahnya, laki-laki itu menggesekkan kakinya ke tanah hingga keluar percikan api hijau
SRATT
Semuanya melongo saat dia melesat sekali kedip dan melempar Coreball ke gawang portal. Seluruh anak Alkemis bersorak heboh ditambah ketika laki-laki itu mengeluarkan Flux Crystal dari tangan satunya lagi
"H-hebat," gumam anggota Novare
"Tapi curang!. Hey kalian kan juga penyihir, harusnya lakukan hal yang sama!" seru Esther
"Ahh itu perlu menggunakan waktu karena pengucapan mantra dan juga energi, berbanding terbalik dengan mereka."
Esther terus berseru marah sampai tak menyadari anak-anak Alkemis yang dipimpin Atlas berjalan ke arah mereka
"Kau terdengar seperti sangat ahli. Coba ikut bermain dan kalahkan kami." Esther diam
"Aku tak punya waktu-."
"Kau mencari Atlas Redglaver kan?. Akan ku beritahu dia siapa dan juga kalau kau mundur, bisa-bisa kau semakin dikucilkan anak-anak Roylt karena mencemarkan nama asrama. Bagaimana?"
Anak-anak Alkemis diam-diam tertawa melihat Esther yang tertegun
"Oke, siapa takut."
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...