Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
Zara mendorong pintu ruangan pimpinan perusahaan tersebut. Dia muncul dengan wajah yang tersenyum dan beberapa berkas yang sudah dia teliti di tangannya.
"Selamat siang pak, saya mengantarkan berkas-berkas yang bapak minta. Dan ada juga laporan dari divisi pemasaran yang tadi dititipkan kepada saya," ujar Zara dengan sopan dan secara rinci memberikan penjelasan.
"Taruh saja di situ," ujar Tomo Maheswara.
Laki-laki paruh baya yang menjadi pimpinan perusahaan MH tersebut seusia dengan ayah Zara. Dan Zara bekerja di MH juga karena rekomendasi dari sang istri, Alin Maheswara.
Zara Salsabila adalah putri dari sahabat baik mereka. Dan baik Tomo maupun Alin begitu menyayangi Zara seperti putri kandung mereka sendiri. Karena mereka berdua hanya memiliki satu anak. Putra tunggal mereka itupun juga memilih tinggal di luar negeri setelah rumah tangganya mengalami prahara yang begitu dahsyat. Sehingga cukup mengguncang jiwa sang anak.
"Iya Ra, nanti kamu sibuk tidak?" tanya Pak Tomo menatap ke arah Zara.
"Tidak pak, memangnya ada apa?" Zara bertanya balik kepada atasannya yang berada seperti berhadapan dengan ayahnya. Tetapi Zara tetap bersikap profesional.
"Sore ini Aven pulang dari Amerika. Dan kebetulan sekali paman tidak bisa menjemputnya. Kamu bisa kan jemput Aven di bandara?" tanya Tomo menatap Zara lekat.
Pria paruh baya itu begitu ingin Zara bisa memenuhi permintaannya tersebut.
"Eh, bang Aven balik ke Indonesia?" tanya Zara lirih.
"Iya, kamu bisa ya Ra? gantikan paman menjemput anak itu," ujar Pak Tomo lagi dengan sedikit memaksa Zara untuk bisa menjemput putranya di Bandara.
Karena tidak enak menolak permintaan dari atasannya tersebut. Akhirnya Zara menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.
"Terimakasih Ra, nanti kamu akan diantar sopir untuk menjemput anak itu. Pesawatnya akan sampai jam lima sore nanti," ujar Pak Tomo dengan senyum yang mengembang.
"Baik pak, kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya," pamit Zara dan pak Tomo menganggukkan kepalanya.
Huh...
Zara menghela napasnya panjang. Kenapa malah jadi menjemput orang di bandara segala. Makin nambah pekerjaan Zara hari ini.
Bang Aven?
Bukankah dia sudah lama tinggal di luar negeri. Mendadak balik ke Indonesia, apakah ingin menggantikan posisi sang ayah? Ah, Zara malas memikirkan hal itu. Lagian juga untungnya buat dia apa?
Zara kembali melangkah menuju meja kerjanya. Karena masih banyak yang harus dia selesaikan sebelum nanti jam lima.
......................
Sementara itu di sebuah apartemen mewah di tengah kota.
Dua anak manusia sedang saling berlomba mencapai kepuasan dan kenikmatan yang ingin mereka gapai. Berkali-kali suara jeritan itu terdengar. Namun, bukan jeritan ketakutan melainkan jerit kenikmatan yang di timbulkan dari gesekan yang semakin membuat panas suasana.
"Ahh... ahh...Azka," suara manja Widia membuat Azka tidak bisa untuk tidak menyerang bibir mungil yang sudah menjadi candunya tersebut.
Ciuman yang menuntut dan terus menuntut membuat Widia berusaha keras untuk bisa mengimbangi perilaku Azka yang begitu ganas saat dirancang bersamanya.
Tidak hanya itu saja, Widia juga selalu bisa mengerti apa yang Azka inginkan. Dia bisa menjadi cewek yang polos maupun ganas di atas ranjang. Segala fantasi yang diinginkan oleh Azka selalu dipenuhi oleh Widia. Yang ada di otak Widia hanya satu, kepuasan Azka.
Seperti siang ini, dia meminta ijin dengan alasan ada keluarganya yang mendadak sakit dan masuk rumah sakit. Untuk bisa memenuhi fantasi Azka yang memintanya melayani dirinya. Azka mendadak ingin melakukan itu setelah menonton sebuah video yang membuat dia panas dingin. Dan hanya Widia yang mampu membuat fantasi yang sudah membuatnya meriang itu tersalurkan.
"Ahh....aahh... sayang... Jang...an..." suara-suara manja itu seperti seolah-olah dia tidak ingin Azka menyentuhnya. Tetapi kontak fisik keduanya justru sebaliknya.
Azka semakin kuat meng hujam tubuh yang ada dibawahnya. Sedangkan Widia juga ikut membantu Azka mencapai apa yang dia inginkan.
"Kamu nikmat Widia... sangat nikmat," racau Azka yang sudah merasa di awang-awang.
Mendengar ucapan Azka semakin membuat Widia bersemangat menyatukan tubuh mereka. Dia memeluk erat punggung Azka dan semakin menjerit-jerit meronta padahal dia menikmatinya. Sangat menikmati betapa gagah dan kuatnya sekarang Azka Ramadhan.
Bahkan dia yakin kalau Azka melakukan hubungan fisik hanya dengan dirinya saja. Lelaki yang awalnya malu-malu saat berhubungan itu ternyata kini setelah beberapa kali mereka beradu fisik. Tampak betapa banyak fantasi liar yang ada di benak Azka.
Lagi-lagi suara manja menggoda dinyanyikan Widia agar pasangannya semakin bersemangat. Benar saja kalau apa yang dia lakukan membuat Azka semakin kuat.
Rintihan Widia adalah penyemangat Azka yang tiada habisnya. Itulah yang membuat azka tidak mampu melupakan Widia. Karena widia mampu memberikan apa yang tidak mungkin dia dapatkan dari sang kekasih, Zara.
Zara hanya ingin berhubungan kalau hubungan mereka sudah sah. Dan Azka tidak mampu menahan sampai dia menikahi Zara. Karena godaan dari Widia membuatnya terlena. Sampai saat ini mereka selalu melakukan hal nikmat dibelakang Zara. Dan ketika bersama Zara keduanya tampak seperti orang asing yang tak begitu mengenal.
"Widiaaaaa...."
Teriakan panjang Azka menunjukkan bahwa dia sudah menumpahkan cairan kenikmatan itu di dalam wadah Widia dengan semburannya yang begitu dahsyat. Widia tersenyum puas karena dia telah berhasil membuat Azka begitu memuja tubuh dan juga keahliannya di atas ranjang.
Widia memeluk tubuh Azka yang basah oleh peluh dengan erat.
Widia begitu menikmati hubungan gelap keduanya. Karena dia sejak awal sudah jatuh hati dengan kekasih sahabat baiknya tersebut. Dia awalnya mengira jika Azka adalah lelaki yang sulit untuk didekati. Ternyata dengan tubuhnya yang indah lelaki itu kini takluk dalam pelukannya.
Widia mengelus dengan sayang tubuh Azka yang masih mendominasi di atas tubuhnya. Lelaki itu tampaknya begitu lelah setelah bertempur dengan Widia begitu hebatnya. Tampak ruangannya kamar itu begitu berserakan dengan baju keduanya. Ya, begitulah sisi liar seorang Azka Ramadhan yang mungkin Zara sendiri tidak mengetahuinya sebagai sang kekasih.
"Capek sayang?" tanya Widia yang sudah kembali menormalkan deru napasnya. Lumayan juga siang ini dia melayani seorang Azka yang berfantasi agar Widia menjadi cewek yang polos dan diminta berpakaian seperti seorang suster.
Azka yang masih menelungkupkan kepalanya di ceruk leher widiapun menggeleng. Dia mengecup leher jenjang Widia yang sudah banyak tanda cinta darinya tersebut.
"Aku masih ingin melakukannya. Kita lakukan di tempat biasa ya?" pinta Azka yang sepertinya sudah kembali ingin mengajak Widia bertamasya kembali.
"Waktuku hanya tinggal satu jam lagi. Aku harus kembali ke kantor, sayang," pinta Widia dengan nada manja.
"Kamu pindah saja ke kantorku biar kita bisa sewaktu-waktu melakukannya tanpa perlu ada batasan waktu segala," ujar Azka yang tampak kurang puas dengan service yang Widia berikan.
"Lepaskan Zara, maka aku akan pindah ke kantor mu sayang," pinta Widia sambil membelai pipi Azka dengan lembut.
Azka mendengus mendengar apa yang Widia katakan. Dia masih merasa berat melepaskan gadis yang sudah lama dia incar tersebut. Zara adalah gadis yang dia impikan sejak duduk di bangku sekolah. Widia tahu kalau Azka masih sulit memenuhi permintaannya tersebut. Karenanya dia melakukan segala cara agar Azka benar-benar merelakan Zara. Dan hanya ketergantungan dengan dirinya.
"Aku akan menuruti kemauanmu. Asalkan lepaskan Zara," pinta Widia sambil mencium pipi Azka dengan mesra.
❤️❤️❤️
TBC