NovelToon NovelToon
Jodohku Duda Kaya

Jodohku Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Revan Fernando

HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

axcel tantrum

Kembali ke toko roti

" Kamu emang gak ada kerjaan mas? Ngapain ikut ketoko mending cari makan Sana ini udah jam satu lewat loh." ujar Tary kepada Axcel saat terus membuntutinya untuk kembali ketoko roti.

" Temenin, baru mas mau." ucapnya sambil terus mengikuti langkah Tary.

" Aku loh mau balik kerja bukan mau main-main, lagian tadi pas aku lagi makan es cream sama Zayan kenapa kamu gak pergi makan padahal udah aku suruh." omelnya kesel sendiri, perkara makan aja minta ditemenin bak anak kecil.

" Aku ijinin ke mama mau gak? Aku loh laper apa lagi pagi cuma minum susu doang gak ada makan yang lain, gara-gara ngebujuk Zayan sampai lupa makan sampai kantor langsung meeting." ujarnya.

" Salah sendiri gak usah nyalahin orang, pesen aja nanti makan di ruangan mamanya mas kan bisa." ucapnya gak enak jika ia harus ijin untuk menemani Axcel makan, ini aja udah lewat jam makan siang dan ia baru mau kembali ke toko roti.

" Padahal aku pengen ditemenin makan loh." ujarnya berharap.

" Kamu loh bukan anak kecil lagi mas, masa makan aja harus ditemenin."

" Emangnya salah kalau mas minta ditemenin makan?"

" Ya nggak juga tapi masalahnya ini jam kerja mas aku gak enak sama karyawan lain, ini aja udah lewat jam makan siang kita baru mau jalan balik ketoko loh."

Sampainya di depan toko roti mereka semua pun masuk, Axcel membawa Zayan keruangan mamanya yang ada di lantai atas dengan muka ditekuk gara-gara gak ditemenin makan.tary pun pergi ke rung ganti untuk meletakkan dompet dan ponselnya juga punya Clara, tapi saat ia baru masuk kedalam ruang ganti tiba-tiba kak Lia datang dan berucap.

" Enak yah jam segini baru balik ke toko gak liat yang lain udah pada sibuk kerja, mentang-mentang cucunya Bu Nina deket sama kamu, kamu seenaknya masuk kerjanya telat. Jangan-jangan lagi coba rayu papinya juga biar mau nikahin kamu, perempuan kampung saat deket sama orang kaya pasti mau manfaatin udah bosen hidup miskin yah makanya coba deketin cucunya Bu Nina biar bisa nikahin anaknya?" ucapnya sinis, sambil bersedekap dada.

" Aku punya salah apa sama kak Lia, kenapa semenjak aku deket sama Zayan kakak kaya jadi gak suka sama aku?" tanyanya, karena kesabarannya setipis tisu dibagi dua.

" Kamu tuh gak selevel sama keluarga Bu Nina, jadi gak usah sok cari perhatian deh."

" Aku gak ada cari perhatian kok, dan keliatannya Bu Nina juga biasa aja liat aku deket sama Zayan kenapa jadi kakak yang sewot?" ucapnya lalu meninggalkan kak Lia sendirian di ruang ganti.

" Awas aja kamu kalau masih deket-deket Zayan dan cari perhatian ke Bu Nina aku gak akan pernah tinggal diam, Axcel itu cuma buat aku bukan buat perempuan kampung dan udik kaya lo." gumamnya pelan.

" Kenapa datang-datang mukanya sepet gitu.? Gak enak banget dilihat." ujar Bu Nina pada putranya yang datang-datang mukanya udah sepet aja, sedangkan yang ditanya langsung merebahkan badannya di sofa yang ada diruangan mamanya.

" sayang, Papi kamu kenapa ko mukanya sepet banget?" tanyanya kepada cucunya yang masuk bareng papinya.

" Katanya papi laper oma, papi belum makan." jawab Zayan saat ditanya oleh Omanya.

" Kamu belum makan? Kalau belum makan kenapa gak makan malah dateng ketempat mama kerja emang kamu gak ada kerjaan dikantor?" tanya Bu Nina pada putranya.

" Aku loh laper mah dari pagi belum makan." ujarnya lesu.

" Lah terus laper ya makan dong cel, kamu kaya bocah aja mau mama pesenin makan?" ucap Bu Nina, lalu melanjutkan pekerjaannya karena sang putra tidak menjawab pertanyaannya.

" Mah panggilan Tary suruh kesini." pintanya ke sang mama. Bu Nina pun melihat ke arah anaknya apa hubungannya laper sama panggilin Tary keruanganya.

" Lah Tary lagi kerja mau kamu suruh ngapain?" gemes sendiri dengan sang anak, udah punya anak masih aja sikapnya kadang kaya bocah gak mau kalah saing ama anaknya.

" Boy, panggilin mami suruh kesini bentar dong." pintanya pada sang anak, Zayan yang sedang asik menonton kartun pun menatap papinya.

" Kata mami Zayan suruh disini mami mau kerja dulu, nanti kalau Zayan panggil mami kesini ganggu kerjaan mami dong pi." ujar bocah gembul itu dengan wajah polosnya, sedangkan Bu Nina hanya tersenyum melihat anaknya yang terbaring lesu di atas sofa.

" Sebenernya kamu tuh kenapa sih cel segala minta dipanggilin Tary segala, mau minta disuapin makan apa gimana?" tanya Bu Nina ia senang karena kelihatanya Axcel sudah mulai suka dengan Tary.

" Aku dari tadi minta ditemenin makan sama Tary mah tapi ada aja jawabannya, yang gak enak sama temen kerjanya yang lain lah, waktunya kerja lah, bukan anak kecil lagi lah ini lah itu lah banyak banget alasanya." kesalnya, pecah sudah tawa Bu Nina melihat anaknya yang lagi kesal karena tidak ditemani makan.

Ha . . .ha . . . ha

" Mama kenapa sih malah ketawa bukanya bantuin anaknya bujuk Tary buat nemenin aku makan, malah diketawain ." makin merajuk lah putranya.

" Oma, papi kenapa dari tadi marah-marah terus." ucap Zayan sambil melirik kearah papinya berada.

" Sayang, Zayan panggil mami gih bilang dipanggil sama Oma ke ruangan kerja Oma ok." pada akhirnya ia tidak tega melihat putranya yang kelaparan sampai tantrum kaya anak kecil minta dibeliin mainan.

" Nah dari tadi dong mah." ucapnya semangat sambil bangun dari tidurannya sambil membenarkan jasnya yang sedikit berantakan, Zayan pun beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan Omanya untuk memanggil maminya.

" Kamu ini udah besar masih aja kaya Zayan kalau minta sesuatu harus diturutin, kalau gak diturutin ngambek." ucapnya sambil geleng-geleng kepala.

Zayan pun menghampiri maminya yang sedang duduk bersama beberapa temannya, karena sedang tidak ada pembeli.

" Mami." tary dan yang lain pun menengok kearah suara Zayan berada.

" kenapa hmm, kenapa gak main diruangan Oma." ujar Tary ia agak sungkan ke temen kerjanya yang lain.

" Mami disuruh masuk ke tempat Oma, sama Oma." ujar Zayan dengan polosnya.

" Disuruh oma apa papinya anak ganteng?" tanya salah satu temen kerja Tary, membuat Tary sedikit salah tingkah pasalnya temennya itu langsung menatapnya sambil menaik turunkan alisnya.

" Disuru Oma tapi Oma disuruh papi Tante, soalnya papi ngerengek terus ke Oma kaya anak kecil minta dibeliin permen Tante." membuat semua yang ada disitu tertawa terpingkal-pingkal, pasalnya Zayan ngomongnya dengan muka polosnya.

" Kenapa gak Zayan beliin permen aja biar papinya gak ngerengek lagi?" di sela-sela tawanya Clara pada akhirnya bertanya.

" Kan papi bukan minta permen tante tapi minta ditemenin mami makan katanya udah laper." jawab Zayan.

" Udah Zayan sini aja bareng kakak papi biarin aja udah gede ini, masa makan minta ditemenin kalah sama anak kecil." ucap Tary menahan malu, gimana gak malu temennya pada meledeknya gara-gara Axcel yang tantrum minta ditemenin makan, akhirnya Zayan pun ikut duduk ia dipangkuan Tary.

sepuluh menit setelah Zayan keluar dari ruangan mamanya tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kemunculannya, membuat Axcel berdecak kesel." CK cucu mama manggil Tary dimana udah sepuluh menit gak ada tanda-tanda mau masuk keruangan mama." ujarnya kepada mamanya.

" Kamu tuh kenapa sih cel, sabar dikit kenapa?" kesalnya pada sang anak.

" Ini udah lewat sepuluh menit loh mah, coba mama yang panggil dia buat kesini sebelum anak mama mati kelaparan." jawabnya lalu merebahkan badannya lagi di sofa.

" CK, kamu ini gak sabaran." pada akhirnya ia pun beranjak dari kursinya untuk menghampiri Tary, ia tidak tega melihat anaknya yang uring-uringan gak jelas diruanganya mengganggu konsentrasinya mengerjakan laporan keuangan dari cabang toko rotinya.

Saat keluar dari ruangannya ia justru melihat Tary sedang duduk dengan cucunya dia atas pangkuannya bersama teman- temannya karena sedang tidak ada pembeli, melihat itu Bu Nina pun geleng kepala yang satu anaknya gak enakan yang satunya lagi uring-uringan gak jelas bikin pusing kepalanya saja lalu ia pun menghampiri Tary dan cucunya.

" Sayang kan tadi Oma minta dipanggilin maminya suruh kerungan Oma kok malah pada duduk disini gak ada yang keruangan Oma." tanyanya pasalnya sang cucu malah sedang asik bercanda dengan para pekerjanya dengan dipangku oleh Tary.

" Kata mami papi biarin aja udah gede ini." jawabnya dengan muka polos, membuat Tary merasa tidak enak terhadap Bu Nina.

" Nak samperin dulu gih keruanga ibu, ibu pusing liat dia uring-uringan di atas sofa gak jelas." ujarnya pada Tary.

" Samperin gih calon suaminya yang lagi tantrum." bisik temen tary sambil menyenggol bahunya pelan.

" Iya Bu bentar, ibu duluan aja nanti saya nyusul." ucap Tary pada akhirnya tidak bisa menolak, apalagi sampai Bu Nina sendiri yang menghampirinya.

" Baiklah ibu masuk dulu yah, jangan lama-lama kasian anak ibu tantrum gak jelas udah kaya bocah minta di beliin permen gak sabaran." Tary pun tersenyum canggung ke arah Bu Nina.

"Iya Bu."

Setelah Bu Nina masuk Tary pun jadi bahan candaan temen-temennya, gak nyangka kalau anak pemilik toko roti tempat mereka kerja bucin mampus ke Tary. Sedangkan dari arah lain Lia yang melihat semua itu mengepalkan tangannya menahan emosi.

" Aku bakalan buat kamu di pecat dari toko roti ini, liat saja apa yang bakal terjadi karena sudah berani-beraninya menggoda lelaki idamannya.

" Cie. . Cie ada yang tantrum minta ditemenin makan nie yeh." ucap salah satu temanya.

" Masih ada stok duda yang kaya anaknya Bu Nina gak sih? Kalau ada mau satu lah buat dibungkus." ujarnya lalu mereka pun tertawa.

" Dikira nasi bungkus kali mau di bungkus."

"Tar, kasih tip dong gimana caranya meluluhkan hati mas duda?"

" Cie ayangnya minta ditemenin makan nie yeh." candaan demi candaan dari teman temanya pun membuat Tary jadi salah tingkah.

" CK apaan sih dah ah aku masuk dulu keruangan Bu Nina, ayo Zayan kita keruangan Oma gak usah dengerin tante-tante yang pada gak jelas." ujarnya beranjak dari duduknya sambil menggendong Zayan ala koala.

" Cie mau nyamperin ayangnya nie yeh." Tary pun terus berjalan tanpa menghiraukan candaan-candaan dari temanya, sesampainya di depan pintu Tary pun mengetuknya.

Tok . .tok . . .tok

" Masuk." sahutnya dari dalam, Tary pun membuka pintu dan masuk sebelum ia menghampiri Axcel yang masih terbaring di sofa ia pun menutup pintunya.

" Nak kamu liat sendiri pacar kamu tantrum kaya gitu bikin kepala ibu pusing, mana gak berhenti ngoceh mulu kamu bujuk deh biar mau makan." ujar Bu Nina membuat Tary merasa sungkan, Tary pun menghampiri Axcel dan duduk di sofa yang ditiduri Axcel ia duduk di belakang punggung Axcel sambil memangku zayan. Karena dia tidur menghadap kerah sandaran sofa.

" Mas, makan gih udah mau jam dua loh, mau makan apa aku pesenin jangan jadi Zayan kedua deh masa makan aja harus di bujuk." sambil menggoyangkan pundaknya pelan, tapi yang diajak bicara tidak menyahut sama sekali.

" Mas, ayo lah jangan kaya gini kamu mau makan apa? Nanti perut kamu sakit loh." Tary yang tidak sabar pun berkata lagi.

" Kalau gak mau makan ya udah aku balik kerja lagi, terserah kamu mau makan apa gak kalau sakit juga kamu yang ngerasain bukan aku." ujarnya lagi, tapi saat tary akan beranjak dari duduknya Axcel pun membalikkan badannya lalu memeluk tary dari belakang sambil tiduran. Sedangkan Bu Nina yang melihat kelakuan anaknya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, baru kali ini ia melihat anaknya semanja itu sama perempuan sebelumnya sama mantan istrinya gak semanja ini apalagi istrinya sangat sibuk dan tidak pernah memberikan perhatian terhadap anak dan cucunya.

Deg

Tary yang dipeluk oleh Axcel dari belakang merasa jantungnya berdetak sangat cepat.

" Yang mas laper dari tadi loh, mas udah nungguin kamu kamunya gak datang- datang tega banget." ucapnya dengan suara parau menahan sesak di dada, ia merasa di abaikan oleh pacarnya, Tary pun merasa bersalah karena menolak untuk menemaninya makan bahkan sampai jam dua lewat Axcel belum makan.

" Aku minta maaf udah buat mas nahan lapar dari tadi, mau makan apa hmm?" katanya dengan lembut, sambil mengusap lengan kekasihnya.

Deg

kini giliran jantung Axcel yang berdebar-debar karena ucapan Tary yang lembut dan perhatian.

" Apa aja tapi temenin makan." pintanya seperti anak kecil.

" Ya udah aku pesenin makanya dulu, beneran apa aja gak masalah?" ucapnya lagi untuk memastikan.

" hmmm." Tary pun membuka aplikasi pesan antar makan, sambil menunggu makan datang Tary pun membuka obrolan dengan Bu Nina.

" Maaf Bu besok kan ada kegiatan di sekolah Zayan dan Zayan minta saya buat ikut apa ibu gak keberatan." tanyanya hati-hati, sedangkan Axcel masih saja tiduran sambil memeluknya.

" Kenapa ibu harus keberatan justru ibu berterima kasih ke kamu karena udah mau menuruti kemauan Zayan, ibu juga pengen liat cucu ibu bahagia dan kebahagiaan itu ada bersama kamu. Zayan benar-benar butuh kamu ibu harap hubungan kalian segera diresmikan jadi kamu bisa tinggal bareng Zayan, bisa punya banyak waktu untuk Zayan." ucapnya dengan tulus.

" Kenapa ibu begitu mudah percaya dengan saya padahal saya kerja dengan ibu belum ada satu tahun, apa ibu gak takut kalau nanti saya jahat ke cucu ibu? Dan saya juga gak punya pengalaman menjaga anak kecil karena saya sendiri anak tunggal." ucapnya meminta penjelasan ke pada Bu Nina.

" Mungkin ibu baru kenal kamu belum cukup lama, tapi ibu bisa lihat kalau kamu tulus sayang ke cucu ibu hati seorang anak kecil tidak bisa berbohong jika orang itu baik pasti anak akan nyaman tapi sebaliknya jika hati orang itu jelek pasti anak juga gak akan mau dekat. Zayan sudah sering ibu kenalkan ke anak-anak temen ibu siapa tahu diantara Meraka ada yang bisa jadi ibu sambung buat cucu ibu tapi Zayan selalu menolak, karena kebanyakan dari mereka hanya ingin dengan Axcel tidak dengan anaknya maka saat ibu melihat kalian berdua dekat hati ibu tersentuh, kamu yang masih muda tapi bisa bersikap keibuan sedangkan yang banyak ibu kenalin ke Zayan ia akan mengeluarkan sifat aslinya kalau gak ada ibu atau Axcel kamu pasti binggung kenapa ibu berbicara seperti itu sus Ratna sering bilang kalau ada Axcel atau ibu mereka bersikap baik pura-pura perhatian ke Zayan tapi kalau gak ada ibu mereka langsung cuek terhadap zayan.

1
Riabunda Nai
jangan lama2 lanjutannya ya thor 😭😭
Evi Lusiana
suka karakter si tary tegas gk lemah
Ratu Lilys S
authooor ini cerita apakah sudah Tamat? kok cerita y cuma begitu mana kelanjutan y
mentary: tunggu yah kak soalnya aku Nyambi kerja
total 1 replies
Riabunda Nai
lanjut dong thor ..
mentary: ok ditunggu yah kak
total 1 replies
Ratu Lilys S
seru nich cerita y authooor 👍👍
mentary: terimakasih udah baca cerita aku terus pantengin cerita aku yah kak🙏🙏
total 1 replies
Mưa buồn
Hebat deh penulisnya!
mentary: terima kasih
total 1 replies
Nurqaireen Zayani
Menyentuh jiwaku
ciara_UwU
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!