NovelToon NovelToon
Menggoda Boss Arogan

Menggoda Boss Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Badboy / Cintamanis / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 5
Nama Author: RizkiTa

Sekuel SEKRETARIS KESAYANGAN

~

Meira pikir, setelah direktur marketing di perusahaan tempat dia bekerja digantikan oleh orang lain, hidupnya bisa aman. Meira tak lagi harus berhadapan dengan lelaki tua yang cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi.

Kabar baik datang, ketika bos baru ternyata masih sangat muda, dan tampan. Tapi kenyataannya, lelaki bernama Darel Arsenio itu lebih menyebalkan, ditambah pelit kata-kata. Sekalinya bicara, pasti menyakitkan. Entah punya masalah hidup apa direktur baru mereka saat ini. Hingga Meira harus melebarkan rasa sabarnya seluas mungkin ketika menghadapinya.

Semakin hari, Meira semakin kewalahan menghadapi sikap El yang cukup aneh dan arogan. Saat mengetahui ternyata El adalah pria single, terlintas ide gila di kepala gadis itu untuk mencoba menggoda bos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kopi

“Sekretaris, ke ruangan saya sekarang!”

mendapat titah demikian, Meira melangkah, mengikuti perintah si bos pagi itu. Oke, hari ini dia mencoba bersikap tenang. Tahan emosi, dan harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang pekerja, seorang bawahan, yang harus siap menerima perintah kapan saja.

“Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Meira dengan ramah, kedua tangannya dia satukan dan dia letakkan di depan, sikapnya harus terlihat sopan.

“Kamu lupa sesuatu?” tanya Darel, sambil membuka jas, dan menggantungnya pada tempatnya.

Meira terlihat berpikir dan mengingat-ngingat, apa yang di maksud Darel. Matanya membulat, ketika dia ingat sesuatu yang belum dia kerjakan. Meira menoleh ke arah pintu. Ya, dia lupa soal papan nama yang belum terganti.

“Maaf Pak, saya lupa. Akan saya bereskan hari ini.” dia sedikit membungkukkan badannya sebelum

pergi meninggalkan Darel.

“Bukan hanya papan nama, tapi saya juga nunggu kabar dari kamu, soal desain interior ruangan ini.”

Meira memejamkan matanya sekilas, kenapa dia jadi mendadak oon dan banyak lupanya. Apa karena penampilan bos barunya ini cukup menyihirnya, hingga dia lupa cara berkonsentrasi.

Darel menatapnya dengan tatapan serius, lelaki itu sudah duduk di kursi kebesarannya.

“Ah, soal itu, Pak. Saya sudah hubungi dua penyedia jasa desain interior terbaik, sesuai yang bapak mau. Tapi, jadwal mereka sedang cukup padat dan bisa bertemu untuk konsultasi, sekitar tiga hari lagi. Saya juga sudah coba hubungi yang lain, tapi jawabannya sama. Itu untuk dua penyedia jasa desain terbaik di kota ini, yang saya tau. Saya harap, bapak sabar menunggu.” Jelas Meira panjang lebar, tanpa terbata.

“Batalkan semuanya!” titah Darel sesukanya.

“Pak, tapi, saya sudah janji dengan mereka. Tiga hari lagi, mereka datang ke sini—“

“Saya butuh cepat, kalau begitu, saya pakai jasa teman saya aja.” tegas Darel. Lalu melirik Meira sekilas, dengan ekor matanya. Dia tidak suka dan tidak sudi mengunggu terlalu lama. Jika, dia menginginkan sesuatu, maka dia harus mendapatnya saat itu juga

“Baiklah Pak,” sahut Meira pasrah, lalu memikirkan bagaimana cara dia bisa membatalkan pertemuan dengan mereka.

“Kamu boleh keluar, nanti saya panggil lagi.” Darel mengibaskan tangannya ke udara, seperti tanda mengusir Meira.

“Iya, Pak. Kalau panggil saya, via intercom telepon aja ya.” usul Meira, tanpa bermaksud apapun, dia hanya ingin memberi saran dan cara yang mudah.

“Nggak usah di ajarin, saya juga ngerti, kamu pikir, saya ini orang awam?” hentak Darel, tidak terima dengan pernyataan Mei yang seakan menganggapnya bodooh.

“Maaf Pak, saya hanya mengingatkan.” Meira mundur beberapa langkah. “saya permisi, Pak.” ucapnya sebelum pergi.

Lelaki itu, sedari tadi enggan menatap sekretarisnya. Namun saat Meira berbalik, dia mengambil kesempatan untuk menatapnya, walau hanya sekedar bagian belakang, bukan wajah.

Syukurlah, dia bukan tipeku sama sekali. Darel bergumam. Ya, sebab Meira memiliki bentuk tubuh yang biasa saja, bukan menjulang tinggi dan langsing bak model. Tingginya standart wanita Indonesia pada umumnya.

\~

Mata Meira fokus menatap layar komputer, memeriksa dan membaca kembali isi kontrak kerja sama yang akan mereka tanda tangani beberapa hari ke depan.

telepon di atas mejanya berbunyi, dengan sigap Meira mengangkatnya. “Pagi, Meira Amanda, sekretaris direktur marketing, ada yang bisa di bant-“

“Kopi,” sahut lelaki di seberang sana tanpa basa-basi langsung mengakhiri panggilan.

Tanpa harus berpikir keras, Meira sudah paham itu siapa. Sayang sekali Meira tak terpikir soal hal kecil demikian. Biasanya bos lama Meira tak pernah minum kopi, dia membawa minuman sendiri, bekal dari istrinya, sejenis jamu-jamuan. Meira lupa kalau bos mudanya ini, berbeda.

Lima belas menit kemudian, Meira masuk ke ruangan atasannya dengan membawa secangkir kopi panas.

“Permisi, Pak.” ucap Meira sopan, dengan hati-hati dia melangkah sambil membawa pesanan Darel. “Karena ini, pertama kalinya saya menghidangkan kopi untuk orang lain. Jadi, saya belum tau pasti bagaimana selera Bapak, apakah ini terlalu manis, atau masih kurang manis-“

“Kenapa kamu nggak nanya dulu sebelum kamu siapkan? bukan kopi hitam begini yang saya mau, tapi Espresso.” Darel mendesah kesal, masih pagi, sudah ada saja yang membuatnya enggan melanjutkan aktifitas.

“Maaf saya salah, nggak bertanya sebelumnya-“

“Ya, memang kamu salah.” tegas Darel.

“Saya carikan Espresso sesuai yang bapak mau, tunggu sebentar ya Pak.” ucap Meira dengan lembut, ini baru hari pertama Darel menjadi bosnya. Memang lumayan membuat sakit kepala, tapi sekali lagi, Meira harus tahan.

Tanpa menunggu jawaban Darel, Meira keluar, dan membawa kembali secangkir kopi yang sudah dia siapkan, karena merasa itu mubazir jika di buang, maka Mei memutuskan meletakkan kopi itu di atas mejanya. Padahal, dia juga belum pernah minum kopi, tanpa ragu, Mei menyeruput kopi panas buatannya sendiri. “Enak kok, dia aja yang belum nyobain, huh. Kalau nyoba, pasti ketagihan dengan kopi buatanku.” Meira menggerutu, di sertai kepercayaan diri yang cukup, tanpa sadar ada seseorang berdiri di belakangnya.

“Percaya dirimu, patut di acungi jempol.” ucap lelaki itu. lalu kembali masuk ke ruangannya, entah apa tujuannya keluar dari ruangan.

Meira hanya mengangguk, lalu menghubungi OB melalui telepon, agar membelikan kopi sesuai pesanan bosnya. Untung saja di deretan gedung kantor mereka ada kedai kopi, jadi lelaki itu tak harus menunggu lama, dan Meira tidak akan di omeli lagi.

\~

jangan lupa likenya, sayang😘

1
Trimulyati Trimountea
lama" jd bucin
Ely
Hallo othor aku.mampir ya
inayah machmud
kesenangan nih pak bos sengklek darel kena grebek orang tua nya.🤭🤭😄😄😄😂😂😂😂
inayah machmud
ya ampun pak bos sengklek tho the points banget 😂😂😂🤣😂🤣
@df27
😭🤣
Ra~~~~~
kurang sadis ah hukumannya
Ellya Muchdiana
kasih kesempatan sama si Darel, asal dia mau berubah dan tidak selingkuh
Ellya Muchdiana
main tuduh yg belum ada buktinya, si Darel ini bodoh yg mudah percaya orang asing
Ellya Muchdiana
Si Darel lugu atau bego
Ellya Muchdiana
lanjut thor,,, nanti Meira hamil
Ellya Muchdiana
horang kaaya mah bebas /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Partini Minok Nur Maesa
gmn ko kembaranya kanaya thor
Partini Minok Nur Maesa
klo f
dirahasiakan knp kekantor satu mobil
Partini Minok Nur Maesa
penderitaan siap dimulai
Partini Minok Nur Maesa
seru
Partini Minok Nur Maesa
siap thor bonus visual dong
mardiana sari
bener kan filling aq pasti si nia.emang iblis.
mardiana sari
pasti ulahnya nia.lagian bodoh bgt ngapain ngundang nia ud jahat sm loe.bodoh.
mardiana sari
musuh dlm selimut si nia.makanya jgn pernah percaya sm org walaupun sahabat.bs nusuk dr belakang pernah ngalamin ky gni.intinya jgn terlalu percaya sm org walaupun org dkt sekalipun justru malah menyakitkan.
Ranny
seharusnya kau jangan percaya Darel kan kau tau sendiri kalau kau yg pertama kali mengambil perawannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!