Cerita ini hanya karangan penulis saja.
Bintang adalah alien yang telah hidup di bumi sudah bertahun-tahun dengan kesendiriannya, dia tidak membutuhkan manusia.
Namun suatu ketika keadaannya memburuk, lama tinggal di bumi membuat kekuatannya melemah, tubuhnya pun sering lemas dan dia tidak bisa kembali ke planetnya karena kehilangan komunikasi dengan alien lain.
Secara tidak sengaja dia bertemu dengan CEO dingin yang mampu mencarger tubuhnya menjadi sehat dan segar. Untuk pertama kalinya dia membutuhkan manusia dan dia bekerja keras supaya bisa bersama lelaki itu.
Akankah dia hidup bahagia bersama manusia yang menjadi sumber kehidupannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha_violet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah Kontrak?
Agra kini duduk di kursi besarnya dengan tangan memijat pelipisnya, dia merasa pusing sekali, padahal dia baru berumur 29 tahun tapi ibunya selalu memaksanya untuk segera menikah, mendesaknya untuk segera memberikan cucu yang lucu.
Dia bisa saja kan membuat bayi sendiri, kenapa harus aku? keluh Agra dalam hati.
Bu Lolita bahkan beberapa kali mengatur kencan buta untuk anaknya yang tampan itu, iya tampan, namun sayang sikapnya yang dingin membuat semua wanita yang mendekatinya menyerah begitu saja.
Sekarang Bu Lolita memaksanya segera menikahi Meira yang merupakan anak sahabatnya itu, dua sahabat dekat yang ingin saling berbesanan.
"Aku harus bagaimana? Aku belum siap menikah, aku harus menemukan wanita yang benar-benar aku cintai setelah kepergian Nadia, tapi rasanya itu mustahil karena hatiku terasa mati rasa," gumam Agra lesu.
"Max, menurutmu aku harus bagaimana?" Tanya Agra pada asisten pribadinya yang kebetulan memang baru saja masuk ke ruangannya.
"Saya tidak mengerti Tuan," Maxim sangat bingung, baru saja masuk dia sudah disuguhi pertanyaan yang tidak jelas.
"Aku lupa belum menjelaskan apapun, tentang permintaan ibuku untuk segera menikah, menurutmu bagaimana solusinya?" Agra
"Sebaiknya anda mencari wanita untuk dinikahi kontrak saja, dengan perjanjian dan kalian tidak terikat satu sama lain, tapi itu bisa membuat ibu anda puas." Maxim
"Kamu pintar Max, sekarang kamu cari kandidatnya, yang pasti gadis itu harus baik dan cocok denganku!" Perintah Agra yang mampu membuat Maxim terkejut.
"Sekarang Tuan? Cocok, yang seperti apa?" Maxim
"Tentu saja harus cantik agar serasi denganku yang tampan, hmm…," ucap Agra dengan bangga, membuat Maxim menatapnya malas.
Maxim pun pergi untuk mencari informasi beberapa gadis baik, cantik, dan diperkirakan mereka mau menjalani pernikahan kontrak.
***
Agra yang sudah mendapatkan solusi, dia kini bisa tersenyum dan bekerja dengan seperti biasanya.
Dua jam kemudian Maxim memberikan beberapa biodata gadis muda cantik dan asal usul yang jelas, bahkan beberapa dari mereka adalah anak orang kaya yang sangat baik babat bibit bebet bobotnya.
"Ini, dia terlalu tua, wajahnya boros Max," keluh Agra lalu melemparkan biodata gadis itu.
"Yang ini, dia pernah mengejarku Max, aku tidak mau jika nantinya aku malah dijebak olehnya," Agra melemparkan biodata lagi.
"Ini… lumayan, tapi dia terlalu kecil Max tingginya masa 153 cm? Tidak cocok denganku, terlalu imut, aku butuh pendamping yang kuat dan tangguh menghadapi keluarga Darmaja dan hidup didalamnya." Agra
"Baiklah, sepertinya saya harus lembur hari ini," keluh Maxim yang berlalu pergi dengan membawa berkas itu.
Saat Maxim keluar, dia terus saja mengomel, memaki Bos dinginnya itu sampai dia berjalan kurang fokus dan menabrak Bintang.
Bintang mengambilkan berkas yang jatuh, dia melihat foto-foto wanita disana. Apa itu yang data orang yang melamar pekerjaan? Pikir Bintang
"Terima kasih," ucap Maxim, namun dia malah menatap Bintang dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, dia yang tidak mau jika harus pusing mencari kandidat lagi, dia membawa Bintang masuk ke ruangan kerjanya.
"Ada apa? Kenapa aku dibawa kemari? Kamu jangan macam-macam ya!" Ancam Bintang.
"Ssstttt…. Aku hanya akan menawarkan mu sesuatu yang sangat menguntungkan, ini sebenarnya biodata kandidat perempuan yang akan dinikahi Bos Agra untuk sekedar menikah kontrak, tapi dia menolak semuanya." Maxim
"Apa? Untuk apa dia melakukannya? Apa sebenarnya Bos mu itu pria tidak normal? Hmm…," tanya Bintang penuh rasa penasaran dia bahkan berdiri mendekati Maxim untuk mencari jawaban.
"Hahaha, tentu saja dia normal, dia hanya muak dengan perjodohan sementara dia belum menemukan wanita yang dia cintai, makanya selama menikah kontrak Itulah dia bisa mencari wanita pilihan hatinya dan juga hidupnya akan tenang dari perjodohan," Maxim menjelaskan.
"Lalu?" Tanya Bintang yang aneh, karena Maxim membawanya keruangan itu.
"Ya, jika kau mau menikah kontrak dengan Bos, aku akan menawarkan nilai kontrak yang menguntungkan, bagaimana?" Tanya Maxim.
"Apa? Apa kau pikir aku wanita yang membutuhkan uang, apa kau kira aku ini miskin? apa kau kira aku wanita gampangan?" Bintang merasa tersinggung, ucapan Bintang cukup menjelaskan kalau dia menolak, Maxim pun membuka pintu untuk mempersilakan Bintang keluar dari ruangannya.
Bintang marah, dia berjalan menuju ruangannya dengan kaki yang sesekali dia hentakkan, dia duduk dengan penuh kekesalan, namun dia tiba-tiba berlari kembali menuju ruangan Maxim.
"Ada apa lagi? Apa kamu belum puas memaki ku?" Tanya Maxim dengan lesu.
"Tidak, hanya saja aku akan mencoba menyetujui pernikahan kontrak itu, tapi aku akan mengajukan beberapa syarat, bagaimana?" Tanya Bintang.
"Benarkah? Baiklah, tapi itupun kalau Bos mau dan setuju menikah denganmu," ucap Maxim yang kini meremehkan Bintang, dasar… tadi bilang tidak mau, apakah tadi dia hanya berpura-pura? so jual mahal, Pikir Maxim.
"Iya baiklah, akan aku tunggu kabar selanjutnya," ucap Bintang yang berlalu pergi, dia harus menurunkan sedikit egonya karena dia memang membutuhkan Agra demi kelangsungan hidupnya, jika pernikah kontrak itu akan saling menguntungkan, itu akan menjadi kontrak yang simbiosis mutualisme, kenapa Bintang menolak? Itu justru kesempatan yang bagus menurutnya.
***
Sementara di ruangan kerjanya, Agra melihat biodata seorang gadis dengan penuh ketelitian, dia tersenyum dan mengangguk menyetujui pilihan Maxim.
"Tuan setuju?" Tanya Maxim untuk lebih meyakinkan dirinya.
"Iya, tidak ada pilihan lain, dan ini sangat mendesak," jawab Agra dengan ketus, namun dia sedikit tersenyum dibalik kertas itu.
"Baiklah, dan ini syarat yang diberikan gadis itu tuan," ucap Maxim memberikan selembar kertas, yang mampu membuat Agra merasa tertantang.
"Berani sekali dia memberikan syarat padaku?, coba aku lihat!" Agra menerima selembar kertas yang diberikan Maxim padanya.
Bersambung …